05.00 WIB
Suasana hiruk pikuk di salah satu kost putri sudah terlihat.
"Fiana, bangun. Kamu mulai mpkmb jam berapa?" Tanya Wiyana , kakak Fiana.
Gadis yang di bangunkan. Menggeliat manja dan duduk di tepi kasur.
"Jam 6 tepat, kak" jawabnya santai sambil membereskan peralatan MPKMB.
"Kamu buruan mandi gih, udah kakak antriin kamar mandinya buat kamu." Perintah Wiyana.
"Kamar mandi no 2 ya, neng" lanjut Wiyana.
Fiana mengangguk dan menunggu di depan kamar mandi.Tak butuh waktu lama, Fiana sudah rapi dan melihat jam tangannya..
"5.30?" Gumam Fiana. Seketika dia tersadar waktunya tersisa 30 menit lagi sampai kampusnya.
"What!! Bisa telat deh."gumamnya
"Kak Wiya.. Fiana jalan yaa!!" Teriak Fiana sambil membawa perlengkapan MPKMB di tangan kiri dan tangan kanannya sepotong roti. Segera berlari menuju kampus.
Wiyana dan penghuni kost itu hanya geleng geleng kepala melihat tingkahnya.05.30 WIB
Jalanan menuju kampus sudah ramai lalu lalang mahasiswa baru menuju fakultas masing masing.
Jika mahasiswa baru yang lain jalan santai. Tapi tidak dengan Fiana. Dia berlari. Karena fakultasnya terletak paling belakang. Dengan jarak tempuh sekitar 3,5 KM dari kostnya ke Fakultas peternakan, apa lagi dengan waktu yang cukup mepet. Tidak mungkin baginya berjalan kaki santai.Bugh!
"Aaauuuu!!" Teriak Fiana
Saat dirinya menabrak seseorang di hadapannya.
Seorang pemuda berkulit putih memakai jas almamater berkalungkan name tag panitia MPKMB terduduk di lantai depan teras fakultas peternakan"Ssssh.. ah! Kamu tidak apa apa?" Tanya pemuda itu sambil tersenyum dan berdiri membersihkan celananya.
Manis banget senyumnya. Batin Fiana. Meski saat itu cahaya matahari belum bersinar terang tapi senyum pemuda itu jelas terlihat.
"Hei... kamu gak apa apa, dek?" Suara pemuda lain yang pernah Fiana kenal menyadarkan imajinasinya.
"Gak apa apa, kak Dito" jawab Fiana dan berusaha berdiri. Melihat itu Dito pun mengulurkan tangannya. Fiana pun menyambutnya.
Pemuda itu hanya melihat saja ketika temannya menolong gadis itu.
"Terimakasih, kak Dito"Mereka bertiga nenyusuri koridor fakultas menuju auditorium. Dengan Fiana berjalan di belakang kedua seniornya.
"Dito, apa semua panitia sudah hadir dan di posnya masing masing?" Membuka perbincangan.
"Aku rasa sudah semua. Lagi pula ini kan masih jam 6 kurang 5 menit" jawab Dito sambil melirik jam di pergelangan kekarnya. Netra Dito selain menangkap angka angka pada arlojinya, menangkap bayangan Fiana yang berada di belakanganya.
Dito memberi kode pada orang yang di sampingnya untuk berhenti
Daaaan....Bugh!!
"Sshh... aduh! 2 kali nubruk" gerutu Fiana kesal.
Kali ini dia menubruk punggung milik Dito.
Dito terkekeh geli mendengar gerutuan Fiana.
"Kalo jalan itu... matanya di gunakan buat lihat jalanan. Jangan nunduk." Ledek Dito.
Fiana memajukan bibir mungilnya. Yang membuat Dito dan temannya tersenyum gemas."Sudah... sudah.. aku masuk duluan ya, Dit. Jangan lupa tugasmu!!" Pamit pemuda itu.
Mata cantik Fiana tak berkedip menatap sosok itu.
Dito melambaikan tangannya di tepat di wajah manis gadis itu."Ekh- hem!!" Dito mendehem dengan nyaring.
Seketika wajah Fiana memerah, kepergok memperhatikan senior yang tidak dia ketahui namanya."Ayo, dek. Kalo kamu telat di hukum lho sama panitia bagian kedisiplinan"
Dito berlalu meninggalkan Fiana
"Iya, kak" jawab Fiana.•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
06.00
Fiana sudah membaur bersama MaBa yang satu fakultas di dalam gedung auditorium fakultas.
Di sekeliling ruangan tampak berderet panitia MPKMB.
Panitia masih sibuk mempersiapkan susunan acara.Di sisi lain para MaBa sibuk memperkenalkan diri.
"Hai, kenalin.. nama gue Lila" seorang MaBa sebelah kiri Fiana
"Fiana" jawabnya singkat
" kenalan dong.. " sahut pemuda yang berada di samping kanan Fiana.
"Aku Fiana" ucapnya ramah
"Gue Iwan"Ruangan auditorium riuh dengan suara MaBa.
"Mohon perhatiannya sebentar!" Seseorang menginterupsi dari mic. Yang di ketahui adalah MC merangkap panitia. Eh terbalik. Panitia merangkap MC.
Setelah sepatah dua patah kata pembukaan dari panitia dan Dekan Fakultas. Tiba saatnya sepatah kata dari ketua panitia pelaksana MPKMB fakultas.
Seorang pemuda memiliki tinggi 175 cm, berkulit putih dan bermata sipit. Tidak lupa senyum manis seperti di beri gula satu kilo terus menghias wajahnya. Melangkah menuju barisan MaBa.
Mata Fiana membulat sempurna.
Kakak yang tadi aku tabrak itu ketua panitia. Teriak Fiana dalam hati
Lila teman baru Fiana mengerutkan dahinya memperhatikan ekspresi Fiana.
"Kenapa, Fiana?" Tanya Lila. Fiana menggeleng "Gak apa apa"" Apa boleh saya duduk di tengah kalian?" Pinta sang ketua panitia
"Boleeeh!!" Seru para MaBa.
Para MaBa pun membuat lingkaran besar.
"Silakan duduk. Dan saya pun akan duduk" ucapnya sambil duduk melantai.
"Ahoy.. ahoy.. Selamat datang, adik adik mahasiswa baru... perkenalkan nama saya...." Dia mengedarkan pandangannya menyapu seluruh isi ruang auditorium. Bibirnya selalu di hias senyum manis. Netranya menangkap satu sosok gadis yang tadi pagi.
Dia di sini juga. Batinnya.Ish.. kok gak di lanjut siih? Aku kan kepo. Kesal Fiana dalam hati.
Bersambung
Stay at home
Jaga kesehatanSemoga terhibur dengan ceritaku
😊🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sebiru Langit
RomanceCinta yang hadir karena kebersamaan Berpisah karena takdir Namun baginya.. cinta itu seperti warna langit berhias awan... langit yang tak memiliki batas...