Sayang ...
Sanubariku bergemuruh.
Kita ini berbeda. Namun, apakah kita bisa tetap bersatu?
☘︎ ꪮꪀ ᧁꪮ𝓲ꪀᧁ ☘︎ ༄
☁︎ Imagine about You with Xiaojun
☁︎ Slice of life
☁︎ Sweet romance
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 01:08 PM
Mudah saja.
Bunyikan bel sekolah pada pukul 1 siang. Seratus persen ampuh bersilir silir merombak lesu‐ tak bergairah menjadi senyum kepuasan.
Mereka akan menyahut dentang kencang bel dengan riuh tapak kaki di sepanjang koridor.
Bila seluruh akses terbuka bebas, halaman sekolah hingga emperan jalan akan dibanjiri oleh komunitas siswa.
Perorangan bersatu membentuk kelompok, lalu pulang bersama atau paling tidak mampir ke tempat tertentu.
Tidak segalanya perlu berbarengan, siswa siswa pendiam —sepertimu salah satunya— memilih berjalan mandiri.
Mungkin sebagian besar siswa pejalan kaki akan terus lurus lalu bercerai berai di jalan yang sesuai.
Namun tampaknya hanya dirimulah yang melewati gang terdekat dari spasi sekolah, karena jalan pintas tersebut adalah yang paling kamu kenal, lebih istimewanya lagi kamu yang berhasil menciptakan peta sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lazimnya jalan tersebut sepi sebab berada di belakang rumah rumah penduduk.
Yang menumpang lewat kebanyakan masyarakat yang menetap di belakang pusat kota.
Terlalu kecil untuk dilewati kendaraan bermesin. Seringnya sepi di setiap kamu melintas.
Namun siapa sangka jika hari ini ada sesosok berjaket hitam, intinya busananya semua adalah hitam, tas ranselnya juga terhasut dengan warna yang dikenakan sang majikan.
Misterius, tapi wah!
Tampaknya dia orang yang keren! Dia terlihat berjalan rileks dengan tangan yang dimasukkan ke kantung jaket.
Dasar anak anak, pesan ayahmu untuk jangan sembarangan mengikuti orang lain ataupun menerima ajakan orang lain diabaikan.
Ini terlampau barbahaya buat seorang anak yang tak paham bela diri.
