Chapter 3

3.9K 391 18
                                    

Please enjoy yorobuuuummmm~
























"Seulgiiii~ Kang Seulgiiii~"

Seulgi tersenyum kecil saat mendengar panggilan riang yang ditujukan untuknya itu. Si monolid tahu persis siapa sosok tersebut karena hanya ada satu gadis yang berani memanggilnya seperti itu. Ia sengaja tidak bergeming dari posisi tidurnya sambil menunggu apa yang akan dilakukan orang itu untuk membangunkannya.

1..2..3..

"Heungfff" Seulgi menggeram tertahan saat tubuhnya tiba-tiba ditimpa beban yang berat.

ck gadis ini benar-benar, batin si Monolid.

"Seulgi, sudah bangun?" rambut panjang gadis itu menggelitik wajah Seulgi saat ia menundukkan kepalanya. Satu mata Seulgi terbuka sedikit untuk mengintip, yang membuat si gadis tersenyum lebar karena berhasil membangunkan seekor beruang dari hibernasinya.

"Kenapa datang pagi sekali?" tanya Seulgi pada gadis yang masih duduk nyaman di atas perutnya itu. Tangannya mulai mengusap-ngusap paha mulus si gadis dengan lembut, namun yang lebih muda tidak menjawab atau merasa risih dengan perlakuan tersebut, justru ia hanya menatap Seulgi dengan lekat.

"Ada apa?" tanya Seulgi bingung.

"Morning kiss" yang ditanya menjawab dengan suara pelan. Raut wajahnya terlihat sedih karena Seulgi melupakan kebiasaan mereka, padahal wanita itulah yang mengajari kebiasaan tersebut padanya.

Seulgi pun tersenyum. Ia mengucapkan 'maaf' sebelum memajukan bibirnya dan membuat si gadis muda tersenyum senang. Gadis cantik itu mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada milik Seulgi selama beberapa detik lalu melepasnya. Dia terlihat gembira setelah melakukan itu dan menggerakan tubuhnya dengan antusias hingga tidak sengaja bokongnya bergesekan dengan sesuatu yang sudah mengeras di bawah sana.

"Ahhhh Jisoo" desah Seulgi sambil memejamkan matanya.

"Seulgi kenapa?" tanya si Gadis kebingungan.

Seulgi menggeleng lemah, "Tidak apa-apa, teruslah duduk dengan posisi seperti itu ya?" pintanya pada Jisoo yang dibalas dengan anggukan cepat.

"Kenapa datang pagi-pagi seperti ini?" Seulgi mengulang pertanyaannya sambil memegang erat pinggang gadis itu agar terus menekan daerah selangkangannya.

"Aku kesepian. Mami dan Papi masih di luar negeri, semua maid sibuk, jadi aku main saja ke sini, lagipula aku juga merindukan Seulgi. Seulgi kemarin kemana? Aku datang malah tidak ada, aku tanya kak Sunmi dan dia bilang kalau Seulgi pergi kencan. Hemm kalau boleh tahu, kencan itu apa Seulgi?" Gadis sipit itu tertawa kecil mendengar ocehan tanpa jeda yang dilakukan gadis di atasnya. Karena sudah terbiasa dengan sifat bawel dan ingin tahu Jisoo, jadi ia memaklumi.

"Kencan itu bermain" jawab Seulgi tenang dengan ujung bibir yang tertarik ke atas.

Jisoo memiringkan kepalanya, bingung. "Bermain?"

"Iya, bermain. Sebuah permainan yang hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa." Seulgi kembali memberitahu. Tatapannya tidak lepas pada Jisoo yang masih belum bisa menangkap penjelasannya.

"Apa permainannya Seulgi?" tanyanya lagi.

"Hmm apa saja, tapi harus menyenangkan dan memuaskan untuk keduanya." balas Seulgi. Melihat Jisoo yang menganggukan kepalanya karena mulai mengerti dengan apa yang ia jelaskan, Seulgi pun tesenyum lebar.

Kim Jisoo


Dia itu bodoh...ahhh tidak tidak, dia tidak bodoh tapi hanya sedikit lambat.

Entahlah, Seulgi tidak peduli dengan istilah dan penjelasaannya dari sisi psikologi. Yang dia tahu hanyalah sangat menyenangkan baginya bisa bebas bermain-main dengan Jisoo berkat kekurangannya itu.

Dia senang mengajari Jisoo banyak hal karena gadis itu sangat mudah dipengaruhi. Ditambah Sunmi pun sering ikut menguatkan semua yang ia ajarkan dengan kalimat-kalimat yang membuat Jisoo semakin percaya. Bahkan tidak jarang keduanya saling membantu untuk meyakinkan gadis polos itu bahwa semua hal yang keluar dari mulut mereka adalah kebenaran.

Ya, mengelabui Jisoo adalah satu-satunya hal yang membuat kakak beradik tiri itu akur.

Jisoo sendiri sangat percaya dengan mereka, karena Seulgi maupun Sunmi sangat baik padanya dan mereka juga mau menerima kehadiran dirinya. Tidak seperti yang lain, yang selalu jahat padanya dengan mengolok-olok dan meneriakan kata 'idiot' di depan wajahnya.

Bahkan kebaikan hati mereka juga diapresiasi oleh Tuan dan Nyonya Kim. Seulgi tidak tahu apakah seluruh anggota Kim memang bodoh atau memang permainan peran yang ia dan Sunmi lakukan terlalu mumpuni hingga mereka benar-benar menganggap keduanya sebagai anak baik-baik. Buktinya mereka memercayai kakak beradik itu untuk menemani Jisoo agar tidak kesepian karena mereka jarang berada di rumah. Padahal sebelum keduanya datang, Jisoo adalah anak emas di dalam keluarga kecil itu karena tidak boleh sembarangan orang mendekatinya.

Selain itu, karena Jisoo juga akan masuk ke Universitas yang sama dengan Seulgi dan Sunmi, maka Tuan dan Nyonya Kim meminta mereka untuk membimbing sang anak, yang dengan senang hati mereka iyakan.

Orangtua itu berpikir kalau mereka telah menitipkan sang anak pada malaikat. Namun ada satu hal yang mereka keliru. Kalau tidak semua malaikat mengemban tugas baik.



TBC


CRUEL INTENTIONS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang