#01 Gadis Bermata Sendu

66 4 0
                                    

Cinta. Satu kata yang indah namun kita tidak tahu akhirnya akan seperti apa.

Adira Tishabriella

Hari ini hari selasa. Hari kedua dari hari masuknya anak sekolah. Seperti biasa, Lisya dan Adira sudah berada di dalam kelasnya. Mereka berdua sedang bercakap-cakap entah tentang apa. Tiba-tiba Adira menyadari satu hal.

"Sya, kayanya aku gak bawa bekal deh." ucap Adira.

"Masa sih? Aku juga gak bawa karena mama bangunnya kesiangan, ya udah nanti kita ke kantin aja ya pas jam istirahat." ajak Lisya.

"Tapi..."

"Tenang aja, semua akan baik-baik saja." potong Lisya menyakini Adira.

Adira mengangguk. Dia bukannya tidak berani ke kantin, dia hanya tidak mau bertemu lagi dengan orang-orang yang sudah membuatnya tau apa arti keterlukaan.

———

Kedua sahabat itu kini tengah berjalan santai untuk memasuki kantin, ramai, bahkan sangat ramai. Kedua sahabat itu pun pergi ke salah satu stand makanan, stand makanan yang mereka pilih adalah mie ayam.

"Sya, nanti kita makan di kelas aja ya?" ajak Adira.

"Kenapa emangnya makan di kantin? Sekali-kali lah Dir menghirup udara segar di outdoor." saran Lisya.

"Ya udah kalo kamu gak mau gapapa, biar aku aja yang di kelas." ucap Adira.

"Jangan ngambek dong, cuma bercanda. Ya udah aku ikut kamu deh makan di kelas. Aku tahu kamu gak suka keramaian." ujar Lisya.

Adira tersenyum tipis, dia tak masalah jika Lisya memilih makan di kantin sebenarnya. Betapa beruntungnya bagi Adira memiliki sahabat seperti Lisya yang bisa mengerti dirinya.

Setelah memesan makanan, mereka berdua segera pergi menjauh dari area kantin untuk ke kelasnya. Namun, Adira menyadari ada sebuah dompet yang terjatuh dan pemilik dompet itu adalah seorang lelaki yang sedang berjalan bersama temannya membelakangi dirinya dan juga Lisya. Sontak Adira mengambil dompet itu.

"Kenapa Dir?" tanya Lisya.

"Ini dompet punya orang itu, aku harus ngembaliin dompetnya." ujar Adira sambil menunjuk salah satu dari kedua pemuda yang ada di depannya.

"Hei!" panggil Adira yang membuat kedua pemuda itu menengok dan berhenti sebentar.

Adira berjalan mendekati salah satu dari pemuda itu yang ternyata namanya adalah Faresta Gentadiro dapat dilihat dari nametag di seragamnya.

"Lo manggil kita?" tanya Resta ke Adira.

"Lebih tepatnya manggil kamu. Nih, dompet kamu tadi jatuh." ucap Adira sopan sambil menyodorkan dompet milik Resta.

"Oh iya, makasih." ujar Resta sambil mengambil dompetnya. Tanpa sengaja, Resta mengulum senyum kearah Adira. Sebuah senyuman manis yang mampu membuat para wanita menjerit. 'Tampan.' batin Adira, 'astaghfirullah, kamu ngomong apa Dir? Tidak-tidak kata itu hanya untuk mendefinisikan seorang Eric Deniswira. Tunggu-tunggu Eric?' batin Adira lagi.

"Sama-sama, permisi." pamit Adira.

Setelah punggung Adira dan Lisya menjauh dari kedua pemuda itu, Resta bergumam pelan.

"Mata yang indah." puji Resta.

"Lo muji cewek yang tadi?" tanya temannya yang bernama Elvo, nama lengkapnya adalah Adreno Elvo.

Resta menjawab pertanyaan Elvo dengan senyum tipis.

"Lo tau gak dia siapa?" tanya Elvo ke Resta.

"Manusialah." jawab Resta seadanya.

Introvert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang