Chapter 2 (FLASBACK) : perasaan aneh

164 26 2
                                    

Saat ini semua siswa sedang beristirahat, tapi entah kenapa kelas ku hampir sebagian lebih memilih diam di kelas.

Tiba-tiba saja Rangga berdiri di depan, dan menatap Rani.

"Gue pengen jujur sama kalian, terutama Rani, gue suka sama lo" ucap Rangga tenang dan tersenyum.

Semua teman di kelas langsung heboh saat mendengar pernyataan Rangga, berbeda dengan ku yang merasa tidak suka dengan hal itu, namun aku menutupinya dengan senyumanku.

Saat aku melihat Rani, aku bisa menebak dia juga menyukainya, tapi Rani menolak seolah dia tidak menyukai Rangga.

"Ga apa- apa gue di tolak, lagi pula gue cuma becanda" ucap Rangga.

"pembohong huuuu" sorak yang lain.

Rangga hanya mengangkat bahunya acuh, toh yang di katakana Rangga memang benar begitu adanya.

"Gimana akting gue?" tanya Rangga yang sudah berada di sampingku.

Aku mengerutkan kening ku tak mengerti.

"jadi lo juga nganggap kalau gue ngomong serius?" ucap Rangga.

"Emang lo becanda? Padahal jelas banget lo emang sukaaa" ucap ku.

"Lo harus tau, kalo gue suka sama seseorang, gue ga bakal berani ngomong di depan umum, kalo gue berani ngomong berarti itu semua cuma becanda" jelas nya.

"terserah lo aja" ucapku, karena jika aku terus mengatakan tidak dia kan terus berbicara.

~~~

Tak terasa kini aku sudah kelas 2 SMK, teman kelas ku berbeda, karena kelas 2 merupakan kelas campuran atau acak, namun entah kenapa aku sekelas dengan Rangga. Tapi aku juga sekelas dengan Rani. Sementara Silfi dan Risna mendapatkan kelas berbeda dengan ku.

Saat itu aku sedang duduk ikut bergabung mengobrol dengan Rika dan teman-temannya, namun tiba-tiba saja Rangga menarikku, memisahkan ku dengan mereka.

"apa yang lo lakuin sihh?" ucap ku sedikit kesal.

"jangan gabung sama mereka, pikiran lo masih polos, kalo lo ngobrol sama mereka bisa bisa otak lo ikut kotor" ucap Rangga.

Aku sedikit kesal dengan Rangga yang menganggapku seperti anak kecil, tapi aku sadar dia melakukan itu karena aku memang tak cocok dengan obrolan mereka yang terkesan barbar.

Entah ada angin apa saat pelajaran di mulai tiba-tiba saja Rangga duduk di samping ku.

Dia menatapku sambil mengerutkan alis.

"Sonia rambut lo rontok" ucap Rangga sambil mengambil beberapa helai rambut yang rontok.

"Gue lagi datang bulan, jadi rambut gue sering rontok" ucap ku.

"Lo lagi haid?" tanya Rangga.

Dan aku mengangguk mengiyakan.

"kalo gitu lo ga boleh ngebuang rambut ini sembarangan" ucap Rangga.

"kenapa?" tanya ku.

"Lo ga pernah denger ya? Kalo wanita sedang haid, rambut yang rontok ga boleh di buang, lebih baik di simpan, dan nanti saat lo bersih bersih, rambut rontok lo juga harus di bersihin" jelas Rangga.

"aaah gitu" ucap ku.

"jadi lo simpan rambut ini di saku lo supaya lo ga lupa, jangan lo buang" ucapnya.

"tapi gue pelupa, jadi gue ga tau gue bakal ingat atau engga kalo ada rambut di saku gue" ucap ku jujur.

Rangga menghembuskan nafasnya kasar.

"kalo gitu, beri gue kertas selembar" ucapnya.

"Buat apa?" tanya ku.

"berikan aja"

Dan aku memberikan robekan kertas yang ku dapat di buku ku. Aku melihat dia yang focus membungkus rambutku dengan kertas yang tadi ku robek. Dia menulis sesuatu di kertas itu, dan setelah itu memberikannya kepada ku.

Aku membacanya, "rambut" kata itu yang tertulis di kertas itu.

"itu supaya lo ga lupa" ucap Rangga.

Dan aku hanya tersenyum melihat kelakuan dia, dia seperti ibu ku.

Aku dan Rangga sempat becanda sampai mencubit hidung masing-masing, aku mencubit hidung Rangga cukup kencang, dan sebaliknya, Ranggapun mencubit hidungku cukup kencang.

Kelakuan kami cukup membuat guru yang mengajar sedikit risih, sampai menegur kami.

"Rangga Sonia, apa yang kalian lakukan?" tanya Guru.

"Rangga yang duluan bu" adu ku.

"Sonia yang duluan bu" adu Rangga.

Sementara teman-teman ku yang melihat hanya memandang malas kami.

"Udah bu biarin aja mereka, mereka lagi pacaran" ucap Mila santai.

Aku yang mendengar ucapan nya membulatkan mata tak percaya.

"tau aja lo Mil" ucap Rangga santai.

Aku repleks memukul pundak nya keras. Rangga yang mendapat pukulan itu hanya mengaduh kesakitan.

~~~

Hari ini aku duduk dengan Tina teman sekelasku, dia cukup dekat dengan ku. Tapi, tiba tiba saja dia bercerita kepada ku bahwa dia sedang kesal kepada Nadia teman sekelasku juga.

Aku sedikit kesal saat mengetahui akar permasalahan mereka. Hanya kesalah pahaman dan maslah pria.

Nadia yang kebetulan duduk di belakang ku, tiba-tiba berbicara seolah menyindir Tina.

"Za lo kesel ga sih kalo tiba-tiba teman lo nganggap lo pengganggu karena lo chatan sama pacar temen lo sendiri padahal dia juga teman dekat lo?" ucap Nadia.

"ya kesel lah Nad" jawab Reza, bisa ku tebak, Reza tidak tau sama sekali tentang masalah Nadia dan Tina.

Nadia terus saja mengoceh yang menyudutkan Tina, aku yang sudah kesal dengan ucapan nya segera berbalik menatap Nadia.

"kenapa sih Nad? Dari tadi ngoceh terus?" ucap ku.

"Gue cuma kesal aja sama seseorang, dia nganggap gue pengganggu dalam hubngan nya karena gue sering chatn sama pacarnya yang merupakan teman gue" adu Nadia.

Aku menghembuskan nafas kasar.

"Lo tau ga Nad, gue dulu juga ngerasain hal sama kaya gitu, tapi gue ga pernah kesel sama orang itu, dan lo tau siapa orang itu? Ya itu elo" ucap ku.

"maksud lo?" tanya Nadia tak mengerti.

"Lo pikir gue ga tau? Lo ngasih tau lusy dan yang lain kalo gue sering chat sama pacar lo yang merupakan teman gue juga, dan karena lo, lusy sama yang lain ngejauhin gue, asal lo tau bukan gue yang pertama ngehubungi pacar lo, tapi dia sendiri yang mulai, dan dia ngomong pengen curhat sama gue, gue ga mungkin nolak, karena gue juga temannya" jelas ku pada Nadia.

Dan sepertinya Nadia ingat dengan kejadian itu.

"maaf" ucap Nadia pelan.

"Ga apa-apa, gue udah maafin lo, lagi pula itu masa lalu, dan gue harap kalian berdua juga saling memaafkan" ucap ku sambil menatap Nadia dan Tina bergantian.

Dan akhirnya mereka saling memaafkan satu sama lain, walaupun tak mengucpkan nya secara langsung.

FRIENDZONE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang