"Eh sudah yuk istirahatnya. Kita coba menyusuri jalan saja siapa tau kita ketemu jalan keluarnya, daripada kita berdiam diri disini tidak akan membuahkan hasil apa-apa, setidaknya kita harus cari sumber air terdekat" ajak Arga.
"Gimana kalo kita makin kedalem dan tidak tau jalan pulang?" tanya Ghina ketakutan.
"Kalau kita tidak mencobanya apa kita akan tau hasilnya?" tanya Arga.
"Betul tuh, lebih baik kita cari sumber air, karena pasti lebih mudah jika kita sudah menemukan sumber air. Kita bisa istirahat sembari mengisi tenaga. Kita juga harus memikirkan tubuh kita" lanjut Gilang.
"Aku sih setuju saja, daripada kita kelamaan berdiam diri disini" sahut Adinda.
"Yuk berangkat" lanjut Putra.
Mereka memutuskan untuk berjalan menyusuri jalan dan berharap menemukan sumber air. Namun, mereka belum juga menemukan sumber air. Mereka sudah berjalan jauh lebih kedalam hutan namun masih saja tidak menemukan sumber air yang dituju. Akan tetapi, mereka menemukan sebuah tempat seperti tempat istirahat yang mungkin biasa digunakan oleh warga sekitar. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat di tempat itu.
"Eh lihat, ada saung!" seru Putra.
"Dimana Put?" tanya Gilang.
"Tuhhhhhhhhh" tunjuk Adinda.
"Kita istirahat dulu disini, tenaga kita sudah terkuras banyak sekali, kita harus istirahat sejenak. Sembari kita beristirahat, kita harus membuat rencana agar kita bisa bertahan dengan keadaan kita yang begini" kata Arga.
"Iyaa, kita tidak mungkin terus-menerus begini. Kita harus memikirkan sesuatu untuk kedepannya. Kalau tidak, kita akan mati kelaparan" sambung Adinda.
"Yasudah kita istirahat dulu sejenak, kebetulan gua capek banget nih" sahut Putra yang langsung membaringkan tubuhnya di saung.
Akhirnya mereka beristirahat agar tenaga mereka kembali pulih, mereka memerlukan makanan dan minuman agar mereka tidak kelaparan. Namun, mereka belum juga menemukan sumber air. Tetapi matahari sudah tepat berada i atas kepala mereka,
"Eh gua mau buang air kecil dulu ya" kata Arga.
"Tunggu Ga, gua juga mau" sahut Gilang.
"Iiiiiiiihhhhh masa kalian pipisnya barengan, jijiikkk dehh" kata Adinda.
"Ya ga di satu tempat juga kali Din" sahut Gilang.
"Yaudah gih, jangan jauh-jauh tapi soalnya kalo kita kenapa-kenapa nanti susah ngabarinnya. Putra malah asik tidur pula" sambung Ghina.
"Siap deh, kalian tinggal teriak saja kalau ada apa-apa" jawab Arga.
Arga dan Gilang pun pergi untuk buang air kecil. Namun, ketika mereka hendak balik ke tempat istirahat, mereka merasakan ada sesuatu yang sedang mengikuti mereka. Mereka pun berniat memberanikan diri untuk melihat ke arah belakang mereka.
"Lang, lu ngerasa gak kalau dibelakang kita ada seseorang?" tanya Arga.
"Iya Ga. Gua ngerasa kita lagi diikuti deh" jawab Gilang.
"Kita liat bareng-bareng yah" ajak Arga.
"Yuk!" sahut Gilang.
Mereka bersama-sama melihat kebelakang, dan mereka dikagetkan oleh sesosok anak kecil yang memegang sebuah bonek, dan sedang berdiri menghadap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong Gelap
Teen FictionMendaki memang hal yang bisa dikatakan sulit. Karena seorang pendaki harus memiliki fisik, mental, dan juga keterampilan yang mumpuni. Namun siapa sangka, perjalan seorang pendaki tak semua berjalan mulus. Begitu yang dialami 5 orang sahabat ini. ...