10.Airin

136 9 0
                                    

Dia bukan milikmu lagi, jadi jangan salahkan aku jika dia berpaling padaku ~Airin

**Parkiran

Braakk..

"Dasarr cewe ga tau malu"

"Aduhh,, rambut gue!" Sentak Rere kesal

"Lo bukan siapa-siapa El lagi ya. Ga usah gatel jadi cewe" Balas Airin

"Ngomong apaan sih? Kaga ngerti gue" ucap Rere

"Lo gatau atau pura pura gatau ? Haah??"

"Ga jelas banget lo sumpah." Lanjut Rere

"Inget ya, gue bakalan ganti posisi lo dihati El. Lo gabakal bisa lagi misahin gue sama El." Ujar Airin

"Serah. Lo naksir? Ambil!" Sentak Rere

" Jadi maksud lo apa, nyalonin diri jadi sekretaris OSIS? Biar bisa berduaan terus sama El? "Lanjut Airin

" Sumpah. Gue ga ngerti apa apa" jawab Rere polos.

"Gue ingetin sekali lagi. Dia bukan milik lo lagi. Jangan salahin gue, kalo dia bakal berpaling sama gue" jawab Airin

Dengan hati yang geram Airin pergi begitu saja. Rere yang masih bingung akan perkataan Airin ntah apa yang sedang terjadi. Rere pun memutuskan kembali kekelas

***Kelas

"Ciee Rere..." sorak teman-teman sekelas

Rere yang semakin bingung akan perlakuan teman temannya tersebut

"Lo pada kenapa sih? Kesambet apaan?" Tanya Rere

"Lo ga liat mading?" Tanya Gita

"Mading? Kaga" jawab Rere

" Biar lo ga bingung, mending lo pergi kemading deh. Disono ada pengumuman fungsionaris OSIS" Ujar Tina

Dengan segera, Rere pergi menuju mading untuk mencari tau apa yang terjadi.

"Hahhh?? Ini nama gue? Kok bisa? Nyalonin aja kaga" batin Rere bingung

Nama Rere terpajang dimading sebagai sekretaris OSIS ditahun ini. Setelah terpilihnya ketos baru, pembina OSIS memberi mandat kepada ketos untuk memilih anggota anggotanya.

"Ini pasti ulah manusia laknat itu" batin Rere

Kriiiinggg....
(Bel pulang)

Terlihat dipojok kelas Rere seperti terburu buru setelah mendengar lonceng pulang berbunyi.

"Woyy buru-buru banget Re mau kemana?" Tanya Gita

"Gue ijin piket ya bye.." ucap Rere

"Lah ini gimana? Tumbenan deh" ucap Vitaa

Langkah Rere yang terburu buru ternyata menuju parkiran. Terlihat El yang sedang duduk di motor kesayangannya dengan teman temannya sambil berbincang bincang.

"Woyy. Maksud lo apaan?" Sentak Rere

"Waahh,ada kemajuan nih. Si El di samperin mantannya " gurau Andra

"Diem lo!" Sentak Rere

"Lo ngapain sih marah marah ga jelas?" Tanya El

"Pake nanya lagi lo. Sini cepet" Rere menarik tangan El menjauh dari teman-temannya.

"Lo kenapa sih Re. Kalo mau pegangan tangan ga gini caranya" gurau EL

"Dih najis. Gue ga becanda ya El"

"Gue kan ga pernah ngebecandain lo. Gue mau serius kok " Jelas EL

"isshhhh manusiaa laknatt" dengan geram Rere pun mencubit pinggang EL

"njirr,, sakit Re!" El kesakitan

" Tujuan lo jadiin gue sekretaris OSIS apaan? Haah?" Sentak Rere

"Inget perjanjian kita kemarin?" Tanya El

"Haah?" Bingung

"Gini ni, dari dulu sampe sekarang penyakit lupa lo itu ga berubah." Ujar El

"Apaan si emang? Mana ada kita buat perjanjian" sentak Rere

" Kemarin kan lo lolos dari hukuman karna tangan lo luka. Yaudah ada syaratnya gue bilang. Ya lo harus jadi sekretaris gue!" Ujar El

"Haah? Demi apa? Syaratnya ini?? Kalo tau gini mending gue paksaain kerja kemarin" jawab Rere

" Egepe. Yang penting lo nurut" ujar El sambil cengengesan

"Manusiiaaa laknaaatt! Lo tau kan gue males ikut organisasi?"

"Oh iya, gue kemarin amnesia. Lupa kalo lo ga suka organisasi ekwkw"

"Lupa atau pura pura lupa hahh?" Sentak Rere

"Dua duanya deng.wkwkw"

Tiba-tiba...

"Ehhem ehhem.." terdengar suara memecahkan suasana

"Eh Airin.." sambut El

"Kalian ngapain?" Tanya Airin

"Gpp. Ini tadi si Rere kangen sama gue. Jadi ngajak ngobrol bentar" ujar El.

"Dih najis kepedean lo njir" sentak Rere

" Anterin gue pulang ya El. Gue males bawa kendaraan tadi pagi" ucap Airin

Melihat hal itu Rere hanya diam dan berpaling dari mereka berdua.

"Eh Re.. lo mau kemana?" Tanya El

"Serah gue mau kemana. Lo anter aja tuh cewe" jawab Rere

Rere mulai hilang dari pandangan mereka berdua. Dan kini hanya Airin dan El yang tingga disitu.

"Anterin ya.. pliss" ujar Airin

"Lo bisa mesen Grab kan?" Tanya EL

"Kali inii aja El" mohon Airin

Langkah yang terengah-engah membuat jantung Rere tak karuan.
Entah mengapa dada Rere terasa sesak tiba-tiba.

"Aduh gue kenapa? Kok nyesek gini? Huufft. Plis Re lo gaboleh begini" batin Rere

Makin kesini alurnya makin ribet ya?

Ikutin aja yaa ceritanya.

Rere nyesek melihat kejadian tadi itu tandanya apa coba? Dia berhasil move on atau ..... ??

Yuk vote dan komen :)

Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang