one ¦ jealous

11.7K 964 51
                                    

Di tengah hiruk-pikuk kota yang sangat ramai, terlihat seorang lelaki manis sedang menangis di lantai 3 kamar apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di tengah hiruk-pikuk kota yang sangat ramai, terlihat seorang lelaki manis sedang menangis di lantai 3 kamar apartemennya.

"Jeffie pikir aku apa?! Aku gak pernah main sama cowok lain, tapi dia?! Apa-apaan open table, fuck fuck fuck Jeffie i hate-"

Athreya terbungkam, ada yang memeluknya dari belakang. Ia pun menangis, menahan isakannya.

Lalu berbicara lirih,
"Jeffie jahat, hiks. . . Bunda. . ."

"Hmm, kamu benci sama aku? Kamu kesel ya? Babe, trust me, aku gak bakal cheating. Kamu tahu dari siapa aku open table?" ucapnya lembut sambil mencium pucuk kepala Athreya.

"Hiks . . Aku gatau siapa, nomer stranger. Tapi kamu jahat Jeffie!" ucapnya sinis.

Jeffrey menghela napas panjang, submissive-nya ini memang se-possesive itu.

"Aku open table juga sama temen aku yang lain, Babe. Gak akan aku macem-macem, aku juga mikir kalo mau cheating, masa iya aku selingkuhin kamu? Aku dapetin kamu aja kayak naruhin nyawa aku, Yang." ucap Jeffrey sambil mengecup leher kekasihnya itu.

Athreya terdiam, masih terisak pelan.

"Jangan ngambek ya? Iya tau kok kamu kesel iya, aku gak bilang iya, maaf ya? Kan biasanya juga aku open table, Yang." ucap Jeffrey sambil memutar arah tubuh Athreya agar berhadapan dengannya.

Athreya menatap Jeffrey sinis, tapi dengan mata memerahnya.

"Biasanya kan ada gue, brengsek lo! Kenapa gak bilang? Gatau apa gue lagi capek, terus dapet kabar kalo lo lagi open table, anjing!" sarkas Athreya, emosinya memuncak.

"Athreya, astaga. Aku gak suka ya kalo kamu emosi kayak gini, aku tahu aku salah. Kita bisa omongin baik-baik sayang, yang open table itu bukan aku doang sumpah." ucap Jeffrey pelan, menenangkan kekasihnya.

"Tapi aku kesel Jeff, pasti ada cewek kalau gak uke yang sentuh-sentuh kamu kan?" ucapnya kembali terisak pelan.

Jeffrey menarik tengkuk Athreya lembut, menyalurkan rasa kasihnya, agar kekasihnya ini lebih tenang.

Jeffrey melepaskan ciuman mereka dan memeluk Athreya, dan bilang.

"Athreya cantik, manis, baik, hebat. Jangan nangis, aku ngertiii banget kamu kesel, benci sama aku kan? Ngerti aku. Aku minta maaf banyak-banyak ya Athreya, cantik. Aku salah, tapi kamu jangan cursing didepan aku ya? Mulut baik kamu gak pantes nge-cursing kayak gitu. Okey, bubu cantik?"

Athreya menatap Jeffrey lembut, dan menganggukkan kepalanya.

"Believe me, okay? Gaada manusia sebaik, secantik, seimut, sehebat kamu! Tapi ada yang lebih posessive dari kamu!" goda Jeffrey dan dibalas pukulan oleh kekasihnya.

Jeffrey berlari ke dekat pintu keluar, si cantik pun merengek kesal.

"Jejeeeee!!!" rengek Athreya.

"yes yes yes, Quinn! I'm so sorry!!!" teriak Jeffrey ditempatnya.

"yes yes yes, Quinn! I'm so sorry!!!" teriak Jeffrey ditempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter one aja udah berantem, dasar bocil klen!

ꜱᴇʟᴇʙɢʀᴀᴍ • End ❇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang