~•[[Part 4 : Badboy juga manusia!]]•~

103 40 43
                                    

⌛ ⌛ ⌛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌛ ⌛ ⌛

Selang beberapa menit, keadaan mushola perlahan sepi. Para jamaah keluar usai berdoa bersama.

Albert tengah memasukkan hp ke dalam saku, setelahnya Ia berdiri hendak kembali.

"Eh?"
Baru melangkah sekali, pandangan Albert teralih pada Roni yang sibuk berdoa dengan posisi duduk agak menunduk. Awalnya Albert tak acuh dan memilih berjalan ke depan, menunggu Roni disana. Namun, entah kenapa Albert mengurung niat lantaran fokus menatap hal lain dari sifat Roni yang terkenal 'ketus' serta 'Plin-plan'.

Kedua telapak tangan mengusap wajah masam remaja lelaki itu. Lantas Ia berdiri celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

"Ron!"
Mengetahui Roni mencarinya, Albert tangkas melambaikan tangan, menyapa Roni dekat bilik depan mushola.

Cukup mengangguk, Roni pun berjalan mendekati Albert.

"Eh, tunggu dulu ya kak."
Bukannya berhenti, Roni malah berjalan melewati Albert. Tentu hal ini membuat Albert heran menatap arah kemana Roni pergi.

"Kemana lu Ron?!"

Roni acuh, enggan merespon pertanyaan klasik Albert. Langkah kecilnya terhenti tepat menghadap kotak amal dekat bedug mushola. Selembar uang 'Rp;5000' terangkat keluar dari dalam saku. Kemudian jari jemari Roni melipat lembaran uang barusan.

"Yok balik!"
Selembar uang telah masuk ke dalam kotak amal berwarna hijau 'telur asin', Roni berbalik mengajak Albert kembali.

Albert sempat bengong, anggukkan kepalanya menyahuti ajakan Roni.

Keduanya berjalan menuruni anak tangga pada tepian mushola, mencari letak alas kaki masing-masing. Roni pun duduk sibuk mengenakan sepatu hitamnya tersebut, hal serupa juga Albert lakukan yang menghadapkan sepasang sepatu kulit berwarna coklat.

Ingin terlibat obrolan, Albert memilih berjalan menghampiri Roni sambil membawa kedua sepatunya. Lalu, duduk bersebelahan dengan Roni.

"Doa apa tadi lu Ron?"
Agak membungkuk mengenakan sepatu, Albert melontarkan pertanyaan tanpa basa-basi.

Roni tersentak menatap Albert. "Eh? Gak, kak. doa supaya bapak gak marahin Roni aja." Cengengesan sekalipun Ia sibuk mengikat tali sepatu.

Cukup tersenyum menggelengkan kepala, Albert semakin tertarik pada sikap remaja SMK itu.

Usai mengenakan sepatu, Roni berdiri mengisyaratkan anggukan tanda waktunya kembali.

Albert menyahuti dengan anggukkan juga. Kini Ia berdiri, bersama-sama berjalan menyamakan langkah kecepatan.

"Alim juga lu Ron..."
Sambil menepuk-nepuk pundak, Albert menatap kagum Roni.

Sekali lagi Roni cengengesan menanggapi pujian Albert. -"Calon imam mah wajib ibadah, kak! Gini-gini Roni masih ingat Tuhan. Lagian sebagai rasa syukur atas ritual palakan. Mau gak mau hasilnya disisipin ke kotak amal, kan?" cerocosnya.

Ada Suka - Ada Duka (TERBIT BUKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang