'Terima Kasih'

43 2 0
                                    

Sejauh apapun samudra memisahkan
Setinggi apapun langit menghalangi
Jika sudah ketetapan Tuhan...
Bumi langit pun enggan menghakimi..

10 tahun kemudian...

"Eomma!!!"

Teriakan gadis kecil di halaman belakang begitu keras membuat wanita yang baru saja membuat susu menahan diri untuk bersabar.

"Siho, sayangnya Eomma. Kejahilan apalagi yang kamu buat sama adekmu, heoh?"

Anak laki-laki berpakaian coklat kream dengan topi yang menyangkut di kepalanya itu cengengesan plus merinding mendengar suara kesal sang Ibu.

"Hehehe, Siho hanya penasaran ama mainan Ara, Eomma. Soalnya,mainan Siho bisa Siho satukan. Terus pas Siho mencoba punya Ara,ga bisa disatukan lagi mainannya."ucapnya polos

Wanita itu memijit dahinya,tak habis pikir dengan kelakuan putra bungsunya ini. Ada aja alasan buat adeknya tidak tenang.

"Siho,mainan Ara beda ama kita. Mainan Ara itu dari kain kalau kita dari plastik. Makanya mainan Ara ga bisa di satuan seperti mainan kita" ucap anak laki-laki berseragam sekolah yang baru saja datang menghampiri mereka.

Muka Siho berubah cemberut mendengar ucapan sang kakak. Anak laki-laki berumur 7 tahun itu mendekat pelan ke Ara, kemudian memeluk tubuh Ara sambil mengelus lembut kepala adeknya.

"Mianhae,Ara. Oppa bersalah"

Ara tidak membalas ucapan Siho,namun kepala kecilnya mengangguk pelan sambil memeluk erat tubuh sang kakak.

Tak lama isakan Ara berhenti membuat Siho panik.

"Eomma,Ara kenapa? Kok Siho tidak mendengar suara Ara?"

Wanita itu mengecek ke arah Siho dan Ara,lalu tersenyum pelan mengusap rambut sang putra.

" Ara tertidur di pelukan Siho. Sepertinya dia sudah kelelahan bermain"Ucap wanita itu berniat mengangkat Ara dari pelukan Siho,namun sebuah tangan lain lebih dulu mengambil tubuh Ara darinya.

Cup!

"Eomma juga butuh istirahat."

Wanita itu tersenyum pelan,lalu bergerak cepat mengecup bibir sang pria.

"Baiklah,ku serahkan anak-anak padamu, sayang~"ucapnya lalu langsung bergerak cepat masuk ke dalam supaya wajah malunya tidak dilihat sang pria.

"Appa!!!"sang anak laki-laki berseragam dibelakang pria itu berlari pelan memeluk tubuh sang ayah.

Pekikan Kiho berhenti saat sosok pria itu meletakkan jari telunjuknya ke bibirnya, "shhht... Ara lagi tidur' bisik sang ayah.

Kiho refleks ikut menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya sendiri "shhht"

Pria itu mengelus pucuk kepala sang anak,"Abang Kiho tukar bajunya dan ajak tidur siang Sihonya,bisa?"

Kiho langsung memposisisikan berdiri tegak, memberi hormat kepada sang ayah lalu mengajak Siho masuk ke dalam rumah.

"Ay ayy Captain!" Ucapnya lirih

Bibir pria itu melengkung ke atas,lalu berjalan sambil menepuk pelan agar putrinya tetap nyaman tertidur di dalam dekapannya.
.
.
.
.

"Sayang, dasiku ada dimana?"

"Eomma, topi bear Siho ga ada"

Wanita yang sedang memakaikan gaun cantik ke tubuh sang putri mendengus kesal mendengar 2 pria nya sedang merengut di waktu bersamaan. Untung saja, putra sulungnya tidak meniru kelakuan seperti keduanya

I'll Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang