📌 |32| Beradu

1.1K 79 246
                                    

Sikap boleh nakal, tapi otak harus jalan. Jangan sampai menyelesaikan masalah dengan membesarkan otot tanpa menggunakan otak.

- Regas Afarzan -

🌳🌳🌳

Seseorang sedang mendengarkan pembicaraan dari balik pintu rooftop, lalu dirinya berusaha muncul di hadapan kedua orang tersebut.

"Ekhem ..."

Tiba-tiba ada seseorang yang berdeham, membuat Regas dan Pak Clive menoleh serentak, melihat siapa yang datang tanpa diundang.

Pak Clive dan Regas saling tatap, kemudian mengernyitkan dahi bingung.

"Pak Hans, ngapain di sini?" tanya Regas.

Pak Hans duduk sambil memegang bahu Pak Clive agar ikut duduk. "Duduk," ucapnya membuat Regas ikut duduk.

Pak Hans membenarkan jasnya, kemudian diam. Pak Clive dan Regas saling tatap, bingung.

"Pak!" panggil Regas.

"Binta sendiri yang rubah daftar talent show," ucap Pak Hans membuat Regas dan Pak Clive membelalakkan matamya tak percaya, setelahnya merrka saling tatap lagi.

Regas langsung berdiri. "TERUS KENAPA BAPAK PURA-PURA GA TAU WAKTU ITU?" tanya Regas sambil teriak. Regas berkacak pinggang dan menghembuskan nafas kasar. "Ternyata seorang Pak Hans bisa juga disogok sama tuh cewek," sindirnya.

"Bapak punya alasan sendiri kenapa mau bantuin dia," jawab Pak Hans.

"Apa alasannya apa? Kasih tau. Bongkar aja semua, biar gua tau Binta itu busuknya kaya gimana. Cinta boleh, nafsu jangan. Ambisius banget kayanya mau jadian sama gua," sentak Regas.

"Tapi Bapak ga bisa kasih tau, biar Binta sendiri yang jelasin nantinya. Sebenernya dia ini ga jahat, tapi-" ucap Pak Hans terpotong.

"Tapi apa? Orang baik jarang pura-pura jadi jahat. Yang ada orang jahat pura-pura baik." Regas menendang skateboard nya.

"Bapak ga minta apa-apa sih, cuma minta kamu jaga Binta." Pak Hans langsung berdiri dan pergi.

Pak Clive menahan. "Kenapa anda dukung Binta? Sedangkan anda tau kalau Regas ga suka Binta. Kita sebagai guru punya hak apa ngatur urusan cinta para murid?" sindir Pak Clive sambil memegang jas Pak Hans.

Pak Hans menepis tangan Pak Clive dari jasnya. "Saya ga ada urusan sama anda!" sentaknya penuh penekanan.

Pak Clive tersenyum paksa. "Guru macam apa itu?" tanya Pak Clive sambil menoleh pada Regas, namun Regas sudah tidak ada di rooftop, dia sudah turun. "Ini juga murid satu, ga sopan!" Pak Clive langsung turun dari rooftop.

🚦🚦🚦

Pukul 19:20 WIB, Regas baru keluar dari masjid setelah dirinya sholat maghrib, sholat isya dan berdiam diri di sana. Masjid dekat sekolah Atma. Karena Regas tidak bisa berdiam di sekolah, jam lima sore adalah batas semua siswa ada di sana. Regas keluar dari sekolah tadi pas adzan maghrib, untungnya satpam bisa ia ajak kompromi.

Regas memakai sepatunya dan masih duduk di depan teras masjid.

"De, kamu belum pulang?" tanya seseorang membuat Regas menoleh.

"Eh, iya tadi mau pulang tapi keburu adzan maghrib jadi sholat dulu sekalian nunggu isya di sini, Pak." Regas berdiri dan tersenyum.

Bapak-bapak itu menganggukkan kepalanya. "Matamu terlihat sedih sedang ada masalah?" tanyanya.

| 'SATGAS' |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang