Waktu aku kontrol di Rumah Sakit Samarinda telah tiba, aku akan ke Psikiater Dr. Denny tentunya.. hehe.
Aku dibangunkan ibuku diwaktu subuh untuk bersiap siap ke Samarinda.
Habis mandi, make baju tiba tiba taxi yang mengantar langsung datang padahal ibuku mau sholat dulu.
Taxipun disuruh menunggu karena sholat adalah yang terpenting.
Selesai sholat, kamipun keluar rumah dan menaiki taxi kemudian pergi.
Kami naik taxi pergi ke Samarinda diwaktu subuh karena hanya taxi ini yang gak ngantri kalo jam pagi pada ngantri takutnya gak dapat dokternya apalagi hari Jumat.
Kemudian taxipun melaju cepat dan aku melihat lihat dunia luar yang jarang aku lihat.
Yaa seperti itulah aku hanya pergi ke rumah sakit baru keluar rumah.. hehe.
Jalanan ke Samarinda masih rusak jadi agak terganggu.
Lalu aku sangat suka melihat lihat dunia luar.
Sesampainya di Samarinda melewati jembatan, aku dan ibukupun turun dari taxi dipinggir jalan lalu nyebrang ke jalan satunya dan kemudian kami naik angkutan umum atau angkot warna hijau.
Naik angkot hijau dengan perjalanan keliling sampai disebuah pasar ambil angkot lain, yaitu angkot cokelat.
Sesampainya didaerah rumah sakit, dengan angkot cokelat kamipun turun dan pergi memfoto kopi BPJS dulu.
Setelah itu kamipun pergi ke rumah sakit dan saat masuk, belum terlalu ramai dan petugas pendaftaran pun masih ada yang belum sampai hanya di loket 4 yang sudah datang.
Lama menunggu, dan akhirnya petugas yang mengurus pendaftaran di loket 1 dan 2 kemudian 3 mulai datang.
Kami sudah mengambil antrian nomor 5.
Saat nomor 5 sudah dipanggil ibukupun bergegas menuju loket 1.
Setelah selesai mendaftar di loket 1 selanjutnya menunggu di loket 4.
Karena bingung mau ngapain sambil menunggu jadi ngeliat kemana mana dehh aku kayak ngeliat orang masuk keluar rumah sakit.
Gak lama nomor 5 A pun dipanggil dan kami menuju loket 4.
Aku disuruh sidik jari atau jempol dulu sambil mendaftar susahnya sidik jarinya gak selesai selesai karena terlalu ku tekan.. hehe.
Sudah sidik jari 10x akhirnya selesai juga dan kamipun pergi ke tempat dokter sambil membawa surat yang diberikan ibu-ibu di loket 4.
Kami menaruh surat itu di ruang perawat setelah itu kami ke wc dulu.. hehe.
Setelah dari wc kamipun pergi duduk menonton tv sambil menunggu waktu dipanggil.
"Nomor 5 A" panggilan kamipun akhirnya datang dan kami pergi ke ruang 2 yang juga ruang Dr. Denny.
Masuk ke ruang Dr. Denny, aku mengeluhkan leher ku yang sering tegang seperti tercekik lalu komunikasi ku yang terbatas kemudian diriku yang tidak mau bertemu orang orang.
Dr. Denny menyarankan untuk leherku pergi ambil rujukkan di puskesmas untuk ke dokter THT.
Namun itu harus ditunda karena Dr. Denny ingin mengevaluasi leher ku dengan obat olanzapine.
Obatkupun juga diubah dari yang dulu diminum 2x sehari pagi dan malam menjadi 1x sehari malam.
Aku lupa kasih tau dokter tentang penglihatanku yang nampak tidak nyata.. yaa begitulah aku pelupa.
Selesai konsultasi dengan Dr. Denny selanjutnya keluar mengambil dan menebus obat ada yang make BPJS dan ada yang dibayar karena agar bisa diminum 2 bulan supaya gak bolak balik rumah sakit soalnya kalo pasiennya gak datang gak bisa dapat resep dokter karena pasien harus sidik jari.
Selesai mengambil obat kamipun langsung pergi menunggu angkot cokelat sambil membeli makanan dan minuman.
Namun saat itu aku mulai melihat seperti nampak tidak nyata lagi.. walaupun begitu aku tetap berusaha kontrol diri.
Suara ribut dan keramaian yang telah dimulai di rumah sakit malah membuatku tidak apa apa dan aku merasa nyaman dengan suara mereka.
Tiba angkot cokelat dan kamipun pergi menuju angkot hijau.
Setelah dapat angkot hijau kamipun menuju lagi ke terminal dimana ada taxi disana.
Tapi sayangnya saat sampai disana masih belum ada penumpang kan kalo di Samarinda itu gak bisa pergi kalo gak dapat penumpang sampai 7 orang.. jadinya susah.
Jam setengah 10 sudah ada di terminal dan sekarang masuk waktu sholat jumat belum ada penumpang.
Gak lama mulai ada penumpang 2 orang tapi belum 7.
Namun perasaanku masih merasa nyaman tidak gelisah seperti dulu.
Ibukupun membawaku jalan jalan membeli makanan dan minuman lagi.
Setelah membeli itu semua, di terminal taxi Handil-Samarinda mulai ribut dan malah suara mereka itu membuatku gak suka.
Aku merasa terusik namun aku tetap usahakan agar tetap tenang.
Lama sekali menunggu penumpang lainnya namun akhirnya sudah lengkap 7 orang tetapi masih ada yang pergi sholat jumat dulu.
Akupun menunggu mereka hingga mereka tiba diterminal selesai sholat jumat.
Jam 3 sore kami baru mau berangkat.. hufff sungguh lama sekali.
Kamipun mulai menuju Handil dengan perjalanan jauh.
Aku melihat lihat dunia luar lagi
Tetapi di dalam taxi, perut atasku sakit dan juga ibuku yang susah tidur mulai sakit kepala dan berat di mata.
Yaa aku dan ibuku lupa memberitahu Dr. Denny kalau ibuku susah tidur kan bisa berobat sama Psikiater kalo susah tidur.. aduh lupa!
Lamanya di taxi, akupun mulai melihat bayangan, tanda tanda leher mau tegang, tapi aku berdoa supaya tidak kambuh sakit leherku.
Sesampainya di Handil, Alhamdulillah aku hanya melihat bayangan dan tidak tegang di leher.
Akupun langsung masuk rumah dan tidur untuk mengistirahatkan leherku.
Pengalamanku dengan dunia luar mulai membuatku nyaman dan semoga saja selalu seperti ini.. Aamiin..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lives of People with Mental Disorders
No FicciónCeritaku dengan Skizofrenia