Sepetinya aku memang sudah dipenghujung lelahku
Mengingat dan mengenang yang aku pun bingung harus apa, sedih atau kan senang?
Dia melukai batin dan hatiku, 19 tahun aku berkelut dengan ketakutan, air mata, dan kemarahan yang sama sekali tidak pernah boleh diluapkan
Dia berdosa
Dia bersalah
Tetapi tidak sekalipun dia lari
Dia menjaga
Dia menemani
Dia menopang dan membantu
Dia tanggungjawabi semua bahkan turut larut dalam sedih saat mimpiku harus ku ikhlaskan
Aku bingung, aku lelah dalam ketidakpuasan jiwaku
Aku benci, tapi dia tidak lari bahkan semili pun
Aku sayang, tapi berat karena ketakutan yang menyelimuti hampir seumur hidupku
Aku pun bahkan menyalahkan-Mu, Tuhan