11. Sunrise

858 144 10
                                    

Setelah 4 jam ruang operasi tertutup akhirnya lampu yang menandakan operasi sedang berjalan sudah berhenti

Dokter keluar dengan pakaian yang masih lusuh, ia melepas masker nya lalu mendatangi orang tua Rinjani

"Gimana keadaan anak saya Dok? Apa operasi nya berhasil?"

Dokter tersenyum "Rinjani sangat kuat, operasi berhasil ia mampu bertahan sekarang hanya tinggal menunggu ia siuman"

Orang tua Rinjani bernafas lega, tangis haru mereka luap kan

Perjalanan Jaemin dan rombongan dilanjutkan pukul 7 mereka hampir sampai di pos 4

Sekitar hampir 3 jam mereka melanjutkan perjalanan tanpa berhenti, karena pebimbing bilang sebisa mungkin untuk tidak ber kemah di pos 4

Akhirnya mereka mencapai puncah hargo dumillah pada pukul 10 malam, tidak banyak pendaki disana karena memang ini bukan hari libur

"Bangun tenda deh," ucap Haechan

Mereka mempersiapkan keperluan membangun tenda untuk bermalam

"Yaudah kita tidur, subuh bangun pas nanti dapet sunrise capek juga kan" ucap Haechan

Semua mengangguk, malam semakin larut kabut mulai naik

Jaemin berbaring di sebelah tenda beralaskan matras ia menatap langit bertabur bintang yang banyak

Beda dirumah, di gunung mungkin lebih dekat dengan langit sehingga bintang terlihat sangat jelas

Jaemin mengambil kamera nya lalu me dokumentasi kan langit bertabur bintang tersebut

Lama kelamaan ia tertidur memikirkan betapa tidak sabar nya dia untuk pulang

Subuh mulai datang, suhu saat ini 16°cc
Eric Junho dan juga Haechan mempersiapkan sarapan sembari menunggu sunrise datang

Jaemin me dokumentasikan kegiatan mereka sembari bersenda gurau

"Udah siap semuanya jun?" Tanya Haechan

"Udah bang"

Mereka duduk bersama menunggu matahari terbit

"Chan gue titip buku ini dong" ucap Jaemin memberikan buku yang terselip daun untuk perempuan hujan

"Kenapa?" Tanya Haechan menerima buku tersebut

"Carrier lo kan ga gede gede amat tuh, titip lah"

Haechan mengangguk lalu memasukan buku tersebut

Pemandangan matahari terbit sangat indah dimata tak lupa Jaemin merekam diri nya dan juga suasana disana

Edelweiss yang dicari cari Jaemin sudah ketemu, tidak ia petik biar ber tumbuh di tempat nya

Sekitar pukul 8 pagi mereka bersiap untuk turun, semua sudah berkemas

Jaemin tersenyum semangat bukan main, akhirnya ia menyelesaikan ini tak sabar bertemu pujaan hati nya saat sampai nanti

perjalanan dari puncak menuju pos 5 berjalan baik

"Bang itu apaan bang?" Tanya Junho ke Haechan

Samar samar dengan berbekal mata, mereka melihat cahaya dari ujung kanan sebelah mereka hawa panas mulai datang

Api meluap luap dari pohon yang bersahutan dahan nya

"Kebakaran?" Panik Eric

"Ga usah panik, kita lanjut kalo naik ga mungkin kita malah terjebak siapin air yang lo punya kita lanjut, cari jalan yang bisa kita lalui" ucap Haechan

Mereka melanjutkan jalan yang menurun dengan sedikit berlari karena api yang terbawa angin membuat api semakin cepat membesar

"Nafas dulu" ucap Jaemin

Mereka berhenti bernafas sejenak

"Oh iya Chan, lo di depan gue titip ini" ucap Jaemin memberikan kamera nya

"Kenapa?" Tanya Haechan

"Cuma perasaan, ayo lanjut jalan" ucap Jaemin

Api semakin membesar di belakang mereka, Haechan menyuruh semua untuk berlari

Naas Jaemin terpeleset,

"Jaemin!"

Tubuh nya menggelinding karena terjal nya medan, carrier nya terlepas ia terhenti

"Sial" Ucap Jaemin ia terkepung dengan Api carrier air nya jatuh entah kemana

Tubuhny terkepung dengan api yang menjilat jilat

"Tuhan gue sayang banget sama dia kalo ini emang hari terakhir gue tolong selamatin dia dari penyakitnya sampai kan kalo gue bener bener cinta sama dia" ucap Jaemin berusaha mencari celah untuk keluar

Panas nya api mulai terasa dikulit, tapi Jaemin tidak menyerah ia berusaha mencari celah untuk keluar dari api

"Jaemin!"

Samar samar Jaemin mendengar namanya diteriaki, kepala nya pening

Hujan一Jaemin [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang