Di tempat lain saat ini, lebih tepatnya ruangan rayyan. Rayyan tengah menerima telepon dari dokter Karel untuk menjelaskan apa yg terjadi tadi di RS. Vanka yg sedang duduk melihat wajah suaminya dengan ekspresi yg sulit di artikan mengernyitkan dahinya bingung
Vanka berdiri menghampiri rayyan lalu memegang pundak rayyan membuat rayyan melihat ke arah vanka
"Terimakasih paman atas informasinya. Jika ada apa² kabari rayyan lagi" ucap rayyan lalu menutup teleponnya
"Ada apa?" Tanya vanka lembut dan rayyan hanya menghembuskan nafasnya
"Duduk dulu kamu" ucap vanka menyuruh rayyan duduk di kursi kebesarannya
"Bentar ya, aku buatin kamu green tea dulu" pamit vanka
"Jangan lama" ucap rayyan manja dan vanka mengacak rambut rayyan
"Udh jadi papi anak tiga masih aja manja. Iya aku gk akan lama" ucap vanka lalu pergi
Tak lama vanka kembali menghampiri rayyan dengan membawa segelas green tea untuk rayyan. Vanka tau saat ini pikiran suaminya sedikit kacau, dan biasanya rayyan akan minum green tea buatan vanka karna itu bisa menenangkan pikirannya
Vanka meletakkan gelas tersebut di meja rayyan membuat rayyan yg sedang melamun sedikit terkejut karna dia tidak menyadari kedatangan istrinya
"Diminum dulu tehnya biar tenang" ucap vanka dan rayyan mengangguk lalu meminum sedikit tehnya. Vanka berniat kembali ke tempatnya namun tangannya ditahan oleh rayyan
"Kenapa hm?" Tanya vanka lembut namun rayyan tidak menjawab. Rayyan hanya diam lalu menarik vanka sampai membuat vanka terduduk dipangkuannya dan membuat vanka terkejut
"Ray apa²an sih" ucap vanka lalu rayyan mengambil semua remote control dari laci mejanya
"Kunci pintu, tutup semua kaca" ucap rayyan pada remote control
Ruangan rayyan memang di desain canggih. Remote control itu untuk mengendalikan ruangannya secara otomatis. Setelah itu rayyan memeluk pinggang vanka dari belakang yg posisinya masih sama seperti tadi dan rayyan meletakkan kepalanya di pundak vanka
"Biarin gini dulu ya" ucap rayyan pelan lalu mengeratkan pelukannya
Sudah dapat dipastikan oleh vanka, saat ini rayyan mendapat banyak pikiran. Setiap rayyan lelah atau capek, banyak pikiran dan otaknya buntu. Maka rayyan akan segera mencari vanka hanya untuk sekedar memeluknya seperti ini. Bahkan jika rayyan di kantor sedangkan vanka dirumah, rayyan tanpa berpikir langsung pulang untuk menemui istrinya
Selama ini bagi rayyan, vanka adalah segalanya. Rayyan tidak akan bisa hidup tanpa vanka karna disaat seperti ini vanka yg mengerti dirinya bahkan dari sebelum mereka menikah. Pelukan vanka bisa membuat rayyan tenang, makanya saat vanka hilang dulu rayyan seperti orang gila
Bagi rayyan vanka adalah rumah yg sangat nyaman untuk dirinya dan juga anak²nya pulang dari dunia yg kejam dan melelahkan ini. Bagi rayyan, vanka adalah tempat terindah untuk melepaskan segala yg dirasakannya
Vanka yg tau kenapa rayyan tiba² seperti ini hanya membiarkan suaminya. Vanka hanya mengelus punggung tangan rayyan yg masih setia memeluk tubuhnya
"Kamu mikirin apa? Cerita sama aku, aku disini buat kamu" tanya vanka lembut dan tetap mengusap tangan rayyan
"Aku capek aja, lagi buntu yank. Capek mikirin urusan perusahaan yg gk ada habisnya ditambah tadi dokter Karel nelpon si adk ngamuk di RS" jawab rayyan dan membuat vanka terkejut lalu vanka hendak berdiri namun rayyan kembali menariknya duduk dan memeluknya
"Kamu mau kemana sih? Kan aku bilang gini dulu" ucap rayyan
"Aku kaget ray si adk ngamuk" jawab vanka
KAMU SEDANG MEMBACA
•"THE HEIRS"• {END}
Teen Fiction2nd book of Cool Boy and Badgirl CEO Cuman cerita kelanjutan dari "Cool Boy and Bad Girl CEO. Sebelum baca ini, harus baca book 1 nya yaitu "Cool Boy and Bad Girl CEO" dulu biar ngerti alur ceritanya Dan kemungkinan cerita ini karakter castnya sedik...