Nine

81 10 1
                                    

Jaera terus berlari secepat yang ia bisa supaya para penjaga tadi tidak dapat mengejarnya lagi setelah tersadar kalau dia telah melarikan diri.

Jaera kembali memekik senang di dalam hatinya begitu melihat sebuah mobil hitam melaju dari kejauhan.

Setelah mobil tersebut mulai dekat, Jaera melambaikan tangannya semangat dan berhasil menghentikan mobil hitam tadi.

Namun senyum Jaera langsung hilang setelah melihat wajah orang yang keluar dari mobil itu.

Itu Jaemin. Dan dia menatap Jaera sangat tajam.

Jaera hampir saja berhasil kabur jika tangan Jaemin tidak lebih dulu mencekalnya erat. Jaemin kemudian menyeret paksa Jaera masuk ke dalam mobil.





BRAKK!!!

Jaemin menutup pintu kamar dengan bantingan kuat. Jaera yang ketakutan melihat emosi Jaemin hanya terdiam dan menunduk dalam.

Tiba- tiba Jaemin mencekik leher Jaera kuat hingga kuku-kukunya menancap dan menimbulkan tanda merah namun tidak sampai mengeluarkan darah.

"Kamu benar-benar keras kepala Jaera!! Aku sudah bilang jangan pernah mencoba untuk pergi dari ku!!! Cobalah untuk menerima tempat ini menjadi rumah mu dan ingat!!! KAMU ITU MILIKKU."

Jaemin berkata sambil tetap mencengkram kuat leher Jaera dan menekan penuh kata-katanya yang terakhir.

"Ku harap ini menjadi terakhir kalinya kamu mencoba kabur dari sini Jaera. Karena jika kamu mengulangi kesalahan ini lagi, kau akan mendapat hukuman yang menjadikan mu milikku seutuhnya."

Setelah berkata demikian, Jaemin pergi begitu saja tanpa memperdulikan Jaera yang terkulai lemas di lantai dengan sekeliling lehernya yang memerah akibat cekikan Jaemin.

Beberapa saat kemudian Jaera sudah tidak sadarkan diri.







Woojin berjalan ringan menuju kamar Jaera dan Jaemin (?) Sambil membawakan sarapan.

Namun niatnya di urungkan kembali ketika membuka pintu kamar dan melihat kelakuan tuannya disana.

Tanpa suara sedikit pun Woojin kembali menutup pintu kamar dan pergi.

Sementara itu di dalam kamar Jaemin tengah berada di atas Jaera yang tertidur sangat pulas karena tidak terbangun sedikit pun dengan posisi Jaemin yang tengah membasahi tanda merah di lehernya dengan air liur.

Ya, Jaemin tengah menjilati sekeliling leher Jaera seperti seekor induk kucing tengah memandikan anaknya.

Setelah beberapa lama, Jaemin berhenti dan menatap wajah Jaera dalam. Kemudian beralih fokus ke bibir pink cherry nya.

Detik berikutnya bibir Jaemin telah menyesap pelan benda kenyal milik Jaera tersebut dengan lembut.

"Nona sudah lama bangun?"

Tanya Woojin sambil meletakkan sarapan Jaera di nakas.

"Ekhem...belum ter..lalu lama..."

Jaera kesulitan bicara karena masih terasa sedikit perih di lehernya.

"Leher Nona masih sakit?"

"Udah...agak mendingan..."

"Ternyata air liur Tuan Jaemin manjur juga ya"

"Hahh??!!"

"Iya. Tolong panggil saja saya Kak Woojin"

"Maksudnya...leher gua..."

"Iya. Saya melihat sendiri tadi Tn.Jaemin sedang menjilati leher Nona seperti induk kucing memandikan anaknya"

"Kok kak Woojin ga cegah sih?!! agghh..."

"Maaf Nona, saya masih sayang nyawa. Lagi pula, saya tidak akan pernah berani mengganggu waktu tuan dan Nona."

"Au ah kesel!"

Jaera berlari ke kamar mandi dan berdiri di depan kaca memperhatikan lehernya.

"Leher gw ga suci lagi...astaga!!! Ini kok banyak banget tanda?!?! DASAR JAEMIN MESUM!!!"

Vote yak~~~
Salam istri Nana♡





To Have You  (Na Jaemin) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang