Chapter 6

3.1K 326 20
                                    

Please enjoy yoroooobummmm~

Matahari baru saja tenggelam saat salah satu maid di rumah keluarga Kim, memberitahu Jisoo kalau ada seseorang datang berkunjung. Tidak banyak orang bisa datang ke kediamannya jika mereka tidak dekat dengannya. Gadis muda itu pun segera berlari menuju ke pintu utama untuk melihat siapa tamunya di malam hari itu. Begitu ia membuka pintu, matanya langsung berbinar melihat mobil berwarna putih milik Irene lah yang memasuki garasi rumahnya.

"Kak Irene!" Seru Jisoo.

"Jisoo!" Irene keluar dari mobilnya dan merentangkan tangannya untuk menerima pelukan dari gadis itu. Mereka saling mendekap erat untuk melepaskan rindu. Maklum saja, jadwal Irene yang padat membuat mereka jadi sulit bertemu, padahal dulu setiap akhir minggu dia dapat mengunjungi Jisoo dengan bebas.

Irene yang pertama melepas pelukannya lalu menatap Jisoo dari atas sampai bawah. "Jichu semakin cantik" pujinya dan membuat gadis muda itu tersenyum malu.

"Ayo kita masuk, kakak bawa banyak hadiah untuk kamu" Irene mengangkat tas belanjaan yang ada di tangannya yang disambut tepuk tangan antusias yang lebih muda. Dia memeluk lengan Irene yang bebas dan bersiap menariknya sebelum tatapannya tertuju pada sosok lain yang berjalan dengan santai ke arah rumahnya.

"Seulgiiiii" teriaknya. Dia berlari meninggalkan Irene dan menghambur ke pelukan tetangga terbaiknya itu.

"Hai Jisoo." Sapa Seulgi seraya mengecup puncak kepala si gadis sebelum melepas pelukan mereka.

"Seulgi pakai kacamata? Kereeeeen." sanjung yang lebih muda ketika melihat sebuah kacamata bertengger manis dibatang hidung Seulgi. Ini pertama kalinya dia melihat si Monolid memakai benda tersebut.

Namun Seulgi tidak tersenyum mendengar pujiannya. Wanita itu malah melipat tangannya di dada dan memasang raut tersinggung.

"Jadi selama ini aku tidak keren?" Ia bertanya dengan nada kesal. Tentu saja itu hanya pura-pura.

Jisoo menggeleng cepat dan berkata, "Seulgi selalu terlihat keren tapi hari ini bertambah 2.... ah tidak tidak, tapi 10 kali lipat"

Seulgi tertawa kecil mendengarnya, dia meraih kedua pipi Jisoo lalu mencubitnya dengan gemas. "eyy kamu belajar kata-kata gombal seperti itu darimana?"

"Dari drama." jawab Jisoo polos. Seulgi terkekeh pelan lalu mengacak rambut panjangnya. Untuk beberapa detik, mata monolidnya bertemu pandang dengan Irene. Model cantik itu menatapnya dengan penuh kecurigaan karena merasa Seulgi bukanlah anggota keluarga Kim dan dia juga berkunjung saat malam hari. Waktu yang tidak tepat untuk berkunjung jika kamu bukanlah kerabat dekat gadis itu.

"Umm Jisoo, itu siapa?" bisik si Monolid. Jisoo langsung menepuk dahinya pelan seakan melupakan sesuatu. Dia segera menarik tangan Seulgi lalu membawanya menghampiri Irene.

"Kak Irene" panggilnya. Yang dipanggil melepaskan pandangannya dari Seulgi dan beralih pada Jisoo. Ia tersenyum lembut menunggu Jisoo untuk berbicara.

"Kakak masih ingat Seulgi? Yang sering aku ceritakan ke kakak ditelepon itu lho" beritahunya dan segera diangguki oleh Irene. Ya, dia sekarang ingat dengan nama yang sering gadis itu sebut dan sekarang baru ia lihat sosoknya

Jisoo tersenyum senang, "Ini yang namanya Seulgi. Cantik kan?"

Irene tersenyum canggung, meski nyatanya wanita di depanya itu memang cantik tapi tidak mungkin dia mengiyakannya, kan? Terlebih itu pertemuan pertama mereka.

Seulgi yang sadar dengan keengganan Irene untuk menjawab, segera menyelamatkannya dengan mengulurkan tangan, mengajak berkenalan. "Kang Seulgi."

Irene segera menjabat tangan Seulgi dan memperkenalkan diri, "Aku Bae Irene."

CRUEL INTENTIONS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang