Bab 1

54 8 0
                                    

Menatapnya warnanya membawa keteduhan tersendiri.
Kapas kapas putih berarak di sana
Menemani sang surya
Sesekali tertutup kelabu

Tak selamanya pelangi menghias birunya langit
Tak selamanya pula pelangi terlihat nyata di sana

Kamu itu seperti pelangi yang hadir membawa banyak warna.
Yang menghilang bersama sinar surya.
Dan  pada akhirnya tergantikan
Namun cintamu sebiru langit. 

Gumam seorang gadis kala menatap langit yang cantik.

**************

Di atas bumi yang semakin renta. Di sebuah kota penyangga ibu kota

Tampak seorang gadis berkulit sawo matang, rambut hitam bergelombang membaur bersama ribuan calon mahasiswa baru. Tak ada satu pun yang ia kenal.
Namun tak memyurutkan semangatnya untuk menuntut ilmu ke jenjang lebih tinggi.
Hari ini di bagikan jas almamater.

"Untuk calon MABA.. silakan ambil jas almamater yang sudah di koordinir per fakultas." Ucap seorang panitia dari pengeras suara.

Panjang banget antrinya. Keluh gadis itu.
Perlahan tapi pasti, dirinya sampai di depan meja Fakultas. Dan gadis itu pun melangkah keluar gedung serba guna itu.
Banyak panitia MPKMB yang membentangkan spanduk per Fakultas menyambut adik MaBa.
Gadis itu menghampiri salah satu panitia yang membentangkan spanduk
"Adik ini anak maba fakultas ini?" Tanya seorang gadis ber pashmina dan jas almet berwarna biru.
Gadis itu mengangguk.
"Kenalkan. Aku Alniesya, beda 2 tingkat dari kamu" panitia itu memperkenalkan diri dengan ramah.
"Fiana, teh." Jawab gadis itu.
"Nanti kamu ikut aku ya, ke Fakultas. Ada pengarahan dari pak Dekan tentang MPKMB untuk MABA." Jelas Alniesya
Fiana hanya menggangguk.
"Niesya... ini?" Tiba tiba muncul lelaki berparas tampan yang juga memakai jas almet seperti Alniesya.
"Dek, kenalkan ini Dito. Dito, ini Fiana. Anak MABA fakultas kita." Jelas Alniesya.
Dito  memperkenalkan diri
Fiana pun mengulurkan tangannya menjabat tangan seniornya. Senyum ramah terukir di bibir mungil Fiana.

Manis. Gumam Dito dalam hati

"Dit... tolong ajak adik ini ke fakultas ya.. aku masih harus menyambut yang lain" Pinta Alniesya.

"Ok " jawab Dito

"Mari, dek" ajak Dito mempersilahkan Fiana berjalan beriringan bersamanya.

Mendengar kata 'Dek' Fiana risih. Karena dia tidak suka dengan panggilan itu. Entah apa sebabnya.

"Jangan panggil dek lah, kak" pinta Fiana membuka pembicaraan.
Dito tersenyum simpul menanggapi perkataan Fiana.
"Kan senior ke junior" Dito terkekeh dan mempercepat langkahnya.
Melihat seniornya melangkah dengan cepat, Fiana pun segera berlari mengejar dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah seniornya.
"Huh-hah- cepat amat sih, kak" ucapnya tersengal
"Kamu yang pelan" ucap Dito dengan senyum jahilnya.

Apppaaa? Ish, nyebelin deh... kalo bukan senior. Ogah deh jalan ma dia.Gerutu Fiana dalam hati.
Mereka berdua menyusuri jalanan menuju fakultas. Sepanjang perjalanan sesekali Dito menjahili juniornya. Meski baru kenal, baik Fiana dan Dito tidak canggung.
Sesekali tawa mereka pecah. Sesekali Fiana tampak merengut manja, mana kala Dito berhasil menjahili.

Hingga tak terasa mereka sudah sampai di pelataran fakultas.  Di sana sudah ramai  MaBa.

"Nah, junior ku... selamat datang di Fakultas.  Kamu tunggu di sini bersama anak MaBa yang lain. Akan ada pengumuman dan sambutan dari ketua  MPKMB" jelas Dito.
Fiana mengangguk.
"Aku tinggal ya,  bye!" Ucap Dito sambil berlalu dan melambaikan tangannya

"Kak Dito, makasih yaa!!" Teriak Fiana yang membuat siapa pun mendengarnya memalingkan wajahnya ke arah sumber suara.

Dito terkekeh dengan ulah juniornya.

Hetdah!  Nih, bocah. Gak pake teriak juga kali. Batin Dito

Cinta Sebiru LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang