Alana masih senantiasa terbaring diruangan UKS. Sedangkan elang itu masih menatap nanar gadis didepannya itu.
"Dia mati atau tidur?" tanya elang sambil menyelipkan anak rambut dibelakang telinga alana, elang menggegam tangan alana lalu mencium tangan alana. Terlihat ada pergerakan dari alana, elang terlihat lega karena gadisnya mati hidup.
Alana mulai membuka matanya, dan mengucek-ngucek matanya agar bisa terlihat jelas.
"Gue dimana?" ucap alana sambil memegang kepalanya dan berusaha untuk bangun. Tapi kekar itu menahannya dan menekan agar dia terbaring, alana menoleh.
"Tidur" sentak elang
"Ini jam berapa?" tanya alana
"Gak penting. Sekarang mau makan apa? Nanti gue beliin sekalian" ucap elang dengan tatapan lembut
Alana menggeleng kepalanya.
"Ini jam berapa? Gue mau kekelas, mau belajar" alana yang sudah mau bangun
"Makan dulu" tekan elang dengan mata yang dingin mengintimidasi
Nyali alana mulai menciut "Nanti pas istrahat aja lang" alana berusaha membujuk elang
"Mau gue beliin atau gue gedong lo kekantin?" dengan raut muka yang bisa dibilang tidak baik.
Alana menelan ludah dengan pelan, bisa saja dia malu kalo elang gendong apalagi ditambah kejadian tadi pagi.
"Gue gak lapar"
"Gue rasa loh emang suka minta digendong" ucap elang.
Tiba-tiba saja alana kaget karena tubuhnya seakan melayang, dan benar elang tidak pernah main-main sama perkataannya. Dia pikir elang tidak kuat menggendongnya.
"Loh beliin aja dikantin, please tolong turunin gue. Gue gak mau malu untuk kedua kalinya" sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya agar elang bisa menurunkannya.
Elang seakan tuli, dia langsung saja keluar dari UKS dengan menggendong gadisnya dengan ala bridalstyle.
Alana menyembunyikan wajahnya didada elang, sungguh dia sangat malu sekarang meskipun dikolidor sepi tapi mereka melihat adegan ini didalam kelas. Mereka semua takut sama elang, tak ada yang mau berhadapan langsung sama dia. Akhirnya mereka sudah sampai dikantin, meskipun dikantin hanya berapa orang. Orang semua langsung menunduk. Alana sadar bahwa laki-laki itu sudah menurunkannya ditempat duduk yang sudah dipersiapkan.
"Mau pesan apa?" ucap elang yang masih beridiri dengan kedua tangan disakunya.
"Mie sama es jeruk aja"
"Gak boleh makan mie, bahaya! Pengolahannya 4-3 hari diperut loh. Yang lain aja" tatapan datar yang selalu menghiasi wajahnya
"Batagor aja deh"
"Gue pesan aja nasi goreng biar loh kenyang dan es jeruk" langsung berjalan dan memesan.
"Kalo ujung-ujungnya lu yang milih, buat apa lu nanya" gumamnya pelan. Bisa abis dia kalo bicara seperti itu dimuka elang
Tengah asik menunggu makanan seseorang menepuk bahu alana dengan keadaan alana sementara menguap. Alana langsung saja menutup mulutnya.
"Eh reko, ngapain?" tanya alana
"Gimana kabar lu?" ucap reko sambil menarik kursi yang berhadapan alana.
"Seperti yang terlihat"
"Baik-baik ternyata"
"Goblok loh, hidup gue gak baik untuk sekarang" batin alana
"Alana gue mau ngomong sesuatu nih"
"Ngomong aja, apa susahnya sih"
"Masih jomblo gak lu na?"
Alana tak habis pikir sama reko, bagaimana bisa dia tidak tahu kalo sekarang dia sudah menjadi milik elang. Atau mungkin dia datang terlambat tadi dan kurang update. Alana pasti tau satu sekolah tengah membahas soal tadi pagi.
"Lu datang jam berapa kesekolah?" tanya alana penasaran
"Gue baru juga datang na, kan tadi kelas gue ada ikut sosialisasi diluar"
Alana menepuk jidatnya "pantasan" batinnya
"Kangen loh sama gue?" memainkan alisnya.
"Mau muntah gue" alana memperagakan seolah-olah dia mau muntah
Sedangkan reko hanya terkekeh melihat alana " Na mau gak pacaran ama gue?"
Alana kaget mendengarkan ucapana itu. Dan
Prang!
Terdengar suara pecahan yang berasal dari dekat meja mereka. Mata alana membulat mleihat sosok itu. Elang kembali menyeramkan, dan matanya sudah merah dengan rahang mengeras yang nampak memperlihatkan urat-urat dilehernya. Elang memperhatikan alana dengan tatapan dingin! Alana sangat kacau.
Sedangkan reko kaget melihat elang, dia pun langsung menunduk. Tiba-tiba reko kaget karena tangannya ditarik dan muka langsung dipukul oleh elang.
Bugh
Bugh
Bugh
Orang-orang berada didalam kantin kaget dan langsung berdiri melihat perkelahian itu. Reko tampak jatuh dilantai dengan keadaan menggenaskan. Bibir diujungnya berdarah dan wajah sudah penuh dengan luka.
"Elang stop" sambil menahan elang yang tampak mau memukul reko. "Elang dia bisa saja mati"
Elang mendudukan badannya ditubuh reko, dan mencekik lehernya.
"Beraninya lu mau ngambil alana dari gue" mencekik semakin dalam. Sedangkan yang dicekik hanya pasrah karena ditak mampu melawan elang.
"JAWAB" bentak elang.
Tiba-tiba saja entah keberanian dari mana alana memeluk elang. Elang sentak kaget karena pelukan dari alana.
Perlahan cekikkannya mulai terlepas.
Langsung saja elang berdiri tetapi pelukannya belum terlepas, elang semakin kuat memeluk alana karena dengan ini emosinya merenda. "Mencoba melindungiinya?"Reko segera pergi dari hadapan elang.
"Kita pulang sekarang" menarik tangan alana dengan kasar hingga diparkiran. Alana hanya menangis. Elang mendorong kuat tubuh alana agar bisa masuk didalam mobilnya.
Elang langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Elang berhenti" teriak alana, sungguh dia takut
"DIAMLAH" Bentak elang dengan tanganya yang mencekram stir dengan keras.
"Berhentilah elang atau pelankan saja mobilnya, ?" teriak alana
"Jangan berteriak sialan" mobil mendadak berhenti. Alana tidak tau ini dimana, semua penuh hutan, tak terlihat lagi perumahan.
Elang menarik rambut alana "Jangan sekali lagi teriak atau--"
"Atau apa hah?"
Plak
Tamparan yang diberikan elang membuat alana mati kutu mendadak dia sudah tak bicara lagi. Pipinya sudah sangat oanas dan memerah karena tamparan elang. Alana memegang pipinya dan menangis.
"Turun" sentak elang dan tidak mempunyai rasa bersalah
"Gak! Gue gak tau ini dimana" tekat alana
"Bukannya lu minta turun hah?" emosi elang.
"Tapii-- gue gak tau---"
"Turun" teriaknya meloton dihadapan alana "Hukuman loh karena udah mau ninggalin kehidupan gue, dan berteriak. Sekali lagi jangan lakukan hal seperti itu atau lu akan gue hamili. Dan jangan pernah dekat sama lelaki manapun dan juga ayahmu, ingat LU MILIK GUE" menekan ucapan yang terakhir
Alana tidak berbicara apa-apa dia langsung keluar. Mobil elang pun langsung meninggalkan dirinya sendiri.
Alana terduduk dengan keadaan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny✔️ [Completed]
Fiksi RemajaJudul awal 'Elang & alana' [Proses revisi] Elang dirgantara adalah sosok yang sangat misterius, dingin, arogan dan kejam. Tidak yang berani menatap mata tajamnya. Sosok yang sangat amat ditakuti disekolah SMA DIRGANTARA, semua nampak hening jika dia...