3. Mengobati

1.1K 185 3
                                    

Jaemin rasanya sangat marah sekarang sangat sangat, abangnya sudah tau jika ia dihajar habis habisan oleh Haechan tapi abangnya cuma berkata "Lo cowok selesaiin masalah lo sendiri"

Memang benar sih apa yang dikatakan abangnya tapi setidaknya abangnya juga tidak berhak meninggalkan Jaemin pulang lagi! Jaemin menyesal sekarang kenapa hari ini ia tidak membawa sepeda kesekolah, setidaknya dia tidak harus menaiki bis dengan wajah babak belur seperti ini bisa bisa dia dianggap kriminal.

Jaemin duduk dihalte bis, seperti yang kalian kira udara sedang dingin dan mendung karena ini masih bulan Desember tepatnya, musim hujan sedang datang tidak heran jika setiap hari akan turun hujan.

Jaemin menundukan dirinya, menyembunyikan separuh wajahnya diperpotongan hoodie besar yang sengaja ia pakai.

"Ini" Jaemin hampir saja terkejut tak kala tiba tiba ia melihat sebuah kotak p3k terhadang didepanya begitu saja.

Jaemin dengan cepat menoleh kesamping dan mendapati perempuan hujan sedang berdiri disampingnya dengan mengulurkan kotak p3k, dengan isyarat mata perempuan itu mengulurkan kembali kotak p3k dan membuat Jaemin sadar lalu menerimanya.

"Enak gak sih rasanya?" Tanyanya lalu duduk disebelah Jaemin sembari mengamati jalanan yang sepi, ia mengayunkan kedua kakinya.

"Apa? Babak belur?" Jawab Jaemin kebingungan.

"Bukan, sekolah enak rasanya?"

"Lo gak sekolah?"

"Sekolah tapi dirumah" jawabnya menatap kelangit.

"Tergantung kalo lo punya banyak musuh kaya gue gak enak juga sih"

"Pasti enak punya banyak temen, bergosip, makan bersama, dimarahi guru" sahutnya.

Jaemin menghela nafas lalu mulai memplester beberapa lukanya sendiri dan mengkompresnya dengan alkohol yang tersedia dikotak itu.

"Kenapa lo gak sekolah biasa?" Tanya Jaemin

"Rahasia" jawabnya tersenyum

"Kamu baru ya disini?" Tanyanya lagi sekarang menatap Jaemin bukan lagi langit mendung.

Jaemin melotot saat kedua mata mereka bertemu lalu ia segera memalingkan wajahnya dari gadis itu.

"Tapi saya ga pernah lihat kamu naik bis sebelumnya?"

"Akhir akhir ini aja gue sering naik bis soalnya ditinggal sama abang gue pulang, terus juga halte deket sekolah terlalu rame gue males"

"Kenapa ditinggal?" Tanyanya

Jaemin tertawa kecil "Gatau emang ga waras aja kali dia tuh"

"Enak ya punya kakak, bisa bercanda, bertengkar, bertukar barang"

"Gak juga kita malah seringnya adu jotos" jawab Jaemin.

"Ini perbuatan siapa, kakakmu?" Tanyanya menunjuk ke luka Jaemin lalu menatap langit mendung lagi.

"Temen gue, perempuan yang dia sukain tadi nyatain cinta ke gue tapi gue tolak dan dia marah karena dia suka cewek itu" jelas Jaemin

Perempuan tersebut tersenyum manis. "Saya juga mau punya temen, bisa bertengkar tapi setelah itu baikan"

Jaemin menatapnya agak loading "Oy! Sekarang kita temenan!" kata Jaemin tersenyum lebar

Si perempuan hujan menatap Jaemin riang, ia tidak pernah diajak berteman sebelumnya "Boleh?" Tanyanya

"Iya dong, mulai hari ini" jawab Jaemin lalu menjulurkan jari kelingkingnya.

Perempuan tersebut menyambut kelingking Jaemin dengan senang "Akhirnya saya punya teman"

Hujan一Jaemin [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang