"Mas, aku udah siapin sarapannya." Reyea memanggil suaminya yang tengah menyisir rambut. Erick menoleh, menatap Reyea yang berdiri di ambang pintu lalu tersenyum.
"Iya, kamu duluan aja nanti Mas nyusul."
Reyea mengangguk, lalu berjalan menuju meja makan. Kepergian istrinya membuat Erick langsung melakukan aksinya. Apalagi kalau bukan menghubungi Sarah di pagi hari.
Jam tujuh pagi, biasanya wanita itu masih tidur. Dan sudah menjadi kebiasaan Erick untuk membangunkannya.
Ponsel bermerek itu terus menempel di telinga Erick. Berharap, ada jawaban dari sebrang sana.
Namun tetap saja, walau sudah tiga kali dirinya mencoba menghubungi. Pria itu tertawa sendiri membayangkan Sarah yang tertidur nyenyak dengan raut wajah lucu. Pasti wanitanya kelelahan karena semalam.Tak ingin ketahuan, Erick memutuskan untuk mengirim pesan kepada Sarah dan menyusul Istrinya.
"Aku udah buatin nasi goreng Mas." Tutur Reyea lembut
"Terima Kasih." Balas Erick tanpa menatap Reyea. Wanita itu tersenyum kecut merasakan kesedihan
Reyea merasa memang ada yang salah dari suaminya. Ahkir-ahkir ini Erick sedikit tak peduli dengannya. Tetapi ia mencoba untuk berpikir positif mungkin saja suaminya itu kelelahan bekerja.
Erick melirik sekilas kearah Reyea, dilihatnya wajah istrinya yang muram. Ia merasa bersalah telah bersikap cuek dan jujur Erick takut ketahuan.
"Tambah lagi dong nasinya, dikit banget sayang hmm?" Erick mengambilkan nasi goreng untuk Reyea. Wanita itu tersenyum merasakan kehangatan.
"Aku lagi diet mas." Jawab Reyea
"Diet?" Erick tertawa
"Iya kenapa sih mas?, Malah ketawa."
"Sayang, diet itu atur pola makan. maksudnya semua asupannya harus seimbang harus benar-benar ketat bukannya kamu yang harus kurangi makan."
Reyea nyengir kuda. "Emang gitu ya mas?" Suaminya itu mengangguk
"Jangan siksa diri kamu sendiri ya, aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Kamu kurus, gendut ataupun montok aku tetep milih kamu." Tutur Erick yang membuat pipi Reyea bersemu-semu wanita itu lalu mengangguk.
Walau sebenarnya yang dikatakan Erick penuh kebohongan, hanya itulah cara agar segala kelakuan di balik sikapnya tak ketahuan. Erick akan terus berpura-pura.
Pasangan suami istri tersebut lalu melanjutkan makan. Baru beberapa suap, ponsel di meja milik Erick berbunyi. Pria itu meliriknya sebentar ternyata balasan pesan dari Sarah.
Mys:
Jemput aku."Siapa Mas?"
Erick tergagap, lalu memasukan ponselnya di dalam saku kemeja.
"Pak Sean, aku harus datang lebih awal karena ada pertemuan mendadak." Pria itu memasang Jasnya
"Mendadak banget." Reyea membantu suaminya menyiapkan diri
"Entahlah. Kamu jaga diri ya, kabarin aku kalau mau kemana-mana." Reyea mengangguk, lalu mencium punggung tangan suaminya
"Hati-hati Mas." Erick tersenyum lalu pergi meninggalkan Reyea yang melanjutkan makannya.
°°°°
Mobil sedan berwarna merah sudah terparkir dihalaman depan rumah minimalis bergaya Eropa. Erick keluar dari dalam mobil, lalu masuk begitu saja kedalam rumah karena memang ia sudah terbiasa mengunjungi rumah Sarah. Lagi pula tak ada siapapun kecuali wanitanya itu.
Ia memilih duduk di sofa ruang tamu menunggu Sarah selesai dengan kegiatannya.
"Eh, udah sampai?" Sarah terkejut melihat Erick yang tengah duduk santai di sofa berwarna merah tersebut, pria itu menoleh mendapati Sarah yang masih memakai piyama.
"Iya, kok belum siap-siap?"
Sarah mendekat duduk di samping Erick.
"Masih jam berapa."
"Terus kenapa suruh jemput?" Tanya Erick penasaran.
"Kangen." Jawab Sarah manja dan memainkan jari jemarinya menggoda. Sungguh, Sarah memang berbakat menjadi pelakor
Tak tahan, Erick kemudian menarik Sarah dalam pelukannya, lalu memangkunya layaknya anak kecil.
"Pinter banget sih godain aku?" Pria itu menjawil hidung mungil nan mancung milik Sarah. Wanitanya itu tersenyum lalu tangannya melingkar di leher Erick.
"Istri kamu, bikin aku cemburu." Ungkap Sarah terus terang. Tak jarang, ia juga memaksa Erick untuk segera menceraikan Reyea tetapi Erick selalu mengatakan untuk Sarah sabar dulu atau paling tidak siap untuk di madu
Jelas Sarah tidak setuju dengan opsi yang kedua. Ia Egois ingin memiliki Erick seutuhnya dan satu-satunya yang Erick perjuangkan.
"Aku mau sarapan nih." Kata Erick mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Aku belum masak." Jawab Sarah malas karena merasa di abaikan
Erick tersenyum melihat ekspresi wajah Sarah, bibirnya cemberut karena marah.
"Bukan sarapan itu, sarapan ini." Tangan pria itu mulai memasuki piyama Sarah.
Sarah melotot, jemari Erick bermain disana.
"Aku belum mandi dear." Sarah mencoba menepis tangan Erick dari sana
Sekarang giliran Erick yang cemberut seperti anak kecil tak di belikan mainan.
"Ayolah sayang, please." Mohonnya.
"Tapi aku belum mandi." Kata Sarah mencoba memberi tahu lagi
"Kamu belum mandi ataupun sudah tetap nikmat."
Sarah mencubit perut Erick pria itu memekik kesakitan. "Dasar tukang gombal!"
Tak sabar, pria itu melumat bibir Sarah dengan rakus. Tangannya kembali beraksi di sana, memanjakan milik Sarah yang selalu membuatnya ketagihan.
"Ah.." Wanita itu tak tahan, gairahnya begitu memuncak. Tangan Erick masih memainkan milik Sarah tangan yang satunya membuka piyama milik Sarah.
Semuanya terbuka, kini Sarah dengan posisi tanpa sehelai pakaian. Mata penuh nafsu dan napas yang memburu. Sekarang Erick akan menyantap sarapannya dan Sarah akan menyuguhkan sarapan yang selalu nikmat untuk di santap.
_________________________________________
Ingat ya ini hanya cerita fiksi, gak bener terjadi dan gak harus di contoh bahkan sangat gak baik contoh.
Apapun itu yang paling berharga adalah harga diri, jangan mau demi uang merelakan harga diri yang tak akan kembali. Selalu ingat setiap manusia punya rejekinya masing-masing. Dan jangan jadi bucin sampai relain masa depan kalian, jangan jadi bodoh karena pengen kenikmatan sesaat. Semuanya hanya fana, fatamorgana.
Disini saya mencoba menceritakan sisi dari pelakor dan sisi dari pria yang menjalin hubungan dengan wanita lain. Tidak serta Merta tentang kebaikan.
Terkadang, hal yang nyata memang harus dibahas bukan dijadikan sesuatu yang tabu. Lalu mengatakan "Jangan bikin semabrangan cerita, nanti di contoh orang perilakunya."
Come on! Kalau orang itu pinter pasti gak nyontoh yang buruk dan justru menjadikan pelajaran dari hal buruk itu dong.
Untuk kalian yang sudah baca , mohon partisipasinya untuk menyukai cerita ini dengan cara votte, comment dan like yah. Berpengaruh banget
Terima Kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M PELAKOR
RomanceNafas mereka memburu, Sarah terjatuh di dada bidang milik Erick. Keringat membasahi tubuh mereka, bagaikan lari maraton rasanya. "Mas, aku mencintaimu." Erick tak membalas, justru melumat bibir sexy Sarah dengan rakus. Barkkk!!!! Kedua orang itu...