05

2.9K 359 135
                                    

Aku menggeliat dan melenguh pelan saat mendengar dering ponsel yang begitu menggangguku. Dengan mata yang masih tertutup aku meraba sekitarku, mencari ponsel yang entah kuletakan di mana. Setelah beberapa lama aku menemukannya, segera aku menggeser tombol hijau lalu menempelkan ponselku di telinga.

"Halo," sapaku dengan suara serak khas bangun tidur.

Tak ada jawaban dari sebrang sana membuatku mengernyit.
"Halo?" Sapaku lagi kali ini dengan suara yang agak dikeraskan. Mataku masih sangat berat untuk dibuka.

'Baru bangun?'

Sontak mataku terbuka lebar mendengar suara di sebrang sana, aku menatap ponselku horor, lalu menempelkannya lagi setelah mendengar seruan dari sana.

'Kamu gak papa?'

"Hah engga engga, aku ngga papa," jawabku cepat.

Nyatanya aku ada apa apa setelah melirik jam yang sudah menunjukan pukul setengah sepuluh pagi. Sangat sangat terlambat untuk ke sekolah. Jadi aku tertidur dari kemarin pukul satu siang sampai sekarang sudah berganti hari dan pukul setengah sepuluh pagi?

Sial. Aku tidur atau mati sih?

'Beneran? Katanya kemarin kamu pingsan? Iya?'

Ucapannya membuatku agak tersenyum geli. Jelas-jelas dia sendiri yang membawaku ke UKS, lalu kenapa harus bertanya?

"Iya, kata Hana kemarin Malvin yang gendong aku." ucapku dengan menyebut nyebut nama Malvin, ingin tahu bagaimana reaksinya.

Cukup lama dia diam membuatku menggigit bibir, kemudian aku mendengar suara helaan nafas dari sana.

'Jangan suka deket-deket cowok lain. Aku cemburu.'

Oh jadi cemburu sama diri sendiri ngga dosa ya? Oke hmm cukup tau.

"Yee salahnya sendiri kamu gak bisa ada kalau aku butuh." selorohku tanpa pikir panjang.

'Maaf,' gumamnya yang malah membuat jantungku mencelos. Astagaa, aku bicara apa tadi?? Bodohh Qiandra bodoh!

"Eh, maaf aku ngga bermaksud." ucapku sungguh-sungguh, mendengar suara lesu dari sana membuatku merasa sangat bersalah.

'Ngga papa, kamu mandi dulu gih, habis itu sarapan. Aku mau lanjutin kegiatanku dulu.'

Aku kembali merutuki kebodohanku dalam hati. Tapi bagaimana lagi, seseorang yang baru bangun tidur pasti belum sadar sepenuhnya. Huhuhuu maafkan aku Avin.

"Maaf, kamu marah ya?"
Ucapku dengan suara bertambah serak, serasa ingin menangis saja rasanya.

'Enggak sayang, aku memang masih ada kegiatan habis ini.'

Aku mengangguk meskipun tahu bahwa Avin tidak bisa melihatnya, "Yaudah kalau kamu sibuk, semangat hari ini."

'Iya, kamu juga, Bye sayang.'

Tut

Sambungan terputus dengan bibirku yang mengerucut sebal. Jika seperti ini caranya aku sama saja seperti menjalani Long Distance Relationship. Padahal aku sangat sangat sangat, oke garis bawahi, sangat sangat sangat anti dengan yang namanya LDR. Lebih baik putus hubungan sementara dengan kekasih meskipun aku sangat mencintainya lalu menunggu hingga dia bisa kembali pulang dan kami menjalani hubungan lagi.

Tapi di sini berbeda kasus, Avin seperti sengaja tidak ingin menemuiku dulu dan membuatku penasaran sehingga kuat menjalani hubungan ini meskipun bukan LDR. Huhh memikirkannya membuat otakku lelah seketika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY UNKNOWN BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang