2. Senyuman

6.7K 292 23
                                    

Selamat membaca❤






















Alana masih ketakutan dengan kejadian yang dikantin. Sosok itu terus menatapnya seakan dia adalah korban selanjutnya. Alana tidak mau melihatnya lagi, alana sangat takut karena aura dia sangat mencekram.

Alana berharap dia tidak akan berurusan dengan ELANG. Dan harus menghindari sosok itu. Elang memiliki kekuasaan yang sangat kuat. Seandainya waktu bisa diulang kembali, alana tidak akan mau pernah menatapnya.

"Goblok benar alana" ucap alana sambil memukul-mukul kepalanya.

Dikelas hanya tinggal alana seorang, semua siswa sudah pulang sejak 1 jam yang lalu. Alana hanya sendirian dikelas, dia tidak mau keluar karena takut jika ELANG tiba-tiba datang dan membunuhnya. Entah kenapa alana bisa berpikir diluar lanar.

Alana tampak berdiri dan berjalan lesu keluar kelas karna hari hampir malam. Bisa bodoh dia kalau mau menginap disekolah cuman karena takut dengan elang. Dia berjalan menuju kolidor yang sudah sangat sepi dengan hawa yang kian amat dingin.

"Kok gue jadi serem gini" sambil memegang belakangan lehernya.

Alanapun lari sekencang mungkin hingga sampai dipintu gerbang, seakan ada sosok yang mengikutinya.

Keringat bercucuran diwajahnya dan angin kencang kian menerpa wajahnya dan menambah kecantikannya. Alana langsung mengambil handphonenya dan menelpon siapapun yang ada dirumah. Dia ketakutan, sangat ketakutan.

"Bang jemput alana dong, alana disekolah" suara yang terbata-bata

"Iya, abang otw"

Alana langsung memutuskan telponnya. Alana masih menunggu abangnya yang tak kunjung datang, dia memutuskan membaca novel yang baru dia beli beberapa hari yang lalu.

"Pulang"

Suara yang dingin dan sangat berperintah. Alana sangat kaget karena suara itu, alana menoleh kesamping agar dapat melihat siapa pemilik suara itu.

Mata alana melotot, sosok yang amat sangat ia hindari berada didepannya. Mata alana masih menatap sosok yang menjulang tinggi. Dia ELANG.

"Mau aku antar?"

Alana tersadar dari lamunannya. Dan menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Alana berharap abangnya segera mungkin datang, sosok disampingnya ini membuat dia mati kutu.

Tiba-tiba alana tersentak kaget, karena sosok ini memegang lengannya dan seakan ada sengatan listrik dikulitnya. Genggaman kuat seakan dia akan pergi. Alana menghempasnya dengan kasar, dia tidak suka jika ada yang berani menyentuhnya.

"Jangan sembarangan jadi cowok" muka raut alana yang nampak sangat marah.

Elang menghela napasnya dan menatap tajam gadis yang dia belum tau namanya.

"Menghindar?" elang menaikan alisnya ke atas

"Gue minta maaf soal kejadian tadi pagi! Lu gak perlu tanggung jawab, kita lupain aja"

Alana melihat elang tersenyum, senyum yang sangat menyeramkan. Senyum seakan sebuah pertanda bahwa hidupnya bakalan tidak tenang lagi.

Hingga suara klakson mobil terdengar, dan membuat alana sangat senang. Akhirnya dia bisa bebas dengan suasana yang mencekam! Dengan senang hati alana berjalan dan tak menghiraukan sosok yang ada disampinya tiba-tiba tangan elang menahan alana yang mau pergi.

"Hati-hati" senyum elang kepada alana dan membuat alana terpaku. "Sampai bertemu" dan langsung pergi meninggalkan alana.

Alana langsung masuk kedalam mobil.

"Abang kenapa lama banget sih?"

"Ban mobil pecah. Tapi bagus kan bisa berduaan sama pacar kamu?" menggoda alana

"Itu bukan bagus bang, malah bencana bagi alana"

"Bencana hati yah?"

Ini yang sangat amat alana benci, abangnya selalu saja menggodanya. Hingga tak habis pikir, alana hanya berbincang sama tukang somay aja digodai sama dia. Hal yang gak masuk akal. Alana hanya diam dan memikirkan kata terakhir yang diucapkan elang "Sampai bertemu". Alana bertekad tidak akan mau kekantin lagi, dan menyesali perbuatan dia sendiri.

"Takdir emang gitu dek gak bisa ada yang tau"

Seakan abangnya bisa membaca apa yang dipikirkan alana. "Sok cenayang"

••

Hujan sangat lebat diluar sana. Alana suka hujan, ingin dia turun dan mandi bersuka ria disana. Tapi itu tak mungkin karena sudah malam bisa saja dia sakit. Hingga perhatiannya teralihkan karena ada sebuah notifikasi.

                                  

Githa : Kak gilang minta nomor loh

                          Alana stom's : Siapa? Gak kenal, jngn dikasi

Githa : Temannya kak elang. Gue udah kasih na, gak apa-apakan?

Rasanya alana mau mencekik sahabatnya itu. Harusnya dia kasih tau dulu. Hingga 1 notifikasi lagi dari githa

Githa : Hati-hati na, kak elang ngincar lu

           Alana stom's : Kalau tau gue dalam bahaya.  kenapa lu kasih goblok

Githa : Gue diancem
(read)

Hidup alana gak bakalan tenang lagi kayak dulu. Emang benar penyesalan selalu diakhir

•••

[REVISI]

27 JULI 2020

Note : Maaf baru update! Cerita ini akan direvisi secara besar-besaran<3

Destiny✔️ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang