Chapter 8 : akhir kisa cinta

107 19 7
                                    

Sejak putusnya Rangga dan Anis, Rangga sering menghubungiku.

Dan sejak saat putus, Rangga menjadi sedikit aneh menurut ku. Lihat saja sekarang, dia berada di rumah ku sambil tidur, kepalanya berada di pahaku. Mungkin jika orang lain yang melihatnya, akan menganggap kita sedang berpacaran.

"Lo ngapain ke rumah gue dadakan gini?" ucap ku, tangan ku mengusap rambut Rangga pelan.

"Cuma pengen aja" jawab nya santai.

Tak~ aku memukul jidatnya kesal.

"aaah sakitttt Sonia" keluh Rangga.

"habisnya lo di tanya benar, malah jawab ngasal"

"Lo ini sensitive banget, oh ya  orang tua lo ke mana?" tanya Rangga.

"mereka lagi keluar" jawab ku.

Rangga hanya mengangguk.

"Son kenapa kita ga pacaran aja ya?" ucapnya yang terdengar konyol di telingaku.

"Pacaran in your head" ucap ku sambil menunjuk kening Rangga.

Rangga bangun dari posisi tidurnya. Dan menatapku.

"emang kenapa? Bukannya ide gue bagus?"

"engga semudah itu Rangga, gue sama lo ga punya perasaan satu sama lain" ucap ku berbohong.

"iya juga sih, gue ga ada perasaan suka sama lo, bahkan saat tdur di paha lo aja, gue ga ngerasain gejolak aneh, beda sama Anis, gue slalu ngerasain jantung gue berdetak kencang" ucap Rangga sambil memegang dadanya.

Aku melempar ciki kepadanya.

"pergi sana ke Anis, jangan ke sini" usir ku.

"Lo pemarah dah"

Tiba-tiba Rangga memegang tangan ku, dan menatapku.

"apa lo ngerasa berbeda?" tanya nya.

"ma-ksud lo?" tanya ku sedikit gugup.

"apa lo ngerasain jantung lo berdetak kencang?" tanya nya lagi.

"engga, gue ga ngerasain hal itu" bohong sekali.

"Udah gue duga. Lo juga ga ngerasain, ini aneh" ucapnyaa.

Aku hanya tersenyum kecil, ternyata aku memang harus menyimpan perasaan ini sendiri.

"Lo lapar ga?" tanya Rangga kepada ku.

"hmm gue lapar" jawab ku jujur.

"Keluar yu, beli sesuatu" ajak Rangga.

Sekarang aku dan Rangga sedang berada di tempat Nasi goreng, makanan kesukaan ku.

"oh ya Son, sebenarnya Anis ngajak gue balikan" ucap Rangga yang membuat ku kaget.

"dia? Apa ga salah? Bukannya dia udah ngajak mau putus? Terus kenapa minta balikan lagi?" tanya ku sedikit kesal, kenapa dia mempermainkan perasaan Rangga.

"Terus lo ngeiyain?"tanya ku.

Rangga menggeleng pelan, menandakan dia belum menerima ajakan Anis, ada sedikit rasa lega pada diri ku.

"Gue masih ragu sama Anisa" ucap Rangga pelan.

"apapun pilihan lo, pasti itu keputusan baik" ucap Sonia. Rangga tersenyum menatap Sonia.

~~~

Kini aku sedang bersiap untuk ke rumah sakit, menengok adik teman kelasku. Aku segera menaiki motor milik Rangga

"apa Steven ada di rumah sakit?" tanya ku.

"Son pegangan" ucap Rangga yang sama sekali tak mendengar pertanyaan ku.

Aku pun hanya diam, sehingga tangan kekar Rangga menarik tangan ku ke depan, kini posisi ku seperti memeluk Rangga. kebiasaan anak ini. Melakukan se enakny.

Aku dan Rangga sudah sampai di rumah sakit, namun kami mendapat pesan bahwa Steven masih di perjalanan. Akhirnya kami memutuskan menunggu nya di luar rumah sakit.

"Son, sebenarnya gue sama Anisa balikan lagi" bagai di sambar petir, hatiku merasakan sakit, yang cukup dalam, namun aku harus menutupi itu, dan berakhir aku hanya tersenyum kecut.

"Baguslah, terus kenapa lo tadi malah narik tangan gue buat meluk lo? Gimana kalo sampai ada temen lo atau Anis ngeliat? Lo pengen gue di cap sebagai perusak hubngan orang?" ucap ku kesal.

"maaf Son" ucap Rangga pelan.

"hm, ga apa" ucap ku

Sepertinya aku memang di takdrkan untuk melupakan perasaan.

Sekarang aku sadar, menjadi sahabat nya itu sudah cukup untukku.

Seandainya dia mngetehaui perasaam ku, apakah kita akan tetap bersama? Atau malah sebaliknya.

Dan sampai saat ini aku masih sering ber hubungan dengan Rangga lewat Chat atau pun menemuiku secara langsung.





FRIENDZONE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang