'F1'

441 58 11
                                    

DONT VOTE AND COMENT! (AKUNYA MULAI NGE GAS 😏)

Bagaimanapun dirimu...
Aku akan tetap menjadi priamu...



Sekuat tenaga Arin berusaha untuk terus berlari ke depan dengan tubuh penuh gemetar. Sesekali matanya melirik was-was memandang sekitar sambil berharap ia bisa pulang ke rumah secepatnya dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat. Kini seragamnya basah karena keringat terus mengalir dari tubuhnya. Untungnya,hari ini ia memakai seragam tidak tembus pandang dan berlapis jaket.

Tak jauh beberapa Km dari lokasi Arin,sosok pria berbaju hitam menyeringai pelan di dalam mobil sedan hitam beserta beberapa pria berpakaian hitam sepertinya. Disampingnya,seorang pria berumur dua puluhan memegang kendali setir sambil terus memfokuskan diri menatap sosok gadis remaja yang sedang berlari jauh menghindari mereka.

Arin menghentikan langkahnya saat merasakan kakinya mati rasa akibat berlari terlalu lama. Ditambah lagi tenaganya sudah terkuras habis. Serasa ia ingin pingsan sekarang juga.

"A-aku harus bagaimana?"

Arin kalang kabut tak tahu harus melakukan apapun. Sembunyi pun percuma karena para pria itu pasti cepat menemukannya. Serasa tidak punya pilihan,Arin mengambil benda pipih persegi empat di dalam saku jaketnya lalu menghubungi seseorang.

"Ha-halo?Bi bibi tolong beritahu eomma
dan appa kalau aku---hmph"

Trak

Terlambat. Belum selesai Arin memberitahukan keadaannya kepada bibinya,Seseorang telah membekap mulutnya dan membuat hp gadis itu jatuh dalam keadaan mengenaskan.

Sebelum kesadaran Arin hilang sepenuhnya,ia langsung menekan tombol kecil yang terselip di kerah bajunya. Tidak ada pilihan lain baginya karena itu satu-satunya cara ia minta tolong.


🥀🥀🥀


Pintu kamar Arin terbuka,menampakkan siluet Arin memakai baju tidur dengan motif bunga sakura keluar secara perlahan dari balik pintu. Gadis itu turun pelan-pelan menuruni tangga,berharap ia tidak bertemu dengan sosok Yerin dan Jungkook sore ini.

Langkah kecil Arin bergerak menatap ke arah dapur. Tenggorokannya serasa kering setelah menghafal beberapa rumus sekolah dan persiapan ujian praktek besok. Diambilnya gelas kaca transparan dalam lemari gelas kemudian mengisi air dari dispenser.

"Noona!"

Hampir saja Arin tersedak. Ia melirik kesal ke arah Jungkook lalu mengeringkan wajahnya dengan tisu. "Ya!kau mengagetkanku,eoh?"

Jungkook menggaruk tengkuknya tidak gatal. Sudah dua jam lalu ia menunggu kedatangan Arin untuk memberikan sesuatu yang penting. Namun,tanpa sepengetahuannya,gadis itu pulang sekolah langsung berlari pelan melewati pintu belakang kemudian menutup pintunya rapat-rapat seperti biasa.

Mata Arin memicing menatap kotak kecil yang sedang digenggam Jungkook."apakah kau membawanya untukku Jung?"

"Nde?iya ini untuk Noona"Jawab jungkook. Tangannya langsung terjulur memberikan kotak kecil itu ke Arin

Bukannya menerima,Arin masih menatap dalam kotak kecil tersebut. Jika dipikir hari ini bukan ulang tahunnya,bukan juga hari spesial. Kenapa Jungkook memberinya benda seperti ini?

Menyadari bahwa Arin meragukan Isi kotak tersebut. Akhirnya,Jungkook membuka kotak kecil itu di hadapan Arin. Akan lebih baik Arin mengetahuinya lebih cepat karena sebentar lagi ia akan dijemput supir pribadinya pulang ke rumah.

I'll Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang