Chapter 2
Vanessa sedang merapihkan bukunya di loker, ia merasakan bahunya ditepuk oleh seseorang. Ia pun menoleh ke belakangnya. Seorang laki-laki berdiri menatapnya dengan malu-malu. Vanessa langsung mengenal laki-laki tersebut. Laki-laki itu bernama Hayden, dia anak satu angkatan dari kelas yang berbeda. Vanessa mengenalnya karena dia sering menatap Vanessa setiap ia makan di cafeteria.
"Umm...hai" ucap Hayden malu-malu. Ia menggaruk kepalanya gugup "Aku Hayden---"
"Aku tahu" potong Vanessa.
"Oh" pipi Hayden memerah "Umm..."
"Apa ada yang bisa kubantu?" Vanessa menaikkan satu alisnya.
"Aku sudah lama memperhatikanmu, aku suka padamu...Apa kau mau berkencan denganku?" Ucap Hayden, ia menggigit bibir bawahnya gugup.
Jujur saja. Hayden manis. Dia tinggi, berkulit putih, alis tebal, dan bibirnya juga tebal. Namun, Vanessa tidak tertarik padanya. Ia tidak ingin berkencan dengan seseorang yang tidak bisa menarik perhatiannya.
Vanessa menghela napas panjang "Dengar Hayden...Aku sangat menghargai kau mengajakku kencan. Tapi aku tidak suka padamu...Maaf" Vanessa menutup lokernya lalu pergi meninggalkan Hayden.
Lebih baik menyakiti dibandingkan memberikan harapan palsu bukan?
***
Dean sedang mengobrol di depan lokernya bersama teman-temannya. Salah satu temannya yang bernama Kayden menyenggolnya sambil mengayun dagunya ke arah samping Dean "Lihatlah"
Dean menoleh melihat apa yang ditunjuk oleh Kayden.
"Damn" ucap temannya satu lagi yang bernama Julian "Bukankah itu kembaranmu? Aku rasa dia sedang memberitahu Vanessa tentang perasaannya"
Kayden menggeleng kepalanya melihat kembarannya Hayden yang sedang bicara dengan Vanessa "Dasar bodoh" gerutunya.
Dean menautkan kedua alisnya "Mengapa kau bilang begitu? Bukankah bagus jika dia akan mengatakan perasaannya?"
Julian menggelengkan kepalanya berkali-kali "No no no no. Itu tidak bagus jika perempuannya adalah Vanessa"
Dean kembali melihat ke arah Vanessa "Memang mengapa dengannya?"
"Kau benar-benar tidak tahu? Man...kau terlalu fokus terhadap Nina Nina itu sehingga kau ketinggalan informasi seperti ini. Semua laki-laki di sekolah ini tahu kalau Vanessa itu tidak tertarik dengan siapapun. Semua laki-laki yang mengajaknya kencan pasti ia tolak semua" jawab Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of Paper ✓ (Preview)
Diversos"Mau kemana kau?" tanya Dean yang berdiri di ruang tamu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Vanessa menaikkan satu alisnya "Ke club Ace, ada sesuatu yang ingin dia bicarakan" "Ini sudah tengah malam. Tidak bisakah kau menunggu pagi?" ucap...