"Kurasa semuanya sudah lengkap, saatnya kembali". Aku berjalan kembali ke rumah yang kami singgahi kemarin dengan kayu dan atap jerami ditangan kanan dan kiriku. Aku berfikir untuk memperbaiki atap rumah yang kami tempati. Ah rumah yang kami tempati sudah ditinggal oleh penjaganya. Kenapa penjaga? Karena rumah yang kami tempati adalah rumah peti mati. Rumah peti mati adalah tempat dimana mayat orang meninggal ditempatkan sementara disana sehingga banyak peti-peti kosong ditempatkan disitu. Dan aku berencana memperbaiki tempat dimana dulu digunakan penjaga untuk berteduh."Daozhang!". Aku mendengar teriakan satu-satunya remaja perempuan disana. Aku hanya tersenyum tipis dan mendekati asal suara itu. Tetapi sebelum sampai ke asal suara, ada yang merebut kayu dan atap jerami dari tanganku.
"Berikan padaku, akan kubantu kau Daozhang" ujar lelaki yang kuselamatkan kemarin. Aku mengernyitkan dahiku saat mendengar langkah kaki yang seperti agak diseret itu.
"Tuan, lebih baik kau beristirahat. Bukankah luka anda belum pulih benar?" Ujarku menyarankan agar lelaki itu berstirahat sampai lukanya membaik.
"Kau akan memperbaiki atap kan? Apa pernah memperbaiki atap sebelumnya? Dan untuk kakiku, akan lebih baik jika aku berjalan begini, kakiku tidak patah jadi kurasa akan lebih cepat sembuh jika digunakan" jelasnya panjang lebar.
"Aku malu mengatakan hal ini, tapi aku belum pernah sama sekali mencoba memperbaiki atap" kataku pelan dengan kekehan kecil disana.
"Kalau begitu akan kuarahkan nanti" jawab lelaki itu dan kurasa dia berjalan menjauh dariku, mungkin mendekati atap yang memang akan kuperbaiki nanti.
"Daozhang! Orang itu sangat aneh. Dia bertanya mengenai kemana Daozhang pergi setiap malam dan aku menjawab berburu tetapi dia dengan cepat memperbaiki kata-katanya dan dia bilang Berburu Malam" ujar A-Qing tiba-tiba. Aku sedikit terkejut dengannya yang tiba-tiba menyeletuk disampingku. Aku sempat lupa jika ada A-Qing disana.
"Kau sudah mendapatkan permen darinya tapi kau malah mengatai tuan itu dengan buruk." jawabku memberi pengertian kepada gadis ini.
"Tapi Daozhang, dia juga tidak memberitahu siapa dia sebenarnya kan? Kita tidak tahu dia sebenarnya orang baik atau buruk. Dan aku pikir seharusnya kita tidak menolongnya kemarin!". A-Qing masih saja menunjukkan ketidaksukaannya terhadap lelaki yang sudah kami tolong semalam.
"A-Qing, kau tidak perlu memikirkannya berlebihan. Ada orang kesusahan kita akan menolongnya dan jika dia sudah sembuh dia akan kembali melanjutkan perjalanannya. Lebih baik kau membersihkan sedikit ruanganmu agar kau nyaman nanti. Aku akan memperbaiki atap itu sebentar." Ucapku sambil mengusap kepala A-Qing. Aku berjalan ke arah lelaki itu dan mulai memperbaiki atap yang memang menjadi tujuanku sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yi City
Historical Fiction"Kuceritakan semuanya dari sudut pandangku" Xiao Xingchen