Assalamualaikum Wr Wb.
Jadi artikel ini terpublikasi karena hari ini ada tetangga saya yang cerita perihal sakit ibunya.
yang awalnya batuk, malah jadi melarat-larat hingga sampai di teror dengan makhluk ghaib.
Baik lah, kalau berbicara tentang ghaib terlalu banyak analisa-analisa dari masing-masing Individu, karena sesuatu yang tak kasat mata, susah untuk dijelaskan, dan bisa jadi mereka benar versi mereka sendiri.
Maka, saya akan meng-analisa versi saya sendiri pula.
Jadi, di daerah saya itu ada seseorang yang biasa mengobati penyakit dengan hal - hal mistik.
Dan ibu teman saya itu berobat dengan cara itu ( buang keteguran) Lalu, yang mengobati itu mengatakan kalau ibu teman saya itu keteguran, (sejenis ada yang ngikutin juga).
Nah, dari batuk dan demam biasa, Ibu teman saya malah melarat sampe kerasukan dan melihat makhluk-makhluk tak kasat mata. Lalu, saya beranggapan kalau ibu teman saya (yang minim edukasi baik dari kesehatan ataupun dari segi agama) sangat mudah tersugesti dengan tuturan dari orang yang mengobatinya itu, makanya dia jadi gampang mudah berhalusinasi (di ikutin orang-orang ghaib bahkan sampe kemasukan) :(
Saya sedih dong, saya juga memberi saran kepada teman saya untuk tidak terlalu meyakinkan diri tentang hal - hal buruk seperti itu. Saya bilang, itu hanya sugesti buruk. Coba alihkan pikiran ke hal - hal yang logis dan berhuznuzon saja. InsyaAllah yang datang juga baik, dan segera membaik.
Jadi, mungkin karena si ibu teman saya tadi sudah meyakini dan tersugesti makhluk -makhluk tak kasat mata tersebut (Jin), jadi makhluk-makhluk seperti itupun mudah memasuki dan menguasai tubuh si ibu :(
Maka saya sarankan untuk teman saya melakukan Ruqyah (Oleh dia sendiri).
Setelah saya uli-ulik browser, ketemu artikel ini. Semoga bermanfaat.
TATA CARA RUQYAH YANG BENARRuqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Sesungguhnya meruqyah termasuk amalan yang utama. Meruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya". [1]
Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar'i.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur'an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur'an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur'an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur'an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. 'Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: "Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)". (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits 'Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: "Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan". [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Islam
Espiritualبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Assalamualaikum wr. wb Ini bukanlah Novel yang membuat teman-teman sekalian berkhayal dengan ketidakpastian. Tetapi lebih ke sebuah artikel yang saya kutip dari berbagai sumber, yang InshaAllah menambah wawasan tem...