c o m p l e t e d
"Itu mah emang kamu born to be Mark's bucin!"
Udah dijauhin, diselingkuhin bertaun-taun, terus akhirnya ditinggal nikah. Tapi Jira tetep aja sayang sama Mark.
Lika-liku kehidupan Jira bersama teman oroknya, Mark.
⚠️ please do not c...
"Kak Jaehyuuun!!" Jira berteriak ketika melihat kakaknya itu membuka pintu kamar inapnya.
Sementara itu, Jaehyun juga langsung berlari dan memeluk erat Jira yang masih terbaring lemah di atas brangkarnya.
"Bandel banget ini anak sampe harus aku samperin dari Sydney ke sini!" Pekik Jaehyun sambil menguyel-uyel pipi Jira gemas.
Jira merengut, lalu mendorong tangan Jaehyun dengan sekuat tenaga, padahal ia badannya terasa sangat lemas.
"Atuh ih, sakit ai Kakak!!"
"Sini!" Jaehyun mendekatkan wajahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa?!"
"Cium!!"
Reflek, Jira langsung menutupi bibirnya dengan tangan kiri yang tidak di infus.
"Ih gak boleh! Dosa!"
"Cium ini!"
Setelah itu Jaehyun mengecup seluruh bagian wajah Jira, kecuali bibir tentunya. Ia sangat gemas bercampur geram pada Jira yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri.
"Gayaan banget minum obat sampe tiga lu ya!" Ucap Jaehyun sambil mendudukkan diri di kursi sebelah Jira.
"Apaan sih ih marah-marah terus, ini adeknya lagi sakit tau!" Ucap Jira, masih merengut. Padahal kan ia ingin dimanja oleh Jaehyun.
"Aku panik banget pas Jeno telfon katanya kamu overdose masuk rumah sakit. Panik takut kamu udahan"
Langsung saja lengannya itu dipukul pelan oleh Jira. "Kemana aja ngomongnya!!" Pekiknya.
Jaehyun menyengir, lalu memeluk Jira lagi, lebih erat. "Hehe sayang banget soalnya aku sama adek aku"
"KAK IH SESEK!"
——
Jeno masih setia menemani Jira di rumah sakit. Bahkan seharian ini pria itu tidak pulang padahal sudah ada Jaehyun yang akan menemani Jira.
Saat ini keduanya tengah menonton siaran di tv kamar inap Jira. Tentu saja Jira di brangkarnya sedangkan Jeno duduk di kursi sebelahnya.
"Jeno.."
"Ya sweetie? Perlu sesuatu?"
"Nggak, nggak. Kamu besok jadi pulang?"
Jeno mengangguk. "Pengennya aku cancel, aku gak tenang ninggalin kamu lagi kayak gini. Tapi ternyata gak bisa"
"Maaf ya aku gak ikut pulang.."
"It's okay, sweetie.. Kamu sembuh aja dulu deh, nanti pulang bareng Bang Jaehyun, oke?" Jeno berucap sembari mengelus-elus rambut Jira.
Jira mengangguk sambil tersenyum semangat. "Makasih ya Jeno! Sayang deh aku sama kamu!"
Jeno juga ikut tersenyum. Kemudian tangannya tergerak untuk menarik beberapa helai rambut Jira ke belakang telinga sebelah kanannya. Ia mendekat, dan berbisik.
"Ra.."
"Can I be your man?"
"Hng!?"
Lalu tangan pria itu beralih menggenggam tangan Jira.
"Kamu udah sering denger aku bilang ini, tapi aku juga gak akan berhenti buat bilang ini ke kamu" Ucapnya.
"Aku sayang kamu more than anyone knows"
"Jeno.."
Tiba-tiba Jeno mengambil sebuah gitar yang entah dari kapan ada di kamar inap Jira. Memetik senarnya sampai terdengar awalan sebuah lagu.
"Can I call you my own? Can I call you my lover? Call you my one and only girl.."
"Can I call you my everything? Call you my baby? You're the only one who runs my world.."
"Jira.... can I call you my everything? Cause you're the only one who runs my world"
Iya, jadi ini ceritanya Jeno nembak Jira yang lagi di rumah sakit.
Sementara wanita di depan Jeno ini tersenyum salting seperti anak SMP yang baru pubertas.
"Kamu kurang ajar banget, nembak orang yang lagi sakit gini" Ucap Jira sambil terkekeh.
Jeno juga ikut tertawa sampai matanya tidak terlihat. "So, your answer is?"
"Of course you can, Jeno.."
Kedua manusia yang kini resmi memiliki status pacar itu sama-sama tersenyum bahagia. Terlebih Jeno yang akhirnya mendapatkan hati Jira setelah sekian lama.
"Sini, aku mau peluk kamu" Ucap Jeno sambil menyuruh Jira untuk menyondongkan tubuhnya agar bisa ia peluk.
"Aku sayang kamu, sweetie"
"Akuuu juga sayang kamu!"
Saat Jeno melepaskan pelukan keduanya, ia merogoh sakunya dan menyodorkan sesuatu.
"Jen?!"
Jeno menyodorkan kotak cincin berbahan velvet.
"Ini emang bukan lamaran, tapi aku mau nandain kalo kamu udah punya aku"
Lagi-lagi Jira tersenyum, ternyata Jeno semanis ini. Ia sedikit menyesal karena baru membuka hatinya untuk Jeno.
Lalu pria itu memasangkan cincinnya di jari manis Jira sebelah kiri.
"Kenapa di kiri?" Tanya Jira.
"Supaya jadi doa, siapa tau beneran.."
Setelahnya, Jira memeluk Jeno lagi, kali ini sambil menggoyang-goyangkan badan keduanya ke kanan dan ke kiri. Wanita itu sangaaat bahagia sekarang.
"I looufffhhh youuuu!"
"Woopsies!"
Keduanya tertawa, benar-benar terlihat seperti pasangan bahagia. Sampai tak sadar jika ada sepasang mata yang menatap keduanya sedaritadi.
——
to be continued!^^ jangan lupa tekan bintang <3
selamat malam minggu, selamat tanggal 29 soalnya besok tanggal 1 maret hehehehe.