4. Kopi yang baru? ( Febi x .... )

232 25 5
                                    

"Udahlah bos lupain aja cewe lu yang ketemu di tander, cari yang lainlah." Vivi menyemangati bos nya, karna baru saja mengalami patah hati.

//FLASHBACK ON//

Seminggu yang lalu, Febi disarankan oleh temannya untuk mengunduh aplikasi tander, karena melihat Febi sendiri terus, tanpa adanya pendamping atau kekasih. Setelah mengunduh dia pun langsung mengupgrade menjadi premium, katanya jangkauannya akan lebih luas. Setelah itu Febi melihat - lihat, slide left, slide right hampir lebih dari 50 akun mencari yang terbaik. Setelah dirasa cukup, Febi hanya menunggu balasan saja, atau match atau tidak.

Beberapa jam berlalu, banyak akun yang match dengan febi. Tetapi ada 1 orang yang menarik perhatiannya, namanya Rifa. Febi langsung menyapa Rifa dengan kata, "Hi, salam kenal aku Febi." Kaku sekali kelihatannya, seperti Febi sedang berbicara dengan investor. Beberapa menit berlalu, Rifa ternyata membalasnya. "Hi juga salam kenal ☺️" berhari hari sudah lewat, Febi aktif mengabari Rifa. Saat sedang menelepon Rifa, terdengar seseorang berbicara, "sayang, lagi telfon siapa sih?" Dan telfon itu terputus. Hati Febi terguncang, ia kira inilah saatnya ia memulai kisah cintanya, ternyata tidak.

//FLASHBACK OFF//

"GAK GITU BADRUN 😭 gua ngerasa udah match sama dia, tapi dia ternyata yang gak match sama gua." Febi menangis, hatinya benar benar sakit.
"Yaudah cup cup, gua doain lu dapet yang lebih baik." Vivi mendoakannya. Sebenernya Vivi kasihan juga kepada bosnya, selalu mengalami kisah cinta yang rumit.

Tiba - tiba ada seorang perempuan cantik menghampiri Febi dan Vivi yang sedang ngobrol.

"Halo, permisi, benar dengan Febi, selaku owner cafe ini?" Tanya perempuan itu. Febi bengong. Tapi ia buru - buru tersadar dari lamunannya.
"Ia, benar. Kenapa ya?"
"Saya mau booking tempat boleh?"
"Oh boleh banget, ke meja disana yuk. Nyobrol detailnya." Mereka bertiga jalan menuju meja dekat kasir dan duduk disana.

"Jadi gini saya mau booking tempat yang sedikit private gitu, karna saya mau ngejutin pacar saya yang ulang tahun." Febi yang mendengarnya sedikit kecewa, tapi ia sembunyikan rasa kekecewaannya itu.

Obrolan terus berlanjut, hingga deal pastinya. Semua detail sudah Febi minta dan perempuan itu juga sudah menyelesaikan administrasinya. Jadi tinggal eksekusi untuk besok. Selain itu Febi kagum dengan perempuan itu, karna effort yang keluar untuk ke kasihnya sangat besar.

//Keesokannya//

Febi dan Vivi mulai mendekor meja private yang sudah dibooking oleh seorang perempuan.

"Bih, udah ada kado dari embanya?"
"Oh blom nanti gua yang beli deh."
"Udah semua kan ya, tinggal orderannya aja."
"Ia, udah Vi. Thank you ya."
"Kalo kayak gini, keliatan banget lu udah siap punya pacar sih bos, extra banget lu buat nyiapin ini."
"Ya, profesional lah, biar cafe ini terus ada yang booking, kamu juga yang seneng dapet bonus."

//Malamnya//

Perempuan itu datang dengan anggun, tersenyum dengan sangat lebar, make up yang tidak terlalu tebal, dan dibalut dengan semi dress berwarna biru tua.

"Cantik." Puji Febi, di depan perempuan itu. Sadar akan kata kata yang keluar dari mulutnya, Febi langsung salah tingkah dan berusaha mengalihkan topik.

"Oh mba, semua udah siap ya, tinggal nanti makanan dan minumannya kami antar."sedikit malu malu.
"Oh ia siap, saya boleh memesan 1 coffee latte?"
"Oh boleh kok mba, tunggu ya."

Febi langsung membuatkan kopi yang dipesan oleh perempuan itu. Lalu ia antarkan ke meja perempuan itu, dengan senyuman hangatnya.

Jam 7 sudah, harusnya sang kekasih perempuan itu datang. Jadi Febi dan Vivi mulai siap - siap. 30 menit lewat, sang kekasih perempuan itu blom juga datang. 1 jam berlalu, sang kekasih perempuan itu, juga blom datang, kegelisahan terlihat dari gesture perempuan itu.

//21.00//

Ternyata kekasih perempuan itu tak datang datang juga. Perempuan itu mulai memperlihatkan kekecewaannya. Dia menelfon berkali - kali dan baru kali ini di jawab.

"Hallo sayang, maaf aku...." Orang disebrang telepon itu berusaha untuk meminta maaf.
"Stop, Niel, STOP! aku tuh udah nyiapin semuanya buat kamu, aku gk akan terima apapun penjelasan kamu, aku ingin kita putus."
"Tapi Eri, sayang dengerin...."

Ya sambungan telepon diputus sepihak oleh erichan. Lalu menangis diatas mejanya. Ia merasa effort nya tidak dihargai sama sekali oleh kekasihnya. Kekasihnya pasti hanya memikirkan pekerjaan yang ia punya. Padahal ini kesempatan erichan untuk kuality time dengan sang kekasih, karna mereka gak punya waktu yang banyak, hanya untuk sekedar bertemu.

Tangisan pun masih berlangsung, kopi yang berada di meja erichan pun sudah dingin. Ternyata dari tadi ia tidak meminumnya. Febi melihatnya, ia sangat kasihan dengan erichan. Harusnya ini menjadi hari yang bahagia, berdua dengan pasangannya di hari yang spesial. Vivi memberikan kode agar Febi menenangkan erichan, Febi akhirnya menghadiahkan kopi yang baru untuk erichan.

"Kopi yang baru?" Tawar Febi sambil duduk dihadapannya dan memberikan senyuman terbaiknya.
"Terimakasih." Senyum hangat Febi terbalas dari erichan.

Modes bet woi!! Itu embanya baru putus, Pepet Pepet aja dah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Modes bet woi!! Itu embanya baru putus, Pepet Pepet aja dah. Tapi gpp siapa tau dapet kan. Hehehe

Btw sedih banget ngeliat ebih, akhir akhir ini ngetweet sedih. Semangat ya bih, besok ada hari yang lebih baik lagi, daripada hari ini :) lop u full

Babay 💕

EBIH'S CAFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang