Sebuah pertemuan meninggalkan jejak
Jejak rasa yang terlukis di hati
Menebar benih cinta di sudut kalbu
Taman Fakultas
Fiana menatap buku perkenalan dan membacanya dengan teliti. Meski sempat ada kekesalan di hatinya. Tak urung hatinya memghangat. Kala membaca nama Ryuji, kakak tingkatnya. Kesejukan menyapa bola matanya saat menemukan sebentuk bulan sabit yang di lumuri gula terbit di wajah pemuda berkulit putih itu.
Dia tak menyadari jika dua sahabatnya sudah datang dan duduk di sampingnya. ya, Desi dan Lila datang membawa minuman thai tea.
"Fia.." panggil Desi yang sudah duduk di samping gadis itu. Namun gadis itu tak bergeming dari bukunya. Desi mengode Lila.
"Fian!" Teriak Lila yang baru datang membawa 2 cup thai tea dan menempelkan salah satu cup itu ke pipi Fiana yang masih setia memandangi buku itu.
"Iiiissh... pa an sih" Fiana terkejut dan reflek mengelap pipinya yang chubby , lalu mengerucutkan bibir mungilnyaLila dan Desi terpingkal melihat perubahan raut muka Fiana.
"Makanya, non... fokusnya jangan ke buku itu mulu" Protes Desi, jari lentiknya menyeka air mata yang jatuh di sudut kelopak mata indahnya. Bukan karena menangis... tetapi mentertawai sahabatnya.
Fiana hanya cemberut menanggapi protes gadis ber pashmina biru navy. Kehadiran mereka membuyarkan rasa.
"Iya.. iya.." Fiana melebarkan senyumnya meski kesal tapi ada benarnya apa yang di kata Desi.
Flashback
Usai pengisian buku perkenalan, satu per satu MaBa mengambil kembali buku perkenalan.
"Terimakasih untuk kerjasamanya.. sampai jumpa di hari Sabtu" Tutup Ryuji dan melangkah keluar kelas di iring Dito dan Nanda. Tak lupa di tangannya ada sebuah buku perkenalan entah milik siapa hanya Ryuji yang tahu. Benarkah?
Ketika semua sudah memegang buku masing masing, ada satu orang dengan raut wajah kebingungan menyadari buku perkenalannya tak kembali.
"Haddeh!! buku aku mana ya, Lil, Des?" Fiana panik karena buku itu akan di kumpulkan pada rangkain acara MPKMB.
Kedua temannya mengedikan bahunya
Sorot mata Desi menangkap sesuatu di tangan salah satu kakak tingkat yang akan beranjak keluar ruangan.
"Fia.. lihat deh? mungkin ada di antara mereka.." Bisik Desi telunjuk lentiknya mengarah ke pintu keluar. Gadis manis itu menolehkan kepalanya dan mata belonya makin bulat saat menatap bukunya berada di genggaman pemuda bermata sipit itu.
Kenapa buku aku di tahan sama kak Ryu? tanya Fiana dalam hati
"Tunggu.." teriak gadis manis yang membungkam seisi kelas dan menghentikan langkah kaki trio handsome. Setengah berlari dia menghampiri ketiga kakak tingkatnya.
"Ya?" Nanda menyatukan alisnya dan menatap tajam ke arah Fiana
"Maaf, kak.. aku mau ambil buku itu" Fiana menundukan kepalanya sambil memainkan ujung rambut ikalnya menutupi rasa gugupnya.
"Ini.. aku pinjam ya" ujar Ryuji tenang dan melangkah dengan santuy keluar ruangan. Tercetak senyum manis di bibirnya yang merah alami. Aku ingin mengenalmu, manis. Ucap Ryuji dalam hati.
"Tapi -"
"Nanti di balikin kok, dek" potong Dito
dan mengedipkan sebelah matanya. Sontak Fiana terkejut.
Trio itu melangkah keluar tanpa memperdulikan Fiana yang masih dalam kebingungan.
"Kak.. tunggu... kalo di pinjam bagaimana aku selesaikan perkenalan dengan kakak kakak panitia!" dengan langkah lebar gadis itu menyusul ketiganya. Dan suaranya menggema ke seluruh sudut koridor . Dan menghentikan langkah kaki ketiga pemuda itu untuk yang kedua kalinya.
"Kasih aja sih, Ryu" Nanda mulai jengah
"Gak semudah itu, Nan" Ryuji tersenyum simpul. Dito dan Nanda menggelengkan kepalanya.
"Ya.. terserah kau sajalah.. kita tunggu di kantin, ok?"
Ryuji menggangguk kepalanya tanpa mengalihkan perhatiannya kepada gadis itu.
Fiana mengatur nafasnya... " Kak... tolong.. bukunya"
"oo namae wa?"
Hah? Apa? Fiana mengerjapkan kelopak matanya tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
Alamak... Japanese language.. auto pusing saya, kak, dan pengen pingsan di pelukanmu.. eh? Jeritnya dalam hati.
"Kak Ryu bicara dengan saya?" tunjuknya pada diri sendiri.
Pemuda itu tersenyum dan mengangguk.
"Ya. Memang dengan siapa lagi? Di sini hanya ada kita berdua. Dan teman temanmu di sana." Jawab Ryuji dan memberi kode gadis itu untuk menoleh di ujung koridor dekat ruang kelasnya.
"So... oo namae wa?" lanjut Ryu.
Ryuji mendapat reaksi tak terduga.
"Hei, bung. Ini negara Indonesia. Bisa kan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar." Semprot Fiana kesal dan merebut buku dari genggaman Ryuji dan berlalu dengan dengusan kesal.
E.G.P... Masa bodo... umpat Fiana dalam hati.
Mendapat reaksi tak terduga dari junior, Ryuji menutup mulutnya dengan telapak tangan menahan tawa yang akan membuncah.
Flashback End
Sebagian mahasiswa berkumpul di kantin, ada pula yang memilih di taman fakultas atau perpus mencari literatur matkul. Tiga orang gadis yang baru saja menyandang status mahasiswa memilih taman Fakutas untuk menghabiskan jam kosong sebelum ke matkul berikutnya. Di bawah rindangnya pohon angsana sembari menikmati satu cup minuman thai tea dan menikmati ciptaan Tuhan yang berseliweran di koridor fakultas
"Cuci mata, gaes" celetuk Fiana nyaring di sambut gelak tawa kedua sahabat barunya.
"Cogan bertebaran... hehehe" timpal Lila tak kalah heboh sedangkan Desi memilih menutup mukanya mendengar celotehan kedua sahabatnya...
"Ekh-ehm!!"
*oo namae wa = What's your name= siapa namamu
Visual Ryuji Oda
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sebiru Langit
RomanceCinta yang hadir karena kebersamaan Berpisah karena takdir Namun baginya.. cinta itu seperti warna langit berhias awan... langit yang tak memiliki batas...