Chapter 12

14 2 0
                                    

Setiba dirumah terlihat dari kejauhan sudah ada Mama , Papa dan Fiko adik kecilku yg sedang menangis menungguku di depan pager rumah. Mereka semua sangat khawatir dengan keadaanku. melihat mereka sangat cemas , aku langsung lari memeluk Mama sambil minta maaf

Mama : " Putri dari mana saja kamu ? mama khawatir sayang " (sambil memeluk bebarengan dengan fico)
Aku : " Maaf maaaa... "
Mama : " Semalem kamu tidur dimana? Kamu sudah makan? Kamu ngapaen aja sayang ? " ( Ekspresi cemas)
Papa : " kamu siapa? Kamu yg bawa kabur putri? Iya? ( Dengan nada tinggi )
Aku : " Dia temenku pa "
Prima : " Maaf om tante. Semalem putri ketempat saya "

Tiba tiba Rendi dan temen temen dateng
Rendi : " Elu kan waktu itu nganterin puput dari club itu kan? (Sambil menunjuk ke arah Prima)
Papa : " apa kamu bilang ? Maksudnya diskotik? "
Mama : " Ngapaen kamu sayang di diskotik?
Rendi : " iya om tante , ini cowok yg pernah aku pergokin habis dari club sama puput "
Aku : " kamu kalau ngomong yg bener. justru dia yg nganterin aku dari club itu , sedangkan kamu kemana? " (Sambil menangis)
Rendi : " cowok ini om yg bikin putri suka bohongin tante , cowok ini juga mungkin yg menghasut putri untuk kabur dari rumah "

Mendengar informasi dari rendi , sontak mama shock berat. akhirnya Papa mengusir Prima dari rumah dan melarang dia untuk menemuiku. Disitu aku merasa sangat amat membenci Rendi. tidak berpikir panjang aku langsung memutuskan hubunganku dengan nya di depan orangtuaku dan teman temannya.

Seharian aku dikurung di kamar sama Papa. Handphone , Komputer dan akses digital laennya pun juga di sita. Bahkan kain dan peralatan bahan yg sudah aku beli sama Rani hasil dari Penjualan barang barang berharga aku juga di bakar. Aku tidak di perbolehkan sekolah untuk sementara waktu.

Mama : " Sayang kenapa kamu ke diskotik segala ? "
Aku : " maaf ma tapi aku berani sumpah di sana aku gak macem macem. Aku juga pesen minuman soda biasa bukan alkohol ma "
Mama : " Tetep aja diskotik itu tempat gak bener "
Papa : " mangkanya papa gak setuju kamu pindah sekolah ke jakarta. Kalau jadi nya seperti ini. Udah jago bohongin orang tua , ke diskotik , pake acara kabur dari rumah "
Aku : " Tapii paaaa "
Papa : " Diem kamu!!! Jangan Bantah" ( Sambil bentak )
Mama : " kemarin kamu ngapaen pake acara kabur sayang? Mama khawatir "
Aku : " Maaf ma , aku kemarin nginep di tempatnya temenku , tapi dia gak ngelakuin apa apa kok ma. Malahan dia yg ngasih kamarnya buat aku tidur. Dan semaleman dia tidur diluar "
Papa : " Mulai detik ini kamu gak boleh berhubungan lagi sama dia , gak boleh ketemu dia lagi "
Aku : " dia salah apa pa? Dia yg bantu aku jualin baju baju aku... Dia yg nganterin aku pulang dari diskotik.. dia yg jagain aku ketika aku kabur dari rumah " ( Sambil nangis )

Sehabis kejadian pertengkaran tersebut , mulai saat itu aku berangkat dan pulang sekolah di jemput papa , aku juga berhenti untuk mendisain atau membikin baju dirumah nya Rani , Sepulang Sekolah aku hanya dirumah dan belajar. Semua akses komunikasi tetap di sita sama Papa. Hukuman ini adalah bentuk konsekuensi aku sudah berbohong dan kabur dari rumah.

Tuhan BercandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang