"Pura-Pura"

24 3 1
                                    

.

.

.

.

.

"Pura-Pura"

By CandyPop148

.

.

.

.

Aku pindah apartement karena menurut temen-temen ku, orang yang aku sukai pindah kesana. Jadi aku ingin lebih dekat dengan nya. Jika bisa.

Aku tinggal di lantai atas. Bawah ku adalah kamarnya. Wah ingin rasanya aku berkenalan dan dekat dengannya. Tapi rasanya ga mungkin. Dia disukai banyak orang. Di bahagiakan banyak orang. Bahkan diperjuangkan banyak orang.  Bukan aku gamau bersaing dengan yang lain. Hanya saja... Aku sadar diri. Jangan kan untuk memilikinya, membuatnya dia tertawa aja ga mampu aku. Hahaha. Tapi aku bakal terus bakal terus usaha memperjuangkan dia dengan usaha. Hasilnya... Gapapa kalo diluar ekspetasi. Yang penting aku udah usaha.

Bucin?
Aku rasa yang kulakukan bucin bukan dalam artian 'budak cinta', mungkin lebih tepatnya 'bukti cinta' hehe.

Aku lagi nge jemur pakaian ku di balkon. Tapi tiba-tiba angin datang kencang. Jemuran ku ingin terbang tapi ku menahan nya, ku mengambil satu persatu jemuran ku sebelum pergi jauh.

Ah sial. Pakaian dalam ku terbang. Dan tepat di balkon bawah. Balkon dia. Aku malu pasal nya ini... Kau tau sendiri.

Arghh... Kesal. Apa dia udah liat? Apa dia udah nemu? Aah aku harus beranikan diri pergi kesana daripada ku malu nantinya.

Aku pun beranjak pergi menuju apartement dia. Tangan ku terangkat mau mengetuk pintu, tapi jantung ku terus berdegup tanpa henti.

Tok tok

"Sebentar."

Aaaa gugup sekali aku. Aku ingin kabur saja tapi... Pakaian dalam ku.

"Iyaa? Ada perlu apa?"

Wah pemandangan yang indah. Wajah nya yang mulus, putih, bersih dan tampan, dipadukan dengan kaos lengan pendek berwarna cream dan celana coklat macam Mr.bean, tapi kalo dipake sama dia, kesan nya beda. Rambutnya yang ditata rapih. Oh tidak rasanya aku akan mati sekarang.

"Hmm mba?"

"Umm... Umm... Aku penghuni kamar atas. Anu... Jemuran aku terbang ke halaman balkon kamu." Aku gugup. Pertama kalinya ia mengobrol dengan ku.

"Ohh biar aku ambil."

"Ehh anu hmm... Biar aku aja yang ambil umm... Gapapa kan?"

Dia memberiku jalan.

"Masuklah."

Aku pun masuk ke dalam apartement nya dengan perasaan gugup, senang, takut, mau nangis. Argh... Semua nya campur aduk.

Aku pun langsung mengambil jemuran ku dan membungkuk terimakasih lalu pergi meninggalkan kamarnya. Oh Tuhan... Aku bahagia.

Semenjak hari itu aku selalu sengaja mencari alasan apapun untuk datang ke apartement nya, meski itu pun hal yang memalukan.

Seminggu kemudian

Hari ini aku akan menyatakan perasaan ku kepadanya. Perasaan yang selama ini aku pendam.

"Ayoo fighting pasti bisa."

Aku pun mengetuk pintu kamar apartement nya.

Tok tok

And dia langsung membukakan pintu nya but...

"Oh my god." Ujarku dalam hati.

Dia membukakan pintu dalam keadaan telanjang dada dengan rambut basah yang berusaha dia keringkan.

Wajahku? Ah jangan ditanya lagi. Pasti pipiku sudah mereka merah seperti tomat.

"MAMAAA TOLONG AKU." Ku berteriak dalam hati berharap seseorang akan menolong ku dari ke sekarat ku sekarang.

"Ada apa?" Dia bertanya dengan santai nya.

"Umm... Anu.. Ituu.. Aku mau pinjam... Aa shampo mu, shampo ku habis aku lupa beli kemarin hehe."

"Oohh sebentar..." Dia masuk kedalam kamar mandi nya dan aku berusaha menetralkan detak jantung ku yang sedari tadi berdetak kencang.

"Ini." Ujarnya sambil memberikanku botol shampo.

"Aah terimakasih."

"Ohh tunggu."

"Sekalian ini conditioner nya biar rambutmu makin bagus."

"A... O.. Okee terimakasih." Dia tersenyum dan langsung menutup pintu.

Ku langsung bersender dipintu kamar nya sembari memegang botol shampo dan conditioner nya dengan erat. Ada rasa senang dan kesalnya juga. Senang aku bisa melihat nya apa lagi dengan kejadian tadi... Aaa mama rasanya aku hampir mati tadi. Aku kesal juga kenapa aku tak bilang yang sejujurnya malah meminta shampo. Ah ku harus keramas lagi sekarang.

Sekarang ku sudah di depan kamar nya lagi. Oke, kali ini harus berhasil. Ga perlu basa basi pokoknya harus berhasil tak peduli hasilnya juga.

Baru juga ku mau mengetuk pintu, empunya sudah duluan membukakan pintu.

"A.. Selamat siang maaf menganggu aku hanya ingin mengembalikan ini."

"Ooh Oke." Dia mengambil botol yang ku sodorkan lalu menatapku. Ah bikin gugup saja.

"Umm..." Ah kenapa sih susah banget mengucapkan nya. Ayo ayo aku pasti bisa.

"Umm... Anu... Aku hanya..."

"Aku juga suka kok."

~<○>~

Note: Jujur, aku udah lama buat ini cerita. Entah dari bulan kapan. Tapi ini nih, sama author ini lapak di hold dulu.

Jadi, kalau ada yang mau protes, silahkan serbu akun temen saya ini. Teror kalau bisa. Kalau belum di teror gak bakal sadar sadar dia.

Salam CandyPop148

SORRY (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang