Pagi itu, Ohm sudah duduk dengan santai didalam studio wabisabi, tempat dimana Ia melakukan casting 2 minggu yang lalu. Pikirannya sudah tidak sekalut waktu itu setelah Ia diberi tahu siapa lawan mainnya untuk series ini.
Ia mengulum bibirnya. Seulas senyum tersungging diwajahnya. Beberapa hari terakhir Ia habiskan waktunya untuk mengulik informasi mengenai lawan mainnya. Bahkan Ia benar-benar men-stalk akun Instagram, dan Twitter dari lawan mainnya itu. Gilanya, Ia juga menyimpan beberapa gambar lawan mainnya yang Ia ambil dari Google ataupun Instagram dengan cara Ia screenshot.
Jika ditanya apakah Ia menyukai lawan mainnya? Jangan harap Ia akan mengatakan Iya. Ia hanya penasaran saja kok. Hehe.
Ohm terlonjak kaget saat sebuah tangan menepuk pundaknya pelan. Ia buru-buru menutup aplikasi media sosialnya dan memasukkan telepon genggamnya kedalam kantung celananya. Setelahnya, Ia menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah mengganggu aktivitas berseluncur didunia maya.
"Uh halo?" Ucap pemuda itu.
Ohm membisu, tatapannya menatap pemuda yang lebih kecil dalam diam. Ohm terpesona. Pemuda mungil itu manis sekali. Bahkan suaranya lembut sekali.
"Sialan. Ini lawan main ku?" Ucap Ohm membatin.
"Aku Fluke Natouch, uh aku lebih tua setahun darimu," ucapnya sambil mengulurkan tangannya, mengajaknya untuk berjabat tangan.
Ohm menganggukkan kepalanya pelan, "Aku Ohm Thitiwat," Ia menjabat tangan yang lebih kecil itu, kemudian memandanginya sejenak. Ia merasa tangan itu terasa begitu pas saat bertautan dengan tangannya. "Aku tahu, P'Fluke lebih tua dari ku. Tapi untuk mempermudahkan kita dalam peran, sebaiknya mulai sekarang aku memanggilmu nong, dan P'Fluke memanggilku P'Ohm, bagaimana?"
Fluke terdiam, lalu menatap pemuda yang sedang duduk disampingnya itu dengan mata bulatnya. "Uh? Oke? Kalau begitu salam kenal P'Ohm!" Ucapnya dengan riang.
Ohm tersenyum kecil, lalu mengacak rambut Fluke. "Nong, kenapa menggemaskan sekali huh?"
Fluke yang mendapatkan perlakuan demikian tidak bisa menahan sepuhan merah yang menjalar perlahan dipipinya. Ia pun membalas perlakuan Ohm dengan seulas senyum malu-malu diwajahnya.
"Ah- P'Ohm, kalau begitu aku permisi dulu ya? Aku mau menyapa yang lain!" Ucapnya sambil bangun dari posisi duduknya, lalu berjalan menghampiri seseorang yang telah berdiri tak jauh dari mereka. Menyisakan Ohm, yang menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
Kao Noppakao, pemuda yang dihampiri oleh Fluke, mengulas senyum kecil ketika menyadari Fluke berjalan menghampirinya. Ia sudah mengenal bahkan cukup akrab dengan pemuda mungil itu. Menurutnya, Fluke adalah pemuda yang akan dicintai siapa saja saat mereka menatapnya untuk pertama kali. Itupun berlaku untuk dirinya.
Jujur saja, Ia cukup menaruh mata pada pemuda mungil itu sejak mereka bertemu pertama kalinya dicasting 2moons2. Ia begitu tersihir oleh pesona pemuda mungil yang lebih muda beberapa tahun darinya itu. Tak disangka ternyata pemuda itu juga ikut bermain peran pada series yang sama dengannya sekarang.
"Hai nong," ucapnya pelan dengan senyum dibibirnya. "P'Kao!" Balasnya dengan kekehan kecil dari bibir itu.
"P'Kao apa kabar? Fluke merindukan Phi loh!" Ucapnya dengan nada malu-malu khasnya. Kao terkekeh lalu mengusak rambut lawan bicaranya. "Phi baik, Fluke juga terlihat baik huh?" Fluke hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Phi tidak menyangka kita akan berada dalam satu series, meski bukan sebagai lawan main, Phi harap kita bisa menjadi teman yang baik,"
Fluke tersenyum lebar, "Tentu saja! Kita akan menjadi teman yang baik Phi!" Ia kemudian menatap sekelilingnya. "Oh-? Earth dimana Phi?"
Ia sengaja memanggil Earth dengan nama karena pemuda itu tidak suka dipanggil Phi. Katanya, umur mereka sama dan hanya berbeda beberapa bulan saja.
Kao menggelengkan kepalanya pelan, "Aku tidak tahu. Sepertinya Ia tadi pergi ke toilet?"
Fluke terdiam lalu menatap Kao, Kao juga melakukan hal yang sama dengan pemuda itu. Saling menyelami pesona masing-masing. Mendadak, dada mereka berdesir pelan. Merasakan gejolak aneh itu. Fluke tidak bodoh. Ia tahu, bahwa Ia tertarik dengan pemuda yang saat ini sedang menatapnya dengan intens. Begitu pula dengan Kao, pemuda itu sadar bahwa Ia telah terjatuh dalam pesona dari pemuda yang lebih kecil darinya itu.
Dalam hati kecil mereka muncul rasa penyeselan kenapa mereka tidak bisa berperan sebagai pasangan. Bukankah akan lebih mudah bagi mereka untuk saling mendekat jika mereka menjadi lawan main?
.
.
.
.
TBC
.
.
.Buat yang nebak ff ini OhmFlukeKao, selamat anda benar!!!
Maaf ya sebenernya aku udah mulai ngedraft sejak hari senin. Tapi aku sibuk banget akhir akhir ini. Jadi baru selesai sekarang. Agak singkat ya untuk chap ini. Katena aku baru mau ceritain awal pertemuan mereka sama perasaan mereka. Biar kalian tau gambarannya akan seperti apa, dan siapa centrisnya.
Ff ini singkat kok ga akan panjang panjang, ceritanya ringan ga banyak konflik gitu :3 aku usahakan update secepatnya ya HAHA
Btw kalian ngerasa ga kalau Ohm mulai sedikit gas pol ke Fluke? Karena aku rasa demikian. Apa ini cuma delusi aku aja? :((
Butuh vote dan komennya ya!! :3 Yang mau kasih saran juga boleh :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Denial ✔️
RomanceOhm Thitiwat, pemuda dengan tubuh besar itu memiliki wajah rupawan yang dapat membuat siapa saja bertekuk lutut padanya. Ia merupakan model yang saat ini sedang mencoba arus dalam dunia akting, dan tanpa sadar mengikuti casting sebuah film yang memi...