Kim Dahyun
Kedatangan Park Jihyo dan Jinyoung sama sekali tak menjadi kabar baik bagi perkumpulan itu. Taehyung dan Jungkook masih belum mau ikut bergabung, dan untuk sementara, perkumpulan ini jadi tertunda karena semua anggota harus ada.
Sementara waktu semakin sempit. Memang, mereka tidak diberi batas waktu tertentu, tapi cepat atau lambat, mereka tetap harus siaga. Perkumpulan ini bukan hanya sekedar lelucon, sudah banyak siswa yang telah menjadi korban dan yang paling parah, tidak akan ada yang menyadarinya kecuali siswa The Heaven—bahkan guru pun tidak ada yang tahu. Kalaupun ada yang mengadu, tidak akan ada yang mengingatnya. Mereka seolah menghilang ditelan bumi, tak berbekas.
Merasa jengah melihat situasi yang tak kunjung baik, Dahyun lantas angkat kaki dari sana. "Aku akan mencari Jungkook. Dia urusanku sekarang."
Omong-omong soal Jungkook, sebenarnya Dahyun paling malas jika harus berurusan dengan buntalan berotot satu itu. Dia hanya fokus merawat ototnya saja sedang otaknya jarang dipakai dan bisanya merepotkan orang saja.
Sepanjang perjalanan ke atap sekolah, telinga Dahyun terasa sangat panas karena terus mendengar bisikan-bisikan mengerikan di sekitarnya. Yang paling sulit adalah saat ia harus memasang raut wajah senormal mungkin saat melihat berbagai macam makhluk berwajah busuk dengan bau menyengat. Tidak, ia tidak ingin berurusan dengan mereka lagi, jadi sebisa mungkin ia bersikap seolah-olah ia tidak melihat mereka.
Dahyun menendang pintu atap dengan kuat hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. "Heh, Jungkook! kau serius tidak akan ikut perkumpulan ini, huh?! Kau ingin kita semua mati?!"
Disana, Jungkook yang tengah asik merokok langsung tersedak asap rokoknya sendiri. Ia menatap Dahyun sebal dengan gigi gemeletuk menahan amarah. "Kau bisa tidak datang dengan santai sedikit? Kau tidak melihat aku sedang merokok?!"
Dahyun memutar bola matanya malas. Ia menyilangkan lengannya sembari menatap Jungkook tajam. "Aku tak mau basa-basi, kau pasti tahu sesuatu dengan perkumpulan ini jadi berhenti mengelak, waktu kita tidak banyak."
Jungkook menghela napas. Ia menghisap rokoknya dengan kuat lalu menghembuskan asapnya dengan perlahan. Sebenarnya, saat ia mendapat surat undangan itu, ia sudah menduga kalau ada sesuatu yang tidak beres. Namun sekali lagi, ia tidak ingin terlibat dengan perkumpulan apapun yang menyangkut The Heaven. "Percuma kau mengajakku. Seribu kalipun kau memaksa, aku tetap tidak akan ikut."
Dahyun berdecak, ia berjongkok disisi Jungkook sembari menatap lelaki itu dengan datar tapi penuh intimidasi. "Kita tidak sedang dalam posisi memilih, Jungkook. Kau pikir kau akan selamat jika menolak?"
Jungkook menoleh ke arah Dahyun, menatapnya remeh. "Dan kau pikir kita bisa keluar dengan selamat jika berhasil melakukan misi konyol itu?" balasnya balik bertanya.
Jungkook menyeringai saat melihat Dahyun tidak bisa menjawabnya. "Sudahlah, daripada kita menghabiskan waktu dan tenaga utuk hal semacam itu, lebih baik kita saling menghangatkan di atas ranjang," ujarnya sembari menaik-turunkan alisnya.
"Dasar kelinci mesum!"
Dahyun bangkit berdiri, namun pergelangan tangannya langsung dicekal Jungkook saat ia akan pergi. "Aku tak pernah melakukannya dengan Yeri, kau salah paham."
Dahyun terdiam cukup lama, memori sialannya membuat pikirannya otomatis berputar saat ia memergoki Jungkook yang tengah bercumbu dengan Yeri di perpustakaan. Tapi apa maksudnya perkataannya tadi? Dan kenapa lelaki itu menjelaskan padanya? Memang Dahyun peduli?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heaven
Fanfiction// Note: Disarankan untuk membacanya saat malam hari, supaya feelnya lebih terasa // Status : HIATUS! Highest Rank: [#03. KDH, 16-04-20] [#05. PJY, 13-04-20] [#04. Hidden, 17-03-20] [#07. Bangtantwice] [#11. CTZ, 17-03-20] Kisah delapan orang 'terpi...