"Tidak Lagi"

29 3 0
                                    

.

.

.

.

.

"Tidak lagi"

By Alfa Raika
.

.

.

.

.

----

Kau bahagia. Maka tak ada alasan bagiku untuk jatuh.

----

Kau ingat?

Dulu, akhir tahun menjadi hari yang paling kita tunggu. Kau menunggu dibandara, menunggu kedatanganku setelah berbulan bulan sibuk dengan tugas kuliah.

Namun sekarang tidak lagi.

Kau memang tetap menunggu disana. Berdiri dengan jaket berwarna pastel. Mengecek arloji dilengan mu berkali kali, dan sesekali melirik smartphone mu memastikan.

Aku disini, disebuah kota dimana semua kisah kita dimulai.

Dan berakhir.

.

.

.

.

.

Dulu, saat didalam taman bermain, kita tidak pernah segan menaiki wahana ini itu. Aku yang memaksamu memasuki rumah hantu walaupun kau membencinya atau kau yang menyeretku menaiki roller coaster walau aku pasti muntah setelahnya. Atau kita yang membeli ini itu sampai lupa pada ongkos pulang, dan berakhir pulang jalan kaki.

Sekarang tidak lagi.

Dulu saat kita duduk berdua seperti saat ini, obrolan obrolan ringan selalu mengalir tanpa diminta. Dari lelucon garing sampai membongkar peristiwa memalukan masing masing.

Sekarang tidak lagi.

Yang kita lakukan tidak lebih sekedar bertanya kabar, apa yang ingin kita capai dimasa depan, dan bagaimana dengan hari hari ku di penghujung dunia yang lain.

Atau dulu, saat dimana kita berjalan jalan menaiki bis tanpa tujuan. Tidak turun turun sampai sang supir sendiri yang menendang kita keluar dengan tagihan ongkos dua kali lipat dari penumpang lain. Menurunkan kita di tempat yang begitu asing, sampai nyaris dua jam kita berputar putar tidak tentu arah mencari jalan pulang. Sederhana, namun begitu manis.

Sekarang tidak lagi.

Bahkan, berbulan bulan lalu, saat aku kembali dari luar kota. Menemui mu untuk melampiaskan rasa rindu yang tak terbendung. Kau menyambutku dengan pelukan erat. Sangat erat sampai aku nyaris berpikir akan mati kehabisan nafas.

Sekarang tidak lagi.

Kita berbeda. Kau dan aku berbeda. Kita tidak bisa lagi menggapai apa yang sudah menjadi bagian dari lembaran masa lalu.

Dan, ini lah kita yang sekarang. Terlihat sangat dekat, dan disaat bersamaan terasa begitu jauh. Sampai rasanya aku ragu apa seseorang yang aku temui saat ini adalah dirimu yang aku kenal di masa lalu.

"Hai. Sudah lama bukan?" Aku tersenyum, menatap penuh arti pada langit yang menyaksikan kami berdua, sebagai sepasang kekasih yang tidak lagi terpaut jalinan takdir.

SORRY (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang