Chapter 17

2.2K 297 45
                                    

Please enjoy yorobuuummmm~


Suara-suara gaduh, umpatan-umpatan kasar dan juga tawa menggelegar yang terjadi di sekitarnya tidak membuat Seulgi bergeming dari lamunannya. Wanita monolid itu hanya memandangi layar ponselnya yang memunculkan isi pesan singkat dari sebuah nomer tak dikenal.

Sebenarnya ia tahu siapa pengirimnya, namun meski ia berusaha mengabaikannya, orang itu seperti tidak ingin memberi ruang bernafas untuk Seulgi. Setiap dia memblokir nomornya, maka orang itu akan mengirimi pesan dari nomor lainnya. Begitu terus sampai Seulgi mulai meradang.

Belum lagi, dia, yang Seulgi yakini adalah Jennie, selalu menyertakan foto Irene di setiap pesannya. Dan yang membuatnya marah adalah seluruh foto itu diambil dalam waktu dekat, bukan foto lama. Jadi bisa dipastikan Jennie menyuruh seseorang untuk mengikuti kegiatan Irene, atau bahkan wanita itu sendiri yang menguntit kekasihnya untuk mengancam Seulgi.

Seulgi sendiri tidak membicarakan hal ini pada Sunmi karena ia merasa bisa mengatasinya. Tapi semakin ke sini, tindakan wanita itu semakin membuatnya gelisah. Bagaimana tidak, beberapa kali Irene menceritakan kalau ia hampir berada disituasi yang bisa mencelakainya namun beruntungnya, ia berhasil lolos dan hal itu selalu terjadi di waktu yang sama dengan pesan berisi ancaman yang Jennie kirim untuknya.

Dia tahu apa yang Irene alami bukanlah suatu kebetulan. Jennie tidak main-main dengan ucapannya.

Tapi hal itu justru membuat Seulgi kembali berpikir.

Bukankah ia tidak mencintai Irene, lalu mengapa ia harus memikirkannya? Dan jika Irene mengalami kecelakaan pun itu tidak akan menjadi kesalahan Seulgi, karena semua itu terjadi saat Seulgi tidak berada di dekatnya. Tidak akan ada yang bisa menuntutnya.

Ya... harusnya ia berpikir seperti itu.

Tapi dia tidak bisa melakukannya.

[Tring]

Seulgi membuka pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Ia menatap deretan huruf itu sebentar, sebelum mengunci layar ponselnya dan memasukkan benda itu ke dalam saku celananya. Perhatiannya ia alihkan pada teman-temannya yang sedari tadi sibuk dengan permainan mereka.

Truth or Dare.

Senyum kecil Seulgi muncul saat Chanyeol harus melakukan dare membuka bajunya sampai pemain berikutnya selesai melakukan gilirannya. Seulgi menggelengkan kepalanya, teman-temannya memang gila, melakukan hal seperti itu di area kampus. Namun siapa yang bisa melarang mereka, kelompok Seulgi adalah yang paling ditakuti dan paling dihindari seantero kampus. Tetap diam dan menjaga jarak adalah hal terbaik yang harus dilakukan jika ingin tahun-tahun kalian di sana tidak terasa seperti di neraka.

Sampai botol yang mereka gunakan sebagai spin pun mengarah pada YooA, ketua cheerleader kampus mereka, yang memang sering berkumpul dengan Seulgi dan teman-temannya. Banyak yang mengatakan kalau dia suka dengan Seulgi namun wanita monolid itu tidak pernah meresponnya.

YooA harusnya tidak perlu mendeklarasikan perasaannya seperti itu, karena Seulgi tidak akan pernah mau mendekati mereka yang sudah lebih dulu menaruh hati padanya. Dia lebih suka bermain-main dengan hati yang baru, karena akan mudah baginya untuk mematahkannya, seperti yang ia lakukan pada gadis-gadis sebelumnya dan juga Irene.

"Ayo main sama gue." ajakan tiba-tiba Seulgi membuat seluruh temannya menoleh dan terdiam sesaat lalu bersorak heboh setelahnya. Pasalnya Seulgi yang sedari tadi diam akhirnya memutuskan untuk bergabung dan karena mereka tahu Seulgi suka dengan pertaruhan, maka permainan mereka akan dua kali lipat menyenangkan sekarang.

CRUEL INTENTIONS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang