📌|2| Kantin

2.8K 178 62
                                    

Apa semua cewek cupu kerjaannya suka ngusik orang?

-Regas Afarzan-

💤💤💤

Masih di hari senin ini setelah upacara, Satifa masuk ke dalam kelasnya dan mulai belajar hari pertama di sekolah barunya ini. Satifa berjalan di koridor melewati gerbang kantin yang tak jauh dari kelasnya, ia melihat ada segerombol pria yang sedang memanjat pagar kantin. Ketika Satifa melihat pagar itu, ternyata digembok. Pantas bila mereka memanjat.

"Buruan! Keburu Pak Gibran liat," ucap seorang pria yang sudah melewati pagar kantin.

"Susah, anjir! Bentar," ketus pria yang sedang turun dari pagar.

"Aman-aman," ucap pria lain. Kemudian, mereka berjalan serentak menuju kantin.

Satifa bingung dengan gerombolan pria itu, mereka memanjat dan pergi ke kantin secara diam-diam biar apa? Toh, nanti juga ada guru yang melihat dari balik jendela kelas atau melihat dari gerbang. Karena, posisi gerbang terlihat jelas ke arah kantin.

Puk!

Seseorang menyentuh bahu Satifa, membuat Satifa terkejut dan langsung menoleh.

"Eh, bapak," ucap Satifa tersenyum.

"Ga masuk kelas? Kok masih di sini?" tanya guru yang tak lain adalah Pak Gibran.

"Anu, pak ... Ini juga mau masuk kelas, cuma tadi ... Itu ... Lagi liat mereka," jawab Satifa yang dibalas ekspresi bingung dari wajah Pak Gibran. "Itu, Pak." Satifa menunjuk kantin.

Pandangan Pak Gibran langsung tertuju pada segerombol siswa yang sedang asik jajan. "Regas!" bentak Pak Gibran sambil mengeluarkan setumpuk kunci yang digantung di celananya. Lalu, ia membuka gerbang dan segera menyusul siswa yang di kantin.

"Aku ... Aku ikut ga, ya?" tanya Satifa pada diri sendiri. "Ikut aja, aku yang jadi saksi, kan." Satifa segera berlari menuju kantin.

"REGAS!" teriak Pak Gibran membuat salah seorang pria yang sedang minum itu menyemburkan air dari mulutnya. Pak Gibran berjalan menghampiri pria yang kini mengelap mulutnya dan berdiri dengan gelagapan. "Regas, ngapain kamu di sini?" tanya Pak Gibran berkacak pinggang.

"Gua ... Eh, sa ... Saya, ini Pak saya lagi-" ucap Regas terpotong.

"Disuruh guru beliin makanan ke kantin," timpal Abyan.

Pak Gibran melihat sekeliling kantin yang terdapat lumayan banyak siswa laki-laki, yang kini diam ketika Pak Gibran memergoki mereka semua. "Yang disuruh guru, sebanyak ini?" tanya Pak Gibran.

"Itu, Pak ... Jadi-" ucapan Regas terpotong.

"Bohong, Pak. Pertama, kalau mereka disuruh guru itu ga mungkin sebanyak ini. Kedua, kalau disuruh ga mungkin mereka tadi manjat pager. Ketiga, kalau disuruh kenapa mereka malah santai duduk? Keempat-" ucapan seorang gadis yang baru datang itu terhenti. "Emm ... Udah, Pak. Itu aja," lanjutnya.

"Eh diem, lu!" bentak Regas menunjuk gadis yang itu adalah Satifa.

"Aku ga salah, ya," ucap Satifa sambil menjulurkan lidahnya, mengejek.

"Satifa bener, kalau kamu disuruh ga mungkin gerombol gini. Ga mungkin nyantai dan-" ucap Pak Gibran terhenti sejenak, kemudian ia membelalakkan matanya. "Satifa, tadi kamu bilang mereka manjat? Jadi, Regas ini manjat pagar?" tanya Pak Gibran yang diangguki Satifa.

"Bohong, pak! Fitnah dia," timpal Abyan.

"Ga usah basa-basi, pak. Bapak kalau mau ngehukum ya langsung bilang aja hukumannya," ucap Gavar yang langsung membuat teman-temannya emosi, namun tertahan, karena ada Pak Gibran.

| 'SATGAS' |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang