a farewell?

330 45 2
                                    

kidoRyo's present

∞∞

This story is belongs to me, do not copy or remake without my permission!

∞∞

Just click back or leave if you dont like boy x boy story.

. be mature to fill comments area .

₆₁₄

PLEASE LEAVE ANY COMMENT, LIKE AND FOLLOW AFTER READING 😊

.

.

.

Tubuh yang tak terbilang tinggi namun tidak pendek itu terduduk di halte dengan tatapan kosong, diam dengan mantel di pangkuan membuatnya kedinginan, mengundang tatap heran orang sekitar namun tak satupun dari mereka yang peduli. Air mata bukan lagi sesuatu yang menyimbolkan kesedihan baginya, kesakitan selalu menghujamnya sebulan kebelakang menyentaknya dari kehidupan pernikahan yang bahagia.

Dalam benak menyusun kembali pesakitan yang dia alami, mulai dari kehilangan anaknya, tekanan yang diberikan keluarga suaminya, kalimat pedas dari orang yang menjadi tempatnya bergantung untuk hidup, kemudian surat cerai yang telah ia tanda tangani dengan derai tangis yang membuahi decakan sebal dari sang suami.

Kini, pada siapa dia harus bergantung? Keluarga tak punya, sanak saudara terlalu jauh untuk dia jangkau dengan sisa uang yang dia miliki. Bekerja pun dimana? Dia bahkan tak menyelesaikan kuliahnya dan memilih menikah saat itu. Tidur dimana juga dia belum memikirkannya.

"Baekhyun, jangan keras kepala dan masuk ke mobil sekarang!" sentakan itu tertahan pada volume yang tak cukup keras, namun memenuhi telinganya dan terasa sakit sampai membuatnya sesak di dada.

Sehun menarik tangannya pelan, mencoba untuk tidak menjadi pusat perhatian karena dia masih dibawah atap halte bus. Namun Baekhyun masih belum bergerak, tatapan kosong dari mata berkantung kehitaman itu masih tidak berubah membuat Sehun mau tak mau memeluknya kemudian menuntun Baekhyun ke dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.

Membuka pintu untuk Baekhyun, mendudukannya di kursi penumpang kemudian memasangkan seatbeltnya dengan pelan, langkahnya berpindah pada kursi kemudi setelah menutup pintu mobil di sisi Baekhyun. Lelaki yang lebih tua dua tahun darinya itu masih diam dengan posisi yang sama, Sehun menghela nafas, sejenak memejamkan mata sebelum menginjak pedal gas untuk kembali ke apartemen mereka, atau mungkin nanti hanya akan ada Baekhyun disana karena Sehun memberikan rumah itu dan beberapa asset untuk Baekhyun hidup ketika dia melepas tanggungjawabnya secara resmi.

"Aku bukan lagi tanggunganmu, Sehun-ssi." Lirih Baekhyun pelan, bibirnya kian pucat sekalipun dalam mobil telah dinyalakan pemanas. Hey! Baekhyun duduk selama empat jam di halte tanpa mantelnya, hanya menggunakan kaos berwarna hitam dan jeans.

"Kau masih suamiku, Baekhyun. Persidangan belum dimulai dan tanda tangan surat cerai kita baru saja kau tanda tangani tadi siang." Timpal Sehun tegas, dia sedikit menambah tekanan pada pedal gas membuat mobil semakin melaju membuat Baekhyun diam-diam terkesiap, dia selalu ketakutan jika Sehun sudah marah dalam keadaan menyetir.

Baekhyun diam tak lagi bersuara, dia hanya mengikuti bagaimana Sehun menariknya pelan untuk keluar dari mobil dan kembali ke apartemen mereka. Air mata yang entah sejak kapan tak lagi mengalir kini keluar lagi mencetak aliran di pipinnya, mainan anaknya masih tertata rapi di boks besar sudut ruangan dan beberapa di pajang dekat televisi.

"Aku akan mendekor ulang dan memindahkan mainan Byul jika itu mengganggumu." ujar Sehun seraya menunjuk beberapa boks mainan.

"Tak perlu, aku akan mencari tempat tinggal dan -biarkan mainan itu berada disana." Ucap Baekhyun semakin pelan, merasa sesak ketika kenangan soal buah hatinya harus dilenyapkan demi kenyamanannya.

Restless °[CHANBAEK]°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang