Selamat membaca...
Manisnya pake pengawet gak ya.. Gumam Fiana dalam hati.
Di benaknya terlintas senyum manis milik Katingnya.
Manik mata indahnya menatap lurus ke white board yang menampilkan slide materi kuliah. Namun pikirannya melayang pada kejadian kemarin sewaktu di mesjid.Sudut bibirnya melengkung dan semburat pink muncul di kedua pipi embilnya.
Lyla yang duduk sebelah kanan Fiana memberi isyarat tanya kepada Desi yang duduk sebelah kiri Fiana.
Yang di tatap hanya mengedikan bahunya tanda tak tahu.
Hingga satu mata kuliah selesai... Bibir Fiana setia menyunggingkan senyuman
Taman fakultas di bawah pohon rindang tempat favorit 3 gadis itu
"Fia " Lyla memanggil perlahan namun yang di panggil tak bergeming.
Desi, gadis berhijab itu menghampiri Lyla dan membisikan sesuatu. Hingga terbitlah seringai jahil dari gadis berkulit putih berambut lurus.
Di keluarkan benda pipih bersoftcase doraemon. Jemari lentiknya mendial nomer.
"Bisa lo ke sini gak?"
"........."
Selang tak lama, muncullah pemuda yang di telpon Lyla dengan suara melengking melebihi lengkingan gadis...
" Fiiiiiiaaaaaaaann!!!" Teriaknya tepat di telinga gadis berkulit coklat.
" Apaan siiih, wantex.." Fiana mengerucutkan bibirnya sebal
"Yeee... nama dia Iwan tau " ujar Desi tak rela
Fiana hanya mendelikan mata coklatnya dengan malas.
"Siapa suruh dia teriak di kuping aku" lanjutnya misuh misuh
Yang di ajak misuh misuh hanya menampilkan deretan gigi putihnya dan Lyla tertawa pelan.
"Pasti ide kamu ya... ish.. menyebalkan.. " Fiana segera berlalu menuju kantin yang memang tak jauh dari taman fakultas.
"Laah.. kok kita di tinggal siiih" protes Lyla sembari berlari kecil.
Nyebelin... nyebelin... kupingku rasanya pengang nih... tuh si wantex nelen toa mesjid berapa yaa... gerutu Fiana yang sayangnya hanya dalam hati.
" Fia... maaf" Lyla memasang wajah memelas
"Hmmm" Malas Fiana menjawab ucapan Lyla. Hatinya masih dongkol setengah mati belum lagi telinganya masih berdengung efek teriakan si Iwan. Gadis itu mengambil duduk di meja posisi tengah yang kosong.
Lyla, Desi dan Iwan mengambil posisi duduk masing masing
"Fia.. kita bertiga minta maaf ya.. udah jahil" Desi membuka percakapan
"Sedari tadi kamu kaya gak fokus gitu.. terus itu bibir senyum mulu deh... kan takut kesambet " jelas Lyla lirih dan sukses membuat Fiana tertegun.
Oalah... ternyata aku terperangkap dalam kehaluan sendiri. Ucap Fiana dalam hati
" Fiaaaan... ya ampun daaah..." teriak Iwan melengking yang membuat seisi kantin memperhatikan mereka berempat tak terkecuali tiga orang yang salah satu di antara mereka adalah biang dari senyum yang terus bergelayut di bibir Fiana.
"Berisik.. Lo!!" Lyla menimpuk Iwan dengan tisu
**************************************
Tiga orang yang duduk di sudut kantin itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya
"Hetdah... itu adik kelas elo, Dit?" tanya Nanda dengan nada menyindir
"Adik kelas elo tuh, Ji" Lempar Dito dengan kesalnya tapi pura pura
"Adik kelas kita.. " Jawab Ryuji enteng dan menghabiskan jus mangganya...
"Molasses.." Satu kata yang keluar dari bibir Dito membuat dua sahabatnya mengerutkan dahinya
"Ni anak ngigo apa ya... orang gak lagi praktikum bahan makanan ternak... malah nyebut molases" Nanda memutar bola mata malasnya. Lain halnya dengan Ryuji yang masih setia mengerutkan dahinya
"Itu yang hitam manis seperti molases... " Elak Dito.
Ryuji hanya ber oh ria menanggapi ucapan Dito
Peka enggak sih si Ryuji. Gemas Dito dalam hati. Dia tahu jika Ryuji menyimpan rasa pada adik tingkatnya. Selama dua tahun bersahabat dengan Ryuji belum pernah melihat sahabatnya itu sangat peduli kepada adik kelasnya.
"Sisa 10 menit lagi dosen masuk " Ryuji mengingatkan kedua sahabatnya untuk bergegas masuk kelas.
Ketiganya berjalan melewati meja Lyla dan kawan kawan menuju kelas di lantai empat
Dito menghentikan langkah kaki jenjangnya, merunduk tepat di telinga gadis berkulit sawo matang dan berambut gelombang
"Molasses" Bisiknya namun bisa di dengar Ryuji yang memang sengaja menghentikan langkahnya untuk menarik lengan Dito agar segera menyusul Nanda yang sudah menunggu di lantai satu. Seketika pemuda itu membulatkan mata sipitnya
Dito ini apa apaan sih. Geramnya yang sayangnya hanya dalam hati
"Uh- Uhuk!!" Fiana dan Lyla tersedak mie ayam yang pedasnya level dua saat istilah itu meluncur begitu saja
"Molasses?" desis dua gadis itu bersamaan... Raut bingung tercetak jelas di wajah dua gadis beda kulit warna namun menawan.
Spontan Ryuji menyodorkan sebotol air minum yang ada di tangannya
"Ini ... " Fiana menautkan alisnya yang legam alami dan meraih botol air itu
"Pelan pelan makannya... jangan dengerin si angin lalu ini"
Dito menampilkan senyum terbaiknya. Yes... besok lagi aaaah.. bathinnya bersorak gembira menyaksikan perlakuan manis sahabatnya dan berlalu dengan cepat sebelum Ryuji menyadari kalau itu ide nakalnya.
"I- Iya... makasih, kak.." gugup dan salah tingkah. Karena tidak menyangka mendapat perlakuan manis...
"Ciiiieeeee....!!!" Sorak Lyla, Desi dan Iwan bersamaan usai Ryuji meninggalkan meja mereka.
Bibirnya melengkung mendengar sorak dari ketiga adik kelasnya. Dan sempat melirik ke arah Fiana yang merona dan tersenyum
"Molasses... " gumam Ryuji menapaki anak tangga demi anak tangga. Tanpa sadar dia mengiyakan perkataan Dito.
*Molasses adalah produk sampingan dari gula tebu yang berwarna hitam pekat di gunakan sebagai bahan tambahan pada pakan ternak. Berfungsi sebagai sumber vitamin
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sebiru Langit
RomanceCinta yang hadir karena kebersamaan Berpisah karena takdir Namun baginya.. cinta itu seperti warna langit berhias awan... langit yang tak memiliki batas...