Ahh!! Indahnya pulang ke kampung halaman!
Leon merentangkan tangannya selebar mungkin setelah keluar dari bandara. Ditariknya napas dalam-dalam, tanpa peduli debu-debu beserta asap knalpot motor ikut terhirup olehnya. Tas ransel berukuran jumbo diletakannya di sisi kaki kiri.
Leon melepaskan napasnya perlahan, beriringan dengan kelopak mata yang terbuka. Dan ia baru menyadari bahwa kota itu sedang menyambutnya.
Desiran angin berhembus pelan menghempaskan dedaunan kering dari pohon akasia dan pohon belimbing yang sengaja ditanami beberapa batang di sana. Bunyi knalpot dab klakson yang saling bersahutan seolah menjadi musik selamat datang baginya. Terlebih lagi kicauan burung-burung walet dari ruko-ruko tinggi ikut meramaikan musik berisik tersebut.
Leon tersenyum haru dengan semua itu.
Pip bib!Leon segera merogoh saku celananya dalam-dalam, dan ia menemukan benda pipih yang sudah sangat memprihatinkan keadaannya. Kaca layarnya retak 3, warna metalik terkikis, bahkan kaca kamera belakang sudah tidak tampak lagi. Namun, itulah seorang Leon, menjaga miliknya yang didapat dari jerih payah dan keringat sendiri, meskipun keadaan iPhone5 itu tengah sekarat.
From: Abel <3
Lama banget sih, udah nyampe belum sih??
16:06Leon mendelik melihat SMS dari si beku Abel. Entah kenapa dan bagaimana bisa ia menyukai gadis berambut legam itu. Hingga kini mereka berpacaran, Abel yang notabanenya gadis pintar dan rajin belajar kerap kali cuek kepada Leon.
Mereka berpacaran kira-kira 10 bulan lalu. Bulan April, bulan kelahiran Leon, detik-detik kelulusan SMA menanti. Leon menyatakan rasa suka kepada Abel yang notabanenya adik kelas 2 tingkat di bawahnya. Dan entah bagaimana bisa mereka bertahan dengan keadaan LDR. Abel di sini Leon di sana.
Hingga Januari ini mereka masih bersama, meskipun komunikasi yang mereka lancarkan tersendat-sendat.
To: Abel <3
Ini baru nyampe abe(by)l
╮(╯▽╰)╭ kangen samaku yaa??
16:07Dengan lincah jemari Leon menari di atas touchscreen ponselnya yang hampir tinggal nama itu.
SentSambil menunggu Patricia, adiknya, datang menjemput, Leon bersenandung ria dengan headset menyumpal pendengarannya. Dan ia tidak sadar setengah jam menunggu hingga adiknya datang, SMS Abel belum ada balasan. Untuk sejenak, Leon tanpa sadar melupakan Abel.
°° M I S S °°
"Ma, Leon pergi dulu ya," Leon segera menyalami tangan Leny, mamanya, begitu selesai makan malam.
"Issh, ngecengin anak orang aja bisanya nih orang!" Patricia yang tau maksud kepergian Leon langsung meledeknya.
"Sirik lo!" Leon dengan gemas menjawil pipi tirus Patricia.
"Ihh, Cia belagak ngeledek sebenarnya sirik tuh sama si Abel," bukannya membela Patricia, Leny malah meledek anak bungsunya tersebut.
"Aciee, yang cemburu sama pacar abang sendiri, ciiee," dan inilah kesenangan Leon, meledek adiknya itu.
"Pergi singa jantan!" Wajah Patricia kini telah memerah padam, sedikit kesal dengan Ibu dan Leon. Tapi pisau untuk memotong kue telah siap di tangannya dan mengarah ke Leon.
"Yee, ampun non, itu pisau, bahaya."
"Yang bilang gergaji siapa longor?!"
"Elo yang bilang gergaji, jadi elo yang longor."