32: Beruntung?

295 37 47
                                    

"Beruntung banget kau Gem diikutsertakan dalam setiap acara. Yang punya segudang sertifikat dan piala mah sudah duduk enteng aja dikelulusan."

"Iya. Benar. Banyak universitas yang akan datang berikan surat undangan kepadamu pasti."

"Kita mah apa yang kecil cam atom."

"Kacil amat kalian kalau begitu." Kami mendongak. Semua yang satu kelompok denganku menatap Taufan.

Ngapain dia kekelasku dijam begini?

"Hoi, kau tidak malu jika guru yang mengajar dikelasmu langsung megumumkan muridnya yang hilang di speaker tata usaha?"

"Aku free. Tenang saja." kata Taufan. Salah satu teman kelasku melirik tak suka.

"Lalu kau fikir kami free sehingga bisa kau kunjungi?" Tanyanya judes.

"Begini.. Semua guru sedang rapat. Santailah."

"Kami tau. Tapi tidak harus keluyuran macam kau." Sambung yang lain. Aku memerhatikan semua termasuk Taufan yang merajuk tak suka karena diusir terang-terangan.

Semua kelas memang free hari ini. Para guru sedang rapat. Mungkin merapatkan tentang ujiannya kelas tiga. Jadilah banyak yang gentaya-- oh, maksudku keluyuran.

Disituasi ini juga anak-anak osis berjalan untuk memastikan tidak ada yang kabur dari tembok samping sekolah.

Sedangkan aku santai. Aku kan ketua hehe..

Tidak. Aku sedang tidak enak badan. Dan dilarang gerak oleh anggota osis yang lainnya. Baikkan anggotaku? Jadi jangan salah paham terus dengan mereka.

"Apa yang kalian kerja memangnya? Kali saja si tampan ini bisa membantu." Dengus Taufan sok-sok-an.

"Gayamu tampan. Percuma tampan kalau dalam dan luarnya liar." Sindir Hali.

"Bang! Adikmu ini loh!" Protes Taufan.

"Jangan mengaku-ngaku." Ucap Hali datar. Memerhatikan kembali bacaan komiknya.

Bagian soalnya sudah selesai memang. Makanya santai begitu.

Taufan merengut lagi. Yang lain tertawa.

"Cocok nih dibuat sinetron. Titlenya, 'abangku baik tapi membuangku'."

"Jangan! Yang bagus itu, 'ternyata ini alasan abang membuangku'."

"Abang, jangan kau buang aku! Aku adikmu abang!" Blaze berucap dramatis. Suzy segera berdiri, "Tidak! Kau sudah kelewatan dek! Abang muak denganmu!" Marahnya ikut dramatis.

Kedua orang itu saling pandang.

"Huwaaa abangg!! Jangan! Adek akan berusaha menjadi baik! Huhu."

"Abang sudah muak dek. Cukup sudah!"

Pffftt---

Tiba-tiba Blaze berdiri dibangkunya. Suzy siap dengan botolnya. "Sudah cukup, cukup sudah! Cukup sampai disini saja. Daripada hati geeelisah! Cintaku kau balas dengan dusta!!"

Kalian tau bunyi meja yang dipukul? Nah itu si Taufan yang jadi bahan ejekan malah menawarkan diri jadi drummernya.

TAK TAK TAK

"Yeah!"

"Sudah cukup, cukup sudah! Cukup sampai disini saja. Daripada batin tersiksaaa! Lebih baik kau pergi saja!" Nyanyi Blaze. Dia terus bergoyang ria layaknya penyanyi rock diatas kursi.

"Salah lirik! Harusnya lebih baik aku pergi saja." Instrupsiku

Blaze menggeleng. "Tidak Gem. Tidak. Disini kan si abang yang ternistakan. Masa dia yang harus pergi?"

Oh iya, ya. Tapi kenapa baru dilirik itu yang diganti? Kan harusnya dari awal saja!

"OKE! LANJOTTT!!"

Dung Tak Dung

Buk Buk

"Telah berulang kali ku coba mengalah. Ternyata sabarku tak berarti untukmu." Suzy melanjut.

"Teganya kau menari diatas tangisanku. Kau permainkanku sesuka hatimu." Rina melanjut. Lebih mainstream, dia menjadikan sapu sebagai micnya.

Taufan menabuk meja lebih keras, "YAK SEMUANYA!"

"SUDAH CUKUP, CUKUP SUDAH! CUKUP SAMPAI DISINI SAJAAA! DARIPADA HATI GEELISAH! CINTAKU KAU BALAS DENGAN DUSTA!"

"SUDAH CUKUP, CUKUP SUDAH! CUKUP SAMPAI DISINI SAJA! DARIPADA BATIN TERSIKSA! LEBIH BAIK KAU PERGI SAJAA!!!!!"

HAHAHA, ADUH! HAHA.
MAAFKAN AKU ANGGOTAKU! AHAHA, AKU TIDAK BISA ISTIRAHAT KALAU BEGINI.

ADUH PERUTKU!

ASTAGHFIRULLAH!! HAHAHA.

MANA ITU SI HALILINTAR IKUT BERNYAYI DAN MEGGENDANG RIA!

Yahhh... Ketahuan kan kalau dia tak se-cool kelihatannya :(

Aku sudah tau. Tapi khawatir sama fansnya. Semoga mereka tidak kecewa melihat sisi lain pangerannya. Kenapa juga ada hal semacam itu disekolahku? 

TBC--

[Sstttt---] (BoBoiBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang