WARNING!! Adegan mengandung unsur dewasa. Mohon bijak dalam membaca. Terimakasih.Malam ini, Ohm memutuskan untuk menerima tawaran Fluke untuk tinggal di condonya agar mereka bisa berangkat keesokan hari bersama-sama. Terlebih Ohm juga bisa menghemat tenaganya karena Ia tidak perlu menyetir lebih jauh lagi untuk sampai di condonya.
Ohm terpukau ketika Ia melihat kondisi apartment Fluke. Benar-benar rapi untuk ukuran apartmen yang ditinggali oleh seorang laki-laki. Bahkan kamarnya saja tidak serapih ini, malah lebih mirip dengan kondisi kapal pecah.
Ia lebih kagum lagi ketika melihat kondisi dapur Fluke. Sekali melihatnya, Ia langsung tahu bahwa pemuda itu gemar sekali memasak. Alat masaknya bahkan lebih lengkap dari mantan pacarnya yang notabene adalah seorang perempuan.
Ia membayangkan, betapa beruntungnya lelaki atau perempuan yang kelak akan menjadi pacar Fluke. Pasti akan bahagia sekali kan?
Tunggu. Kenapa tiba-tiba Ia membayangkan hal seperti itu? Ohm buru-buru menggelengkan kepalanya. Lalu merapal dalam hati, "Tidak!! Tidak!! Aku masih normal,"
"P'Ohm!" Fluke memanggil nama pemuda itu dengan nada tinggi, menyadarkan Ohm dari lamunannya. "Ya?" Sahut Ohm.
"Aku memanggilmu dari tadi! Cepat ambil cokelat panas ini, tangan ku perih sekali astaga!" Tanpa sadar bibir nya mengerucut, seakan Fluke tengah mengadu padanya. "Baik, baik. Maafkan P'Ohm oke?" Ucapnya sambil mengambil dua gelas yang berisi cokelat panas dari tangan Fluke, lalu meletaknya di meja dekat situ.
"Astaga Nong, telapak tanganmu merah sekali," ucapnya sambil menggenggam kedua tangan Fluke. Fluke terdiam ketika mendapati Ohm melakukan hal itu, dan matanya hampir melotot keluar saat Ohm mulai meniup tangannya yang merah.
Astaga. Ia malu sekali ketika mendapatkan perlakuan manis seperti itu dari Ohm.
———
Fluke mengerucutkan bibirnya sambil menggonta-ganti chanel TV, untuk mencari tayangan yang menurutnya seru. Tapi setelah 10 menit mencari tak ada satu pun tayangan yang menarik hatinya. Ia sedikit mengantuk ngomong-ngomong. Akan tetapi Ia ingin berbicara sebentar dengan Ohm yang sedang membersihkan diri didalam kamar mandinya.
"Nong?" Ohm yang baru keluar dari kamar mandi memanggilnya. "Ya, Phi?" Fluke menjawab, memusatkan seluruh atensinya pada pemuda yang setengah telanjang itu, Fluke total lupa daratan ketika melihat tetesan air mengalir dari arah dada bidang Ohm menuruni perut six pack pemuda itu, dan berakhir masuk kedalam celana panjang yang pemuda itu kenakan.
Sial. Ohm terlihat sangat sexy sekali.
Fluke berusaha mati-matian untuk menelan ludahnya.
"Hmm apakah tidak apa-apa aku tidur dengan mu tanpa atasan seperti ini?"
Fluke menggeleng pelan, "um tidak apa-apa. Harusnya Fluke yang minta maaf karena baju Fluke tidak ada yang muat dibadan P'Ohm,"
Ohm tersenyum kecil lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah Fluke yang sedang duduk menyender pada kepala kasurnya, Ia pun memilih duduk disamping Fluke.
"Aku tidak masalah, ketika di apartment juga aku jarang mengenakan atasan ketika tidur," balasnya.
"Ah-" Ia melihat sekeliling kamar itu. "Dimana aku bisa tidur? Apakah disofa itu?" Tanyanya sambil menunjuk sofa panjang yang ada di kamar itu. Fluke menggeleng pelan. "Tidak. P'Ohm tidur di kasur dan Fluke yang akan tidur di sofa itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Denial ✔️
RomanceOhm Thitiwat, pemuda dengan tubuh besar itu memiliki wajah rupawan yang dapat membuat siapa saja bertekuk lutut padanya. Ia merupakan model yang saat ini sedang mencoba arus dalam dunia akting, dan tanpa sadar mengikuti casting sebuah film yang memi...