Bag 7 : 1 Jari dan 50 Nyawa

368 52 1
                                    


Brak!!

Terdengar suara pintu yang dibuka paksa oleh Xue Yang dari luar. Aku mengeratkan pegangan pada pedangku dan mulai mengeluarkannya dari sarungnya. Kudengar suara langkah kakinya yang memasuki rumah.

"Kenapa kalian mengun..." Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, aku menghunuskan pedangku ke perutnya cepat sampai dia terhuyung kebelakang dan keluar dari rumah ini.

"A-Qing sekarang!!" teriakku. Kudengar suara langkah kaki yang cepat menjauhi rumah ini. Kuharap A-Qing bisa lari dan menyelamatkan dirinya. Setelah langkah kaki A-Qing tidak terdengar , aku mulai memfokuskan diriku dengan manusia didepanku ini.

"Apakah menyenangkan?" kataku pelan. "Apakah menyenangkan membohongiku selama ini?" Lanjutku.

"Hahahaha... Menyenangkan" tawanya. "Tentu saja menyenangkan , Bagaimana tidak bisa tidak menyenangkan" lanjutnya. Suara itu memang suara yang sangat kukenal, Xue Yang. Bagaimana bisa aku tidak mengenali suara itu selama ini.

"Xiao Xingchen Daozhang, Apa kau ingin tahu bagaimana aku kehilangan jariku?" ujarnya dengan nada sinis khas dirinya. Aku menggeram marah dan menarik pedangku, tetapi aku tidak menurunkan kewaspadaanku walaupun dia terluka.

"Tidak! Aku tidak.."

"Akan kuberitahu" ujarnya cepat memotong kalimatku. "Setelah kukatakan dan kau masih berfikir apa yang kulakukan salah. Kau bisa melakukan apa yang kau mau" lanjutnya. Aku menurunkan pedangku dan memberikan waktu untuknya berbicara.

"Apa kau masih ingat mengenai cerita anak dan permennya?" tanyanya. Aku hanya diam tidak menjawab pertanyaannya.

"Anak itu sangat menginginkan permennya. Dia mempertaruhkan nyawanya mengejar kereta tandu dan melambaikan tangannya agar kereta itu berhenti." kata Xue Yang mulai melanjutkan ceritanya. "Tapi apa? Pria itu mulai jengkel mendengar tangisan anak itu dan mulai mencambuk kepala anak itu sampai terjatuh. Dengan roda keretanya, satu-persatu jari anak itu digiling. Pada usia 7 tahun, tangan kirinya patah dan jari kelingkingnya lebur menjadi lumpur disana" lanjutnya terdengar emosi.

"Xiao Xingchen, kau tau siapa pria itu? Pria itu adalah Ayah Chang Ping! Dan kau membawaku ke Jilin Tai. Kau menyalahkanku karena membunuh seluruh sekte karena kecurigaan sepele" ujar Xue Yang lagi. Kali ini aku mendengar emosi yang memuncak di nada suaranya.

"Ayah Chang Ping hanya mematahkan satu jarimu, jika kau ingin membalaskan dendamnya kau bisa mengambil satu jarinya... Dua ... Ataupun sepuluh jarinya atau bahkan memotong lengannya! Dan kau kenapa membunuh seluruh klannya. Atau hanya satu jarimu butuh lebih dari 50 orang sebagai bayarannya!!". Bentakku membalas perkataannya.

"Tentu saja! Jari itu milikku dan nyawa itu milik mereka sendiri. Bagaimana aku bisa membandingkan satu jariku dengan nyawa-nyawa mereka?".

Aku sedikit tersentak mendengar kalimat yang dia lontarkan. Bagaimana bisa hanya karena satu jari dia tega membunuh seluruh klan yang beranggotakan lebih dari 50 orang. Tiba-tiba aku juga mengingat mengenai pembataian lain yang dia lakukan.

"Lalu bagaimana dengan yang lain! Dengan kuil Baixue, kenapa kau membantainya dan kenapa kau membuat buta Song Zichen Daozhang!" Teriakku.

"Lalu bagaimana denganmu sendiri Xiao Xingchen? Kenapa kau menghentikanku? Kenapa kau menghalangiku dan membela klan Chang itu? Apa kau tidak ingat bagaimana Chang Cian memohon padamu untuk berhenti menolongnya?". Aku mengerutkan dahiku mendengar pertanyaan dari lelaki ini.

"Hahahaha... Sejak awal ini adalah kesalahanmu. Kau seharusnya tidak mencampuri urusan orang lain. Xiao Xingchen, aku malah berfikir seharusnya kau tetap berada di gunung dan tidak meninggalkan Gurumu yang pintar itu. Kenapa kau tidak mendengarkan gurumu dan berkultivasi disana? Kau yang tidak bisa memahami dunia ini seharusnya tidak perlu datang!"

"Xue Yang ....kau benar- benar...menjijikan"

Yi CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang