Note:
Biru/Nala=orang yg sama.***
Hari-hari berjalan layaknya kemarin.
Bedanya, seminggu ini Biru jarang menjumpai godaan Alam karena cowok tersebut nggak menampakkan batang hidungnya didekat Biru. Padahal, biasanya Alam ada aja urusan yang memungkinkan ia terlihat di gedung bahasa bersama Wino --teman pertamanya pas masa pengenalan kampus.
Apa jangan-jangan Alam keluar dari kampus ya?
Ah bodo amat, Biru nggak ngurus.
Biru tengah membenahi isi tasnya sementara kelas sudah kosong karena hari ini mata kuliah Essay writing dibatalkan lantaran hujan.
Hah? Kok gara-gara hujan doang bisa batal? Emang kelasnya di alam bebas?
Nggak, soalnya Pak Abidin bilang lewat whatsapp gini:
"Mager. Sepatu saya putih baru dicuci. Minggu depan adain kelas pengganti aja."
Yeh, dasar.
Kan situ ngajar dibayar, Pak. Enak banget cancel-cancel kelas.
Hujan sudah berhenti sejak bermenit-menit lalu tapi efeknya masih berlanjut hingga detik ini. Tebak apa?
Yups, tarif ojek online jadi mahal!
Kalau habis hujan kan otomatis macet. Ya, tarifnya bakal menyesuaikan kondisi lalu lintas. Ditambah lagi ini jam-jam orang pulang kerja.
Satu-satunya yang dapat diandalkan cuma supir pribadi Biru.
Bukan supir sungguhan, sih.
Jingga.
Adik laki-laki Biru. Usianya nggak beda jauh sama Biru. Terpaut dua tahun saja. Makanya mereka dekat banget. Namun yang namanya hukum alam "semakin dekat, semakin sering ribut" ya Biru pun begitu sama Jingga. Rutin kalau urusan berantem. Mereka mah kompak pas ngecengin Mama doang atau minta sesuatu. Kayak bujuk pasang wifi, contohnya.
Langkah Biru bergerak menuju tempat parkir dengan jemari yang lihai menari di atas keyboard hape. Mengetikkan sesuatu di ruang chatnya dengan Jingga yang diberi nama kontak "Jing" alias panggilan multifungsi. Bisa Jingga, bisa anjing, bisa juga bajing.
Biru Naladhipa:
Jing, jempit gue dongBiru Naladhipa:
*jemputJing:
Sumpah ga boong gue hari ini masih di sekolahBiru Naladhipa:
Ga bisa izin pulang? Ongkos gue boros bgt soalnya jam segini mahal ojekJing:
ga bisaBiru Naladhipa:
bisa. Lo izin, bilang aja nenek lo meninggalJing:
bukannya nenek udh meninggal dari kita kecil ya?Biru Naladhipa:
emg. udh, izin aja begituJing:
ga bisa. Gue bilng ga bisa, ga bisaBiru Naladhipa:
Emg ada kegiatan apa sih jam segini msh di sekolah?Jing:
ngopi doangBiru Naladhipa:
bapet.Lalu mood Biru hancur begitu saja. Awas ya lo minta tolong sama gue. Hatinya sudah ancang-ancang demikian buat Jingga.
Manakala Biru beranjak memasukkan hapenya ke tas, getaran panjang dari hape tersebut menghentikannya.
"Jing, jadi jemput gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAWA
General FictionCan•dra•ma•wa: hitam bercampur putih. Menurut Alam Prawira, Hitam adalah dirinya. Putih adalah Biru Naladhipa. Abu-abu adalah mereka. Jakarta, 7 januari 2020