"Ada sesuatu yang mas sembunyikan?"
Kegiatan Erick yang sedang menyisir rambut terhenti. Apakah begitu terlihat sikapnya selama ini sehingga Reyea mulai mencurigai?. Pria itu menoleh kembali mendekat kearah istrinya
"Mas gak pernah nyembunyiin apapun dari kamu sayang."
Reyea berkedip, menatap manik mata indah milik Erick. "lalu kenapa mas gak jawab ajakan aku?"
Pria itu tersenyum, lalu mengusap pipi Reyea dengan sayang. "tolong ngertiin aku ya, capek seharian ngurusin kantor."
Reyea tersenyum palsu walau hatinya pilu karena rasa kecewa. Dengan berat hati ia mengangguk suaminya langsung mendekapnya dengan penuh sayang.
Reyea adalah tempatnya kembali. Ia tak bisa begitu saja mengabaikan istri yang ia nikahi dua tahun lebih lamanya. Walau bahtera rumah tangga mereka belum di karuniai keturunan tak lantas membuat Erick serta merta meninggalkan Reyea, meski tak bisa di pungkiri ia bermain di belakang. Bukanlah sebuah alasan Erick yang berselingkuh karena Reyea sulit mempunyai keturunan tetapi memang dirinya yang jatuh cinta oleh Sarah.
Sebenarnya pria itu ingin sekali mengajak untuk sekedar menikmati malam hari. Namun, masalahnya rasa bersalah pada Sarah semakin menghantuinya dan ia ingin menemui wanita itu malam ini juga. Alasan untuk pergi, biarlah ia pikirkan nanti yang terpenting Sarah tak kecewa karena perlakuannya.
"Ayo kita makan malam, nanti opor ayamnya dingin." tangannya menggandeng Reyea.
"Masakan mu selalu buat aku kangen Re." Reyea hanya tersenyum menanggapi rasa kecewanya masih bersemayam
"Kamu kalau masak banyak gini selalu bagiin ke tetangga kan Re?" Erick bertanya, karena ia memang selalu mengajarkan kepada istrinya untuk selalu berbagi walau tak banyak.
Wanita yang sedang menyendokkan nasi di piring hanya mengangguk. Erick diam, melihat istrinya yang kurang menanggapi membuatnya mengerti bahwa Reyea sedang kecewa. Ia benar-benar bingung harus kemana dan melakukan apa.
"Sini aku suapin, aa'." Erick membuka mulutnya meminta Reyea mengikutinya wanita itu menurut walau tak bersemangat
"Mas." Lirih Reyea, Erick berhenti mengunyah lalu menelan makanannya dan bertanya
"Ada apa?" Walau ia tahu kemana arahnya
"Reye pengen jalan-jalan." mengulangi kembali permintaannya. Kali ini berharap suaminya memahami
Terdengar suara helaan nafas, dan anggukan dari suaminya. Reyea tersenyum kegirangan matanya berbinar senang
°°°°°°
Sarah sudah mengenakan jeans berwarna hitam dengan tanktop yang di padukan bersama jaket jeans. Tak lupa ia mengenakan sneakers untuk melengkapi pakaiannya. Selesai berdandan ia lalu memesan ojek online dan menunggunya di depan gerbang.Tak beberapa lama ojek online yang di tunggunya tiba, ia lalu membonceng dan motor metic tersebut melaju meninggalkan rumah Sarah. Malam ini, ia hanya butuh menyenangkan diri tanpa memikirkan kesedihan yang justru membuatnya semakin terpuruk. Bukan Sarah jika selalu meratapi kesedihan, baginya jika ada pilihan untuk bahagia mengapa harus bersedih.
Rencananya Sarah akan menghabiskan malamnya di alun-alun kota, biasanya jika malam hari tempat tersebut sangat ramai barangkali ia bisa mendapatkan teman di sana.
Sepuluh menit ahkirnya mereka sampai, Sarah turun dari motor lalu membayar ojeknya. Tak lupa laki-laki tersebut berpamitan kepada Sarah.
Mata indahnya mengamati setiap sudut alun-alun yang begitu ramai dimana sanak saudara berkumpul bersenang-senang. Sarah terharu melihat kebahagiaan mereka yang tak pernah ia dapati sejak kecil karena memang ia yatim piatu. Di sudut kiri banyak anak muda yang sekedar berkumpul mengobrol tak jarang dari mereka berpasang-pasangan ia jadi iri melihat kedekatakan remaja tersebut. Andai saja hubungannya denga Erick tak serumit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M PELAKOR
Roman d'amourNafas mereka memburu, Sarah terjatuh di dada bidang milik Erick. Keringat membasahi tubuh mereka, bagaikan lari maraton rasanya. "Mas, aku mencintaimu." Erick tak membalas, justru melumat bibir sexy Sarah dengan rakus. Barkkk!!!! Kedua orang itu...