Chapter 3
Keesokan harinya, Dean tidak bisa berhenti memikirkan kejadian kemarin. Ia tahu betul kalau Nina masih punya perasaan pada Ace, tetapi ia ingin memastikan sekali lagi benar atau tidaknya hal itu.
Dean mengetuk pintu ruangan Nina yang terbuka, Nina menoleh terkejut melihat Dean "Apa kau sudah mau pulang? Mari aku antar"
"Tidak perlu---"
"Ayolah" ucap Dean lalu pergi tidak mau mendengar penolakan Nina.
Nina mendesah lalu mengikuti Dean.
Ketika sudah keluar dari gedung, Nina melihat Ace yang bersandar di mobil Mercedesnya dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Ketika melihat Nina keluar gedung, Ace langsung menghampirinya.
"Hey..." sapa Ace dengan senyuman, dia sengaja mengabaikan keberadaan Dean "Ayo kuantar kau pulang" Ace menarik tangan Nina.
Ace menatap Dean tajam ketika tangan Dean menarik kembali tangan Nina "Aku duluan yang ingin mengantarnya" ucap Dean tajam.
"Ya kau ingin mengantarnya, namun ia akan pulang bersamaku" seringai Ace.
"Kalau begitu biarkanlah Nina memilih" gertak Dean.
Kedua pria tersebut menunggu Nina untuk memilih.
Nina mendesah pelan, dia melihat antara Dean dengan Ace "Aku akan pulang bersama Dean..."
Dean menatap Ace dengan wajah penuh kemenangan.
Ace mengabaikannya, ia menatap Nina dengan tautan alis yang menyatu "Namun kau setuju untuk berkencan denganku hari ini"
"Kau setuju berkencan dengannya?!" Dean merasa kesal ketika mendengarnya. Apakah Nina lupa bahwa pria ini yang membuat Nina sengsara selama bertahun-tahun? Apa ia lupa pria ini juga yang membuatnya menangis karena disakiti olehnya?
Nina mengabaikan Dean "Kau jemput saja ke apartmentku pada waktu yang kita setujui, untuk sekarang aku pulang bersama Dean terlebih dahulu..."
"Nina--"
"Kumohon hmm?"
Ace memalingkan wajahnya sambil mendesah "Baiklah" Ace menatap Dean tajam sambil menarik kerah kemejanya "Dengar brengsek, jika kau menyentuh Nina sedikit saja...Aku akan menghajarmu, kau mengerti?"
Dean mendengus sambil menepis tangan Ace dari kemejanya "Ayolah Nina..."
Nina mengikuti Dean hingga ke mobilnya. Ia memasuki mobil lalu menatap Ace untuk yang terakhir kalinya.
Sepanjang perjalanan, suasana hening diantara mereka berdua. Ketika lampu merah, Dean akhirnya memecahkan keheningan itu.
"Jadi...kau dan Ace huh?" ucap Dean.
"Begitulah..." ujar Nina pelan.
"Apa aku tidak pernah cukup dipandanganmu?"
"Bukan begitu" Nina menatap Dean "Aku hanya tidak merasakan hal yang lebih dari teman..."
Dean hanya mengangguk.
Suasana hening kembali sampai mereka tiba di gedung apartment mereka.
"Aku rasa aku tidak pernah ada kesempatan untuk bertanding dengan Ace huh?" ucap Dean ketika sudah memarkirkan mobilnya.
"Dean..."
"Aku mengerti" Dean tersenyum tipis "Aku seharusnya tahu kalau aku tidak akan pernah dapat kesempatan untuk memilikimu..."
"Maafkan aku..." Nina menatap Dean dengan rasa bersalah.
"Bukan salahmu..."
"Dean..."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece Of Paper ✓ (Preview)
Diversos"Mau kemana kau?" tanya Dean yang berdiri di ruang tamu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Vanessa menaikkan satu alisnya "Ke club Ace, ada sesuatu yang ingin dia bicarakan" "Ini sudah tengah malam. Tidak bisakah kau menunggu pagi?" ucap...