26: TheyTube

226 35 12
                                    

Semakin lama Blaze semakin terkenal. Banyak yang menyarankan untuk membuat akun khusus nyanyiannya di TheyTube.

Kata mereka lumayan, sekalian bisa ngumpulin uang.

Sayangnya Blaze tak menyetujui, bahkan sehabis di bujuk-bujuk oleh kakaknya dia tetap tidak mau.

Blaze hanya ingin bersenang-senang. Menjadikan bakatnya sebagai motivasi untuk orang lain.

Dia tak begitu ingin lebih. Dia juga hanya ingin memperluas tali silaturahminya saja.

Itu katanya.

"APA INIIIII?????"

"Apa lagi? Kurang jelas?" Sensi Hali. Sebenarnya sudah empat kali ia menjelaskan materi gelombang, fisika, kepada Blaze, tapi Blaze dengan tidak sadarnya memancarkan radar ketidak pahamannya terhadap latihan soal yang telah diberikan kepada kami berulang kali.

"Jelas. Siapa bilang tidak jelas?"

"Kalau begitu berhenti mengoceh! Tangan dan otakmu yang seharusnya bekerja, bukan mulut!"

"Terserah aku lah!"

"....."

"Gem, ini bagaimana cara kerjanya?"

Halilintar mendengus. Meremat kertas bukunya.

"OMONG KOSONG!!!"

"WOI, KENAPA TIBA-TIBA KAU MENGUMPAT!?"

"TERSERAH AKU. SOK-SOK AN BISA, NYATANYA TIDAK? KAU HMPPP-- WOI!!!"

"Hahahaha." Tawa Blaze pecah. Berdiri menghindari Halilintar selepas tangannya khilaf menyumpal mulut Halilintar dengan kertas yang berserakan di lantai.

Lebih baik aku pindah ke sofa sebelum dianggap tidak ada dan menjadi polisi tidur oleh mereka berdua.

"Blaze, Ice menelpon!"

"Angkat!"

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Ada apa Ice? Ini aku Gempa. Blaze lagi main Tom and Jerry-an sama Halilintar."

"Hanya mau tanya kunci rumah ditaruh dimana kak."

"Wait, aku tanyain." Ku tutup bagian speaker handphone ini, "Blaze kunci rumahmu dimana?"

"Blaze!!"

"B---"

"Kak. Kak Gempa?"

"Ya?" Ku dekatkan kembali ke telingaku.

"Aku ke rumah kak Gempa saja ya?" Mohon Ice.

"Datang saja."

"Otw."

Tut

Sambungan terputus. Lanjut kerja tugassss!!

BRAK

BUGH

CKIITTT

"GEMPAAA!!"

"......"

Ting ting!

Eh, bunyi lagi. Kali ini siapa? Masih Ice kah yang menelpon?

Tidak. Ini pesan. Blaze sepertinya mengganti notifikasi pesannya sama dengan telepon.

Isinya kosong. Tidak ada apa-apa. Hummm...

Bunyi lagi. Pesan kosong terus saja terkirim. Ini membuatku jengah.

Aku harap bukan lagi dari seseorang yang berniat meneror Blaze

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku harap bukan lagi dari seseorang yang berniat meneror Blaze.

"Dari siapa?" Tiba-tiba saja Blaze sudah ada disampingku. Dengan penasaran ia membuka handphonenya.

"Salah kirim ya?" Gumamnya.

"Entah."

"Abaikan saja." Setelahnya Blaze kembali menjahili Halilintar.

Belum kapok juga rupanya.

TBC--

[Sstttt---] (BoBoiBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang