Confluence Series [0.3]

1.3K 80 0
                                    


.

.

.

.

Tree White Rose

Park Jimin • Park Chaeyoung

.

.

.


Tring!

Bel kecil di atas itu berdenting pelan, pertanda ada pelanggan yang masuk. Jimin menata sejenak ember yang berisi beberapa tangkai bunga dan menebarkan senyum ramah juga cerah begitu melihat si pelanggan yang tampak celingukan mencari bunga yang di inginkan.

'Ah, cewek ini lagi.'

Batinyanya kelewat senang. Karena gadis itu memang sudah sering datang dan pasti akan memesan bunga yang sama, yaitu...

“Hai, bunga mawar putihnya tiga tangkai seperti biasa. Hehehe."

Jimin mengangguk kecil dan mulai menyiapkan pesanan si gadis, "kayaknya lo selalu beli bunga yang sama setiap kesini. Buat pacar?" Tanya Jimin berbasa-basi.

Si gadis tampak mengerjap pelan sebelum tertawa renyah,-(baca; terbahak-bahak)

"Enggak lah, gue aja belum ada pacar. Bunga ini buat sepupu gue yang lagi sakit. Dia suka banget buka ini, padahal cowok. Jadi gue beliin aja buat pajangan dari pada ngerengek gak jelas setiap gue jengukin.”

Jimin kembali mengangguk kecil sebagai balasan, dalam hati bersorak gembira kala mengetahui status si gadis yang belum memiliki seorang kekasih. "Kali ini gue kasih gratis. Titip salam buat sepupu lo biar cepet sembuh.”

Mata Chaeyoung  berbinar senang. Ah, baik sekali pemuda ini, Chaeyoung kan jadi bisa hemat uang kali ini.

“Wah seriusan?! Makasih deh. Gue pastiin salam lo tersampaikan.” Setelah mengatakannya, Chaeyoung buru-buru membungkuk dan segera keluar dari sana, kelewat senang dia. Lumayan, uang yang seharusnya untuk beli bunga bisa ia tambahkan dengan uang tabungan untuk membeli album serta lighstick BLACKPINK dan BTS yang ia idamkan sejak lama.

Meninggalkan Jimin yang sekarang termangu dengan seonggok pertanyaan yang sudah sejak lama ia tahan untuk di pertanyakan dalam hati.

Tak lama, kepala ia bentur-benturkan pada loker berisi bunga-bunga dengan wajah penuh nelangsa mengundang iba. Sampai-sampai teman kerjanya yang baru saja selesai membereskan bagian depan toko menatap prihatin pada Jimin. Ayolah, wajahnya benar-benar perlu di kasihani.

“Kenapa coba? Kenapa?!! Kenapa gue selalu lupa nanyain siapa nama lo?!” keluhnya frustasi dengan nada kelewat lesu.

Wajahnya benar-benar melas, tak punya gairah hidup hanya karena keseringan lupa menanyakan siapa nama si gadis. Padahal, Jimin begitu ingin tahu siapa nama si gadis…

Malangnya~





Finish
18/12/19[Revisi]

Our Story's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang