13. Selamat Jalan Teman

19 2 0
                                    

Hari-hari mereka kembali lalui dengan perasaan masih berduka. Banyak sekali teman-teman sekolah mereka mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu sahabat mereka. Mereka pun masih tidak percaya bahwa Putra lebih dulu meninggalkan mereka. Setiap tanggal 13 mereka selalu menyempatkan diri untuk berkumpul di rumah Putra dengan tujuan sekedar menghibur orang tua Putra, dan juga mengenang kehadiran sosok sahabat mereka itu. Mereka tertawa bersama, menikmati hari dengan canda tawa, sampai mereka disadarkan bahwa mereka sudah kehilangan salah satu temannya yang membuat mereka kembali menyesali perbuatan mereka waktu itu.

Kini setiap mereka berkumpul, rasanya seperti ada yang kurang. Suasana saat itu terasa sangat membosankan bagi mereka. Tak ada spesial-spesialnya tak seperti biasanya ketika ada Putra.

Mereka selalu merasa kurang jika bersama-sama sampai mereka lulus, perasaan itu masih saja melekat dalam otak mereka. Setiap detail dari kejadian saat itu masih melekat di ingatan mereka.

Hal itu membuat mereka terganggu akan hal itu. Mereka merasakan sesuatu yang aneh dalam diri mereka masing-masing.

Mereka kemudian melanjutkan pendidikannya ke berbagai daerah. Ghina yang lebih mengambil pendidikannya di Lampung, Gilang yang memilih pergi mengambil pendidikan di Yogya, dan hanya Arga dan Adinda yang tetap tinggal di Bandung.

Mereka tidak ingin kenangan yang mereka alami, setiap kejadian yang mereka lalui bersama itu hilang begitu saja. Mereka ingin tetap membuat peristiwa itu selalu hidup meskipun keadaan zaman sudah mulai berubah.

Sampai kapanpun juga, mereka tetap memiliki hubungan batin, seberapa jauh jaraknya mereka akan tetap saling terhubung. Sampai suatu ketika, mereka berencana untuk mengadakan pertemuan. Mereka mengadakan pertemuan di sekolah SMA mereka dulu. Ketika mereka sudah berkumpul, mereka merasakan suatu perasaan yang aneh yang mereka tidak tau perasaan apa ini. Sampai tiba-tiba, mereka melihat seorang anak kecil yang sedang berkumpul bersama temannya dan yang membuat mereka terkejut, salah satu anak kecil itu memiliki wajah yang sangat mirip persis dengan sosok Putra. Dan saat itu anak kecil itu melihat kea rah mereka dan tiba-tiba saja anak kecil itu melambaikan tangannya ke arah mereka sembari tersenyum.

-Tamat-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lorong GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang